Artikel

RANDANG LELE DAN LELE BALADO (Oleh; Syahrefa Syam S.SosI)

DASAR PEMIKIRAN
Sumatera Barat atau biasa kita kenal dengan sebutan Ranah Minang merupakan daerah yang kuat akan ke Islamannya, tokoh yang paling terkenal adalah Bung Hatta dan Buya Hamka. Mayoritas masyarakatnya yang suka merantau merupakan ciri yang khas dari masyarakat Minang. Selain itu dari Minang juga dikenal dengan kulinernya. Beberapa jenis masakan Padang yang biasa tersedia di restoran atau rumah makan adalah rendang, Dendeng Balado, Gulai Gajebo, Soto Padang dan Gulai Kepala Ikan disertai Samba Lado.

Rendang berada pada posisi teratas, masakan ini telah dikenal secara luas oleh masyarakat dalam dan luar negeri. Bahkan pada tahun lalu, rendang menjadi kuliner terenak di dunia versi situs berita CNN. Ternyata situs itu kembali merilis makanan terenak di dunia pada 2017 dan rendang menjadi nomor satu lagi.

Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok,yaitu:

Daging, merupakan lambang dari “Niniak Mamak” (para pemimpin Suku adat)

Karambia (kelapa), merupakan lambang “Cadiak Pandai” (kaum Intelektual)

Lado (cabai), merupakan lambang “Alim Ulama” yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.

Inilah salah satu dasar pengelolaan dan pemanfataan Lele Organik dengan nama usaha Randang Lele dan Lele Balado. Pada intinya tujuan membuat pengelolaan dan pemanfaatan Lele Organik ini dalam bentuk usaha Rendang Lele dan Lele Balado ini adalah untuk mempromosikan bahwa masakan berbahan Lele Organik tersebut aman, harganya yang terjangkau, mempunyai kandungan gizi yang banyak dan sangat bermanfaat bagi kesehatan dengan kandungan protein yang tinggi dalam daging lele sehingga menjadi salah satu pilihan dalam lauk pauk masyarakat.

TUJUAN
Mengangkat dan memperkenalkan sajian kuliner asli Ranah Minang kepada masyarakat luas.
Membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda dan masyarakat yang berjiwa enterpreneur.

Menjadikan Randang Lele dan Lele Balado sebagai bisnis yang profitable, menjadikan Randang Lele dan Lele Balado sebagai bisnis sosial yang diharapkan dapat menjadikan Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan dikenal secara luas.

ANALISIS SWOT

Strenght
Inovatif
Konsep Original
Membuka lapangan kerja baru.
Kualitas produk terjamin
Proses pembuatannya mudah dan sederhana

Weakness
Harga bahan baku yang relatif tidak menentu
Usaha ini tidak dapat bertahan lama karna pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia atau bahan pengawet
Produk yang belum relatif dikenal masyarakat.

Opportunities
Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan
Bahan baku yang mudah didapatkan
Daya beli masyarakat terhadap makanan relatif tinggi
Banyak orang yang menyukai randang dan makanan balado
Memberikan keuntungan yang cukup besar.

Threath
Persaingan dalam pemasaran Adanya produk yang sejenis.

TARGET PASAR
Konsep original yang di usung Randang Lele dan Lele Balado mempresentasikan sebagai produk inovatif yang menyasar semua kalangan target pasar. Terbukti produk yang baru ini dengan surag beredarnya di wilayah Sumatera Barat dan Luar Sumatera Barat seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Jawab Barat dan Pekanbaru.

Baca juga;

Syahrefa Syam S.SosI Sarjana Pelopor Pessel Kembangkan Serta Ciptakan Kuliner Dari Ikan Lele

KOMPETITOR
Usaha ini merupakan usaha pertama yang sangat praktis di Batang Kapas Pesisir Selatan yang bisa memanfaatkan lahan yang sedikit serta tidak adanya pencemarah lingkungan. Adapun limbah dari budidaya Lele Organik ini dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk tanaman. Hal inilah yang menambah nilai tambah bagi usaha ini.

MARKETING MIX
Produk yang disediakan oleh Randang Lele dan Lele Balado dikemas dalam plastik dengan desain yang menarik. Setiap kemasan dengan ukuran 250g, 500g dan 1000g.

Harga
Harga yang ditawarkan kepada konsumen Randang Lele dan Lele Balado adalah Rp. 30.000,-/250g , Rp. 60.000,-/500g dan Rp. 120.000,-/1000g.

Promosi
Promosi yang telah dilakukan melalui situs jejaring sosial, pembuatan pamflet dan poster yang disebar di area strategis dan promosi dari mulut ke mulut.

Catatan Redaksi; Syahrefa Syam S.SosI adalah finalis Sarjana Pelopor Provinsi SUMBAR, Tulisan ini salah satu syarat yang akan dipresentasikannya dihadapan Tim Penilai Sarjana Pelopor SUMBAR Minggu (5/8)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *