TUNGGUIN ZALIKA YA OPA…
PILARBANGSANEWS.COM.
“Opa.. Opa jangan pulang kampung dulu. Opa dan oma di Pakanbaru aja nungguin Zalika. Biarlah Opa gak pergi ke rumah sakit tempat Zalika dirawat, tidak mengapa asal opa tidak pulang kampung, kalau dapat tungguin Zalika ya opa,” kata cucu ambo dalam komunikasi imajinernya basama ambo sebentar ini.
Nama gadis yang masih bayi Sirah, itu baru malam kemaren didapat dan disepakati oleh bundanya Tutri Reski Nadia dan ayahnya Shabeq Yovino Harzi.
Tidak mudah memberi nama anak, berbulan bulan tak kelar kelar, stelah lahir si baby masih juga belum kelar mungkin karena kami fokus terhadap kondisi kesehatan Zalika.
Seperti diungkapkan pada postingan ambo sebelumnya, Zalika lahir dengan penyakit bawaannya dalam kandungan. Dia divonis sebagai bayi yang menderita Hidrosefalus oleh dokter kandungan.
Zalika harus dikeluarkan dari kandungan ibunya meski belum cukup bulan. Sebab kalau dibiarkan lama lama dan tunggu sampai kesempurnaan masa kehamilan, menurut dokter ahli kandungan sangat berbahaya bagi pertumbuhan otak sijanin.
Atas advis dokter itu Zalika dikeluarkan dari dalam kandungan bundanya lewat operasi Caesar pada Kamis pagi (10/8).
Pada hari Jum’at malam sekitar pukul 19.00 WIB, Zalika dioperasi untuk mengeluarkan air di kepalanya. Operasi berhasil Zalika dimasukkan ke kamar ICU untuk perawatan lebih lanjut.
Kini Zalika masih berada di ICU, ambo tak tahan melihat bayi mungil itu lama lama. Pagi ini ambo tidak ikut membesuk Zalika yang tengah berjuang melawan rasa sakitnya sehabis oparasi.
“Opa Zalika tahu, bahwa opa lagi menangis membuat tulisan ini.. Jangan nangis Opa. Zalika mampu menghadapi semua ini. Sabar, sabar dan opa berdoa sajalah untuk pemulihan Zalika.” bujuk cucu ambo yang lagi terbaring di kamar ICU itu.
“Iya.., opa gak nangis lagi, opa juga berusaha untuk tidak mengeluarkan air mata. Tapi aie mata lelaki menjelang gaek ini tak bisa terbendung Zalika. Opa gak tahan memikirkan nasib kamu terbaring disana.”
“Opa.., tau enggak. Zalika tidak merasa sakit lho.. Walaupun batok kepala Zalika itu sudah ditembus untuk pemasangan selang khusus mengeluarkan cairan, tidak ada rasa sakit opa, walupun juga kini tangan kecil Zalika ditusuk jarum infus. Cuma rasa digigit semut aja.”
“Jadi Zalika tidak merasa sakit?”
“Iya benar opa. Zalika gak merasa sakit. Apa opa lupa dulu abak buyut pernah kan cerita, opa juga pernah dioperasi waktu opa masih bayi?”
“Ow ya. Pernah tangan opa patah juga di oparasi.”
“Sakit apa gak?”
“Ya opa gak tahu karena opa masih baby saat itu.”
“Apa bedanya opa dengan Zalika saat ini.”
“Opa harus yakin bahwa Zalika bisa menjalani semua ini. Tolong opa kasih tahu bunda, ayah, Nenek, Uwo, Oma, papi Doli, papi Fajar, papi Genta, papa Shahum, Mama Miza Maida, kak Uwa, Uda Rafa, Nenek Imai, Kakek Darsam Nenek Yenni Utoro dan seluruh keluarga besar di Batang Kapeh Pessel dan Keluarga besar di Koto Merapak, IV Angkek Bukittinggi. Bahwa Zalika INSYA ALLAH CEPAT SEMBUH DAN MENJADI ANAK YANG BISA BERBAKTI KEPADA KELUARGA NUSA DAN BANGSA. Dan Opa harus yakin itu.”
“Aamiin YRA”, ambo hanya bisa berdoa semoga cucu ambo lekas sembuh dan Ambo pun kini tak berniat lagi untuk pulang kampung sebelum cucu ambo diperbolehkan pulang oleh tim dokter yang merawatnya.