LisdaPendidikan

Lisda Rawdha : Membaca Adalah Mesin Pendorong Meningkat Kualitas Masyarakat

PILARBANGSANEWS. COM. PAINAN,– Sudah terlalu sibuk dengan seabrak kegiatan, mulai dari Ketua TP-PKK, Ketua IPEMI, Ketua Majelis Ta’lim, Ketua Yayasan DMD  dan banyak lagi Jabatan ketua disandangnya, kini dia  Lisda Rawdha ditambah lagi beban kerja ke pundaknya  sebagai Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam hal ini Lisda tak pernah menolak. “Sebuah kepercayaan yang diberikan berat rasanya jika berbasi basi ditolak. Ya ambo terima aja. Itu tandanya sebuah kehormatan,” katanya.


Sebagai istri orang nomor one di Pesisir Selatan,  Lisda Rawdha kini tidak hanya disibukkan dengan segudang jabatan ketua, dia juga kini telah menyasar ke organisasi jurnalistik, sebagai Penasehat di IWO Pessel, terakhir sebagai Penasehat pada SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) SUMBAR. 

Bagi wanita yang pernah jadi pramugari pesawat kepresidenan ini, semua jabatan organisasi itu tidak membuat dirinya sibuk, kini yang membikin dia kadang tak sempat hadir melakukan kegiatan kemasyarakatan di Pessel adalah keharusan untuk mengikuti perkuliahan program Doktor di UNP (Universitas Negeri Padang)


“Untuk setahun ini ambo banyak tak sempat menghadiri undangan pertemuan terutama pertemuan/pengajian ibu ibu majalis taklim. Sebab kuliah di UNP tak bisa seenaknya minta izin, UNP benar benar disiplin, para dosen yang membimbing mahasiswa di semua jenjang strata adalah orang orang yang tak bisa diragukan integritas terhadap profesi mereka,” ujar mami 3 orang putranya ini.

Dengan dipilihnya Lisda Rawdha sebagai Ketua Perpustakaan Pessek, tentu diharapkan pustaka yang ada di daerah itu, semakin ramai dikunjungi dan terkesan tak mati suri dalam meningkatkan minat baca terutama bagi para pelajar dan mahasiswa.

Lisda menyadari, bahwa  minat baca merupakan penggerak utama dalam meningkatkan kualitas masyarakat dari segi pendidikan. Menurutnya, indikator yang paling mudah untuk mengetahui tingginya minat baca adalah ketersediaan jumlah buku-buku baru yang diterbitkan oleh sejumlah produsen buku serta berapa banyak jumlah perpustakaan yang tersedia.

“Kita ketahui di sejumlah daerah, minat baca masih sangat terbatas. Sebagian kita sudah terbiasa dengan membaca majalah atau surat kabar. Apalagi sekarang sejak pelajar memiliki gadget dengan internetnye, majalah dan koran pun sudah tak dibaca lagi. Sedangkan untuk meningkatkan minat baca secara menyeluruh, tentu kita juga harus membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan,” sebut Lisda di Painan. Selasa (19/12).

Untuk itu, kedepannya pustaka harus benar-benar mampu berbenah, sehingga fungsinya sebagai gudang ilmu kian nyata diminati masyarakat. Bahkan, ia berharap Pessel yang memiliki 15 kecamatan dan tersebar di 182 nagari itu, mampu pula memiliki masyarakat yang cerdas serta mampu bersaing setaraf dunia internasional dibidang apa saja.

“Saat ini telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengontrol minat baca masyarakat. Sehingga ada kolerasi antara faktor kemampuan membaca dengan minat baca. Seseorang tidak akan memiliki budaya baca apabila tidak bisa membaca atau buta aksara. Jika seseorang sudah bisa membaca, seharusnya ia memiliki kebiasaan membaca,” ungkap kandidat Doktor pemilik lesung Pipit ini.

Lebih lanjut kata Lisda, di Indonesia kemampuan membaca seseorang bukan jaminan orang tersebut suka membaca. Hal ini disebabkan karena membaca belum membudaya.

“Jadi, sangat disayangkan apabila kemampuan membaca masyarakat tidak diikuti oleh kebiasaan membaca. Sebab, membaca merupakan kegiatan multi manfaat,” kata ketua TP-PKK Pessel  semasa mudanya pernah jadi peragawati. (Okis/YY)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *