Di Jepang Tidak Ada Pasar Kawe Semua Barang Dijamin Original (bag:8)
PILARBANGSANEWS.COM. TOKYO,-
Ada sesuatu nampaknya yang perlu diterapkan , meski kedudukan mereka cukup tinggi disebuah lembaga seperti JIKA, tapi mereka tidak memakai mobil datang ke kampus. Mereka menggunakan kereta listrik bawah tanah.
Berdesa-desakan diatas trem listrik..
Orang Jepang selain pekerja keras, ulet serta rajin dan On time, mereka adalah bangsa yang pandai berhemat. Itu buktinya, mereka menghindari penggunaan mobil pribadi untuk pergi ke kantor. Moda transportasi lainnya bis dan taxi. Warga Jepang mungkin karena banyak yang menggunakan moda transportasi kereta listrik maka stasiun kereta bawah tanah pada jam jam pulang kerja selalu membludak dan berdesakan.
Baca catatan sebelumnya klik disini;
Sore itu Rabu 26 Oktober 2017, Stasiun odakyu sangat rame sekali karena bertepatan pada orang pulang kerja. Saya dan teman teman dari hotel mimilih jalan kaki, sambil menelusuri pusat perbelanjaan Odakyu karena kami pengen tahu pelosok-pelosok kota Shinjuku.
Sebanarnya jarak hotel ke Odakyu lumayan jauh, namun kami tidak menyerah untuk sampai ke tempat yang kami tuju. Alhamdulillah kami sampai juga meskipun kami harus tanya sana sini ditambah melihat peta untuk sampai ke tempat tujuan.
Setiba di odakyu kami keliling-keliling terlebih dahulu sambil melihat mana barang yang bagus dan harga terjangkau.
Harga barang di Jepang mahal mahal dibanding harga barang sama di negara kita. Meskipun Jepang negara penghasil barang elektronik, jangan dikira murah harganya disini. Semua mutu dan kualitas barang elektronik dijamin original, di Jepang tidak ada pasar kawe, polisi Jepang akan bertindak tegas jika menemukan barang tiruan. Hal ini dilakukan karena Pemerintah Jepang menjaga HKI ( Hak Kekayaan Intelektual) warga negaranya.
Setelah puas keliling-keliling kota Odakyu, perut pun terasa lapar, kami mampir dulu di MCdonald untuk beli makanan. Saya suka ragu dengan makanan disana. Keraguan itu membuat saya harus ekstra hati-hati memilih makanan yang harus dikonsumsi. Di MCdonal saya membeli kentang dan minum coca cola saja untuk mengganjal perut yang lapar.
Dengan bekal makanan itu kami keliling lagi sambil menikmati indahnya kota jepang nan bersih dari sampah. Warga Jepang yang sangat disiplin itu mwbuang sampah selalu pada tempat-temoat yang telah disediakan.
Bagaimana kalau ada sampah sisa makanan sementara bak sampah tidak belum ditemukan?
“Ya dijinjing dulu sampai ketemu bak sampah untuk membuangnya,” begitu salah seorang warga disana saya tanya dalam bahasa Inggrisnya terbata bata.
Odakyu sebagai pusat perbelanjaan, sangat ramai sore itu, terletak di kota Shibuya. Kalau sempat terpisah dari kawan-kawan mungkin susah untuk ketemu kembali saking rame nya pengunjung dari berbagai negara.
Puas menikmati kota Shibayu dengan pusat perbelanjaannya Odakyu dan setelah yang dicari kami peroleh, kami yang jumlah 4 orang ke kota Shibayu yang lain jalan jalannya ke kota Akhihabra, siap-siap untuk pulang dan istirahat. Kami pulang jalan kaki taletai-letai dari stasiun menuju tempat kami menginap di Shinjuku Washington hotel.
Bersambung…….