.

Kapolres Yang Diisukan Akan Mengkriminalisasi Ulama Itu Kini Justru Berbaur Dengan Berbagai Kalangan

PILARBANGSANEWS. COM. SOLOK,– Mungkin ada yang masih ingat dengan  dr Fiera Lovita, seorang dokter di Solok, Sumatera Barat. Dia  mengaku terancam hidupnya setelah memposting status di Facebook menyindir Rizieq Shihab.

Kasus ini sempat jadi hebah dan tak urung bahkan menarik perhatian Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian. Implikasinya berdampak  terhadap jabatan  kapolres Solok Kota  saat itu yang sedang dijabat  AKBP Susmelawati Rosya dimutasi oleh Kapolri, digantikan oleh Dony Setiawan.

.

Peristiwa itu  belum genap lima bulan, Polres Solok Kota di bawah komando AKBP Dony Setiawan. Banyak kalangan saat itu meramal  Dony tak akan berhasil menarik perhatian warga Solok. Perwira menengah Polisi ini dikirim ke Solok diisukan akan mengkriminalisasi ulama.

Ternyata dugaan itu meleset, dia  bisa membaur dengan seluruh elemen masyarakat di wilayah hukumnya. Berbagai inovasi dan gagasan telah  dilakukan, mampu mengambil hati masyarakat Kota Solok dan Kabupaten Solok. Sejumlah elemen masyarakat mulai merasakan, bahwa kehadiran Dony tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, Dony mampu memberi nuansa tentram, bahkan di kalangan ulama Kota Solok dan Kabupaten Solok. Alhasil, Dony Setiawan kini mulai memetik simpati dari warga bareh solok yang tanamo itu.

Khusus untuk golongan agama di Kota Solok dan wilayah hukumnya di Kabupaten Solok, Polres Solok Kota memberi perhatian sangat khusus. Mereka bahkan sudah beberapa kali diundang ke Mapolres Solok Kota untuk berdiskusi tentang arah dan menciptakan nuansa religius. Bahkan, kemarin (26/10), Polres Solok Kota menjalin kerja sama dalam bentuk penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solok untuk memaksimalkan peran Da’i Kamtibmas. MoU juga dijalin dengan Dinas Sosial dan Satpol Pamong Praja Kota Solok terkait penanganan preman dan premanisme serta Penyakit Masyarakat (Pekat) di Kota Solok.

Penandatanganan MoU itu dihadiri langsung oleh Walikota Solok Zul Elfian, Wakil Walikota Solok Reinier, Waka Polres Solok Kota Kompol Sumintak, Kasi Bimas Kemenag Kota Solok Afrizen, Personel Polres Solok Kota, Bhabin Kamtibmas, Kepala OPD Pemko Solok, Ketua LKAAM, Bundo Kandung, para Da’i, dan undangan lainnya.

Kapolres Solok Kota AKBP Dony Setiawan dalam sambutannya menyampaikan penandatanganan MoU ini merupakan gagasan dan inovasi untuk mendukung suasana agamis dan beradat di Solok. Sesuai dengan prinsip Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah yang menjadi pegangan masyarakat Minangkabau.

“Dengan MoU ini, diharapkan nilai-nilai positif masyarakat Minangkabau akan memberikan kontribusi positif dalam kehidupan di Kota Solok dan Sumbar. MoU ini juga diharapkan membuat masyarakat seayun selangkah, saciok bak ayam, sadanciang bak basi, dalam bingkai Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah,” ujar Dony menirukan bahasa Minang dengan cukup fasih di hadapan hadirin.

Dony juga berharap seluruh elemen untuk bahu-membahu dalam melaksanakan pemberantasan penyakit masyarakat dan penertiban terhadap tempat hiburan malam yang beroperasi yang tidak sesuai dengan ketentuan Perda yang ada. Menurutnya, lahirnya sebuah ide atau inovasi, karena ada keyakinan akan bisa menjadi sebuah solusi mewujudkan daerah agamis dan bebas dari penyakit masyarakat.

“Momentum ini lahir dan terpancar dari semangat yang telah diperlihatkan oleh para ulama dan Da’i di Kota Solok. Dalam upaya membantu pemerintah dalam mewujudkan Kota Solok yang bersih dari perbuatan maksiat dan segala bentuk penyakit masyarakat (Pekat),” ujar Dony Setiawan.

Dony juga mengapresiasi kepedulian yang telah diberikan oleh para ulama dan Da’i Kota Solok, dan pemuka agama lainnya dalam membangun Kota Solok tanpa pamrih. Menurutnya, ini merupakan sebuah perjuangan yang tiada nilainya, dan layak dijadikan motivasi dan menjadi contoh bagi para pemangku kepentingan.

“Dengan telah ditandatanganinya MoU ini, kita harapkan para ulama dan Da’i, mendapatkan perhatian lebih serius dari pemerintah daerah, baik moril atau pun materil. Apresiasi untuk Pemko Solok karena telah menjadi satu-satunya daerah tingkat dua yang pertama memunculkan inovasi ini. Selain itu juga telah menganggarkan dana dalam APBD untuk mensejahterakan para pemuka agama,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Solok Reinier mengatakan Pemko Solok mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan oleh Kapolres Solok Kota. Menurut Reinier, ini merupakan sebuah gagasan yang akan menjadi solusi dalam upaya mewujudkan Kota Solok menjadi Kota Beras Serambi Madinah.

“Hal ini akan menjadi catatan sejarah di Kota Solok, karena MoU yang ditandatangani itu merupakan pertama kali terjadi di Kota Solok. Yakni dalam rangka mewujudkan masyarakat Kota Solok yang aman, nyaman, dan sejahtera. Kepada seluruh OPD terkait, agar MoU yang telah kita tuangkan itu, jangan hanya menjadi retorika belaka. Tapi harus diwujudkan,” harap Reinier. (rijal islamy)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *