Paginya Pak Budi Dicekik Muridnya, 11 Jam Kemudian Meninggal Dunia
PILARBANGSANEWS. COM. MADURA,– Kalau di Solok Sumbar, guru mencekik murid, di Sampang Madura, Jawa Timur, murid mencekik dan memukul gurunya.
Guru yang dicekik muridnya itu bernama Ach. Budi Cahyono, guru bidang studi kesenian di SMA Negeri Torjun 1, Kecamatan Torjun – Sampang.
Siswa yang mencekik gurunya itu berinisial H, terpaksa diamankan di Polres Sampang, karena pada pukul 17: 00Wl WIB, pak Budi dikabarkan masuk rumah sakit dan beberapa jam kemudian meninggal dunia.
Kepala sekolah SMA Negeri Torjun 1, Achmat, Spd, menceritakan kronologis kejadiannya. Hari Kamis (1/2) sekitar 08.30 pada saat itu korban Pak Budi mengajar di kelas 12, 8, kebetulan pak Budi dengan para siswa melakukan pengecetan taman di depan kelas di bagi dalam beberapa Kelompok. Dalam kelompok itu termasuk H, bermain cat tembok dengan mengganggu kelompok lainnya.
Melihat tingkah muridnya H ini, Pak Budi menegor siswa tersebut, tetapi siswa itu tidak mengindahkan teguran dari guru, sehingga membuat pak Budi mengatakan kepada siswa itu ” Kalau tetap bermain cat pipinya akan saya poles dengan cat,” kata Pak Budi.
H bukan berhenti, malah terus bermain main dengan cat temboknya. Akhirnya pak Budi memoleskan cat tembok ke pipinya dengan kuas.
Tak terima dengan perlakuan gurunya itu dan merasa jengkel serta merasa dipermalukan di depan siswa lainnya, maka siswa H serta merta menyerang dan mecekik leher pak Budi. Tidak hanya itu H juga memukul Guru tersebut dan sampai jatuh dengan luka gores di tangan sebelah kiri.
“Setelah kami mendengar adanya peristiwa pencekikan dan pemukulan, maka saya selaku kepala sekolah menanyakan perihal peristiwa itu ke Pak Budi, karena pada saat itu beliau terlihat sehat dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa, bahkan sempat menceritakan kronologis kejadiannya secara gamblang, kemudian saya selaku kepala sekolah menuju keruangan Guru BK agar membuat surat agar siswa yang bernama H dikembalikan ke orang tuanya dan kami dari pihak sekolah tidak mau menerima siswa tersebut dengan alasan sering membuat ulah di Lingkungan sekolah,” kata Kepala Sekolah.
Menurut kepala sekolah, rencananya keesokan hari surat itu akan di kirim ke orang tua. Sewaktu pak Budi pulang sekolah beliau kelihatan sehat usai kejadian itu, dan pulang sekolah jam 12.15 Wib.
Lanjut Achmat menambahkan, sekitar jam 17.00 Wib saya dan para Guru sangat kaget, karena mendengar kabar dari pihak keluarga, bahwasannya Pak Budi kritis dan akan di rujuk ke Surabaya dengan alasan kalau pembuluh darah di otak pecah dan lebih kaget lagi sekitar jam 21.00 Wib, kami mendengar kabar lagi kalau beliau sudah meninggal dunia di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya. (Sumber: WartaHukum)