”ZALIKA PULANG WAK LAI NAK” (bahagian 8)
Sore kamare Sabtu (19/8) kami kerumah sakik membusuk Zalika. Biasanya pagi pagi ayah dan bunda Zalika, datang membesuk, tapi pagi kemaren karena kondisi fisik Zalika sudah mulai membaik, ditambah ayah dan bundanya ada keperluan lain, sehingga tidak dapat membesuk pada pagi hari dan tepaksa jadwal besuk dilakukan sorenya.
Si pemilik mata Korea itu kami dapati sedang bangun. Matanya melek, bola mata si debay berputar putar mencari sesuatu, mungkin dia sedang mencari cari dimana bunda dan ayahnya dari pagi tidak kelihatan.
Uwo (Kakek dari Zalika papa dari bundanya) melihat cucunya bangun, mencoba memanggil manggil dari balik jendela kaca ruangan NICU itu.
” Oi.. Oii. Oii….Oi…” kata si Uwo yang berumur 73 tahun, baru ini memiliki cucu. Tapi yang dipanggil tak menyahut mungkin tak mendengar, kalaupun mendengar mungkin tak akan bisa menjawab karena sang cucu baru berumur 15 hari.
Si nenek (ibu dari bundanya) yang belakangan masuk ke ruang NICU, begitu nampak cucunya membuka mata langsung bicara;
“Nde lah nyalang matonyo. Lakeh nak pulang wak lai. Lakeh lah nak. Capek nak pulang lai,” kata si nenek yang tak sadar bahwa cucunya masih belum sembuh total namun telah mengajak cucunya bicara seperti balita yang sudah pandai berlarian. Begitu rupanya seseorang yang sedang gembira bisa mengucapkan sesuatu tanpa sadar lingkungan dan kondisi seperti apa.
Sore kameren perasaan kami semuanya bertambah senang dan lega melihat perkembangan fisik Zalika hari demi hari yang semakin sehat.
Pada tulisan sebelumnya. Saya menyebutkan bahwa cucu ambo mengalami kekurangan albumin dalam tubuhnya. Ambo janji akan menulis bagaimana keterangan dokter terkait albumin itu.
Setelah dokter spesial yang bertubuh pendek itu tapi dia memiliki otak yang panjang (cerdas) memeriksa si debay.
“Wah udah mendingan ini. Pembekakkan pada perut dan betis sudah mulai mengecil.” kata dokter itu.
Alhamdulillahirobill‘alamin…
Cucu ambo bertambah sehat fisiknya. Kepala yang dioperasi Hidrosefalus kata dokter spesialis bedah saraf sudah gak masalah lagi. Untuk hal operasi kepala Zalika sudah direkomendasikan untuk pulang.
Apa itu albumin?
Banyak pasien disebut dokter bahwa dia kekurangan albumin. Tapi pasien belum faham pengertian albumin. Menurut Dr.dr. Nurpuji Astuti Daud, MPH,SpGK, albumin adalah plasma protein tubuh yang jumlahnya bisa mencapai separuh dari totalprotein tubuh.
Albumin sebagai plasma protein, memiliki banyak manfaat, fungsi dan peranan. Yakni, sebagai enzim, menjaga kekebalan tubuh maupun sebagai penyusun struktur sel. Kekurangan albumin bisa menyebabkan tekanan osmotik darah turun, mengakibatkan pembengkakan, sistem kekebalan tubuh turun dan sebagainya.
Para dokter sering menyarankan pasiennya seperti penderita Kanker, Stroke, Gagal Ginjal, Diabetes Mellitus atau bahkan yang baru melaksanakan Operasi, untuk mengkonsumsi albumin. Dan yang ada di rumah sakit kebanyakan adalah infus albumin, yang harganya cukup mahal per botolnya.
“Memang benar sehat itu mahal…. Maka itu jaga kesahatan opa. Opa gak boleh merokok lagi. Opa harus setop merokok ya opa ” ujar Zalika mengingatkan ambo dalam pesan imajinernya.
Peringatan Zalika sama dengan peringatan dari si Uwa ( Qurrata A’yun Shahumi Harzi) cucu ambo nan gadang.
Peringatan untuk tidak merokok logi. Tapi itu belum bisa. Opanya untuk hal nan ciek ini memang bandel.. Heheheh