Catatan Perjalanan Ke Jepang

Harga Nasi Putih Sebesar Tinju Beby Di Jepang Sekitar Rp 18 Ribu (bag 3)


PILARBANGSANEWS. COM. TOKYO

Hari Senin 23 Oktober 2017, hari pertama  kegiatan kami mengikuti trainee yang disponsori oleh JICA (Japan International Cooperation Agency).

Tepat pukul 09.00 waktu jepang, petugas dari JICA menjemput kami, dengan menggunakan bus hotel kami  tiba di gedung pertemuan JICA pukul 09.15. Tepat pada 09.20 briefing dimulai,  dipimpin oleh Mr.NAGAHASHI salah seorang petinggi di JICA 

Foto bersama Mr. NAGAHASHI 

Mr.NAGAHASHI dalam briefing itu menyampaikan terkait  kegiatan dan jadwal kami selama mengikuti trainee di jepang selama 7 hari..
Sementara  anggota JICA lainnya,  menyampaikan serta memberikan asuransi kesehatan kepada kami selama berada di jepang dan itu sudah menjadi tanggungjawab JICA sebagai penyelenggara kegiatan ini. Pihak JICA sekaligus memberikan sebuah ATM untuk biaya memenuhi kebutuhan sehari-hari kami selama berada di jepang.

JICA memberikan ATM agar kami bisa bebas memilih menu. Orang Jepang tahu bahwa selara dan lidah  Indonesia sulit diajak beradaptasi dengan dunia baru (masakan baru apalagi saya adalah si Padang dari Taluak Batang Kapeh Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terkenal dengan Uwok Taung  Sambal lado kiacaknya: hehehhe)

Santai cari angin di Hotel Shinjuku Washington Hotel di Tokyo


Tepat pada jam 12.30-14.00 jadwal makan siang di kantin JICA Tokyo. Kami beli nasi putih tak lebih dari sebesar   tinju baby harganya 116 yen atau jika dikurs ke uang rupiah Rp 16.000,-

Tepat jam 14.00 kami masuk kembali ke kelas 304 di lantai 3 gedung pertemuan JICA. Selama 2 jam pihak JIPA (Japan Intellectual Property Asiassocet) berdiskusi dengan PPNS KI (Penyidik Pegawai Negeri Sipil- Kekayaan Intelektual) dalam penyampaiannya bagaimana upaya perusahaan dalam penanggulangan barang palsu/bajakan.

Dalam diskusi ini pihak JIPA mengajukan permohonan tentang rencana tindakan sistem kekayaan intelektual ASEAN..dalam hal ini pihak JIPA meminta agar adanya perlindungan merek terkenal hanya di luar negeri serta JIPA menerapkan sistem desain industri rahasia.
Baca laporan sebelum;

​Catatan Ringan Perjalanan Trainee Desmawati SH MH ke Jepang (Bag 2)


Jadi pihak JIPA minta kerjasama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sebagai instansi terkait dan PPNS KI sebagai penegak hukumnya agar bersinergi dalam perlindungan hak-hak kekayaan intelektual dan perlindungan hukumnya.

JIPA mempunyai cabang perusahaan yg terkenal di indonesia.

JIPA adalah Badan Kerjasama Internasional Jepang atau yang lebih sering dikenal sebagai JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) adalah sebuah lembaga yang didirikan pemerintah Jepang untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang. Lembaga ini berada di bawah kekuasan Departemen Luar Negeri dan didirikan pada Agustus 1974. Lembaga ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama internasional Jepang dengan negara-negara lain. Termasuk trainee yang tengah kami ikuti ini.

Pada 1 Oktober 2003 lembaga ini dijadikan sebuah institusi administrasi yang mandiri.

 Tepat jam 16.00 kami kembali diantar ke hotel oleh pihak JICA. Untuk rehat malam. Sekarang trainee hari kedua sedang saya ikuti bersama teman teman yang seluruh 14 orang itu.
Bersambung…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *