Zalika....

​Zalika Kehilangan Rasa Lapar Akibat  Syaraf Laparnya Terganggu Hidrosefalus ?? (Bag 25)


PILARBANGSANEWS. COM.PEKANBARU,-

Hari  Kamis 12 Oktober 2017 sekitar pukul 14:30 WIB, Zalika  sudah dipindahkan dari UGD ke ruang perawatan di lantai IV RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. 

Sejak dini hari kemaren sampai dini hari Jum’at 13 Oktober 2017, telah berkali-kali dan tak sempat lagi kami menghitung berapa kali  si debay mengeluarkan muntahnya berwarna hijau.

Siang kemaren sekitar pukul 15:00 Wib, Zalika diperiksa oleh Dokter Dedi Satria Putra. Dokter  setelah menamatkan pendidikan  spesialis anak, dia tambah lagi pendidikannya,  jadilah dia sebagai seorang dokter super spesialis pencernaan  bayi dan anak yang ada di RSUD Arifin Achmad.

Diagnosa sementara dari dr Dedi terkait kenapa Zalika muntah muntah, diduga   kekebalan tubuhnya terinspeksi. 


Baca juga tulisan sebelumnya;

13 Jam Di Rumah, Zalika Masuk Lagi Ke Rumah Sakit (bag 24)

Wah…., terinspeksi? Dokter belum menyebutkan penyebabnya. Namun tindakan medis Sementara yang dilakukan terhadap cucu saya ini segara diambil oleh dokter Dedi.  Diperintahkan  perawat membersihan lambung zalika dengan cera memasukkan Na Cl melalui selang langsung ke lambung.

                  ooOoo

Senja kemaren sehabis Magrib dokter jaga melakukan visite ke ruangan perawatan Zalika. Usai dokter jaga itu memeriksa kondisi perut pasiennya dengan stateskopnya,    dia bertanya kepada bunda Zalika;  “Berapa kali muntahnya Bu? Kemudian ada keluhan lain, Bu?

“Ini dok kepala Zalika bahagian belakang persis dekat kran kontrol VP Shunt  kelihatan agak bengkak,” ujar Tutri bunda Zalika.

“O ya ya…, nanti saya kasih tahu dokter Tondi,” jawab dokter jaga cantik berusia dibawah 40 th itu setelah dia ikut mengamati dan meraba kepala Zalika yang bengkak persis dekat kran kontrol yang terpasang di bagian kepala belakang dekat pangkal telinganya.

Kemudian dokter itu keluar dari ruangan perawatan  Zalika , selang beberapa menit kemudian dokter jaga itu masuk lagi membawa sebuah kamera HP. “Saya disuruh Dr Tondi untuk memfoto kepala si dedek,  minta dikirim kan fotonya,” kata dokter berkulit kuning Langsat itu.  

Dr Tondi ahli bedah syaraf  yang menangani tindakan operatif Hidrosefalus yang diderita Zalika,  setelah mendapat kiriman foto  dari dokter jaga, dia datang melalukan Visite tadi malam. Luar biasa dokter yang satu ini dalam melaksanakan janji profesinya, jarang mungkin seorang dokter super spesialis melakukan visite terhadap pasiennya pada jam jam diluar dinas, tapi Dr Tondi melakukannya terhadap cucu ambo. Mksh  ya dok.. Sayangnya ketika  dokter Tondi visite saya kebawah sehingga  tidak ketemu dengan dokter ahli bedah Syaraf yang pernah melarang saya mengambil fotonya sekadar untuk dokumentasi ini.

Tadi malam kepala Zalika dibalut perban elastis, tujuannya mungkin untuk mengurangi pembekakan pada bahagian yang terpasang VP Shunt itu.

“Pa…, kata Dr Tondi, diperkirakan syaraf lapar Zalika terganggu akibat Hidrosefalus itu.” ujar Tutri kepada saya setelah dokter Tondi melakukan Visite ke kamar Zalika.

“Trus…, kalau tergangu akibatnya apa?”

“Akibatnya, Zalika tidak merasa lapar, makanya Zalika itu pertumbuhan fisiknya agak lamban tidak seperti bayi normal lainnya,” jawab Tutri.

“Dokter Tondi bilang itu, apa karena menjawab pertanyaan Tutri?”

“Nggak pa, Tutri gak ada tanya, cuma pak Dokter itu saja yang bilang,” kata Tutri.
“Oooo….,” saya melengo tanda saya tak mengerti.

Kenyataannya sebelum Zalika menjalani operasi,  isapannya cukup kuat kalau negodot mimik.  Malahan sering menangis jika air susu bunda terasa kurang dan tak kenyang.

Pertumbuhan Zalika sejak lahir sampai pelaksanaan operasi kedua kemaren memang terasa agak lamban, menurut asumsi saya hal itu bukan karena Zalika  tidak punya selera makan, tapi akibat Hidrosefalus itu yang membuat tumbuh kembangnya tidak signifikan.

Namun entahlah saya bukan ahli dalam Maslah gizi dan pertumbuhan bayi. Saya hanya pandai menulis. Pernyataan saya itu hanya hasil pengamatan selintas saja, tentu tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah… Wong bukan dokter kok.. Hehehe.

Pagi ini hari Jum’at 13 Oktober 2017, Zalika nampak lemah, dia tak diberi ASI sejak sore kemaren, hanya infus satu satunya cairan yang masuk ke tubuhnya,  disamping Na Cl yang dimasukkan kedalam lambung Zalika yang gunanya untuk pembersihan  lambungnya itu.

Pagi tadi juga sekitar pukul 5:35 WIB, tangan kanan Zalika udem (membengkak) itu tandanya infus tidak jalan melalui Vena tapi merembas ke jaringan yang membuat tangan Zalika membengkak.

Sampai tulisan ini saya posting pukul 6:50 WIB para suster masih berusaha mencari Vena agar infus ditubuh Zalika terpasang kembali.

Tak ada tangis yang keras ketika jarum itu telah berkali-kali ditusukkan  oleh perawat, seolah olah Zalika ogah untuk mengeluarkan suara, karena letihkah???

Kamu kuat cucu ku. Bertahan terus dan bertahan….. Setumpuk asa tergayut kepadaNya, tangis dan senyumnya menyapu rasa duka ini…
Aamiin YRA…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *