INHIL

Harimau Tewaskan Warga Inhil Akan Berhadapan Dengan Sniper?

PILARBANGSANEWS. COM. INDRAGIRI HILIR,– Bonita si Datuk Muda julukan diberikan kepada Harimau Sumatera (nama Latinnya Panthera tigris sumatrae) telah menerkam hingga tewas dua orang warga Di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, kini semakin terkenal bahkan telah mengglobal. Berita kepiawaian si Datuk muda berburu dan menewaskan 2 orang manusia menjadi viral setelah media Online, media elektronik, dan surat kabar serta para Facebooker memberitakan si Bonita.

Kini Kepala BBKSDA Riau Suharyono, masih mencari solusi untuk menangani tingkah si Bonita yang kini telah berubah tingkah dan kebiasaan. Bonita telah dihinggapi inhabituasi, sebuah istilah bagi perilaku bagi binatang buas yang merasa tak terusik atas kebaradaan manusia. Tapi pada saat saat tertentu bisa melakukan penyerangan dengan menerkap mangsanya.

Baca juga berita terkait klik disini;

Kisah Inyiak Balang Sebelum Menerkam Mati Yusri Efendi

Solusi yang sedang dicari bagaimana dan apa yang bakal dilakukan terhadap si Bonita? Untuk ini diadakan pertemuan , di Aula Kantor PT THIP Simpang Kanan Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir, Rabu, 14/3/2018.

Pertemuan yang digagas oleh Kapolres Indragiri Hilir AKBP. Christian Rony, S.I.K., M.H., tersebut juga dihadiri oleh PJS. Bupati Indragiri Hilir H. Rudyanto, S.H., M.Si. dan unsur Forkompimda Indragiri Hilir lainnya. Hadir juga pegiat konservasi lingkungan seperti WWF.

Baca juga ini;

Harimau Yang Terkam 2 Warga Inhil Tewas Seprtinya Enggan Kehabitatnya

Suharyono membeberkan bahwa perilaku Bonita itu sudah dipantau sejak tahun 2017. Perilaku Bonita dinilai sudah menyimpang, berbeda dengan perilaku harimau pada umumnya. Proses evakuasi saat ini, sudah masuk pada tahap ketiga. Tahap pertama hanya dengan box trap dan umpan. Tahap kedua umpan sudah ditambah dengan obat bius yang dipasang pada umpan. Kedua tahap ini belum memberikan hasil yang signifikan. Sedangkan pada tahap ketiga, tim akan dilengkapi dengan peluru tajam untuk melumpuhkan.

Mengapa masih tetap memilih tindakan dilumpuhkan sementara si Datuak muda telah menewaskan manusia, bukankah hutang nyawa dibayar nyawa? Kan begitu janji dizaman saisuak (ah ini hanyalah sebuah legenda dari Redaktur, mohon diabaikan infonya hoax hanya sekedar nambah nambah bahwa Carita itu dulu memang ada)

Ya benar…., tapi itu bukan berarti BKSDA lebih mengutamakan harimau dan mengenyampingkan warga. Itu dilakukan karena individu atau Bonita, akan diobservasi. Perilaku menyimpang seperti Bonita, ternyata juga dijumpai di daerah konflik harimau lainnya. Perilaku yang umum adalah harimau takut dengan manusia dan selalu beraktifitas di malam hari. Pada Bonita hal tersebut adalah kebalikannya.

Diakhir pertemuan, forum menyepakati usulan Kapolres, untuk membentuk Posko Siaga, yang dilengkapi dengan penembak jitu. (HP-yy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *