Lisda

Perantau Pessel Prihatin Ada Kasus Anak Gizi Buruk Di Kampung

PILARBANGSANEWS. COM. BATANG KAPEH,– Berita terkait gizi buruk yang diderita 11 orang anak di Pesisir Selatan, Sumbar, seperti diberitakan beberapa media Online lokal menjadi hangat diperbincangkan oleh salah satu grup WhatsApp yang anggota terdiri dari perantau Pesisir Selatan.

Tereksposenya kasus gizi buruk yang diderita oleh 11 anak di Pesisir Selatan, saat diselengarakan Hari Gizi Indonesia di Pesisir Selatan.

Ketua TP-PKK Pesisir Selatan, Lisda Rawdha Hendrajoni, ketika menyampaikan sambutannya mengatakan, peringatan Hari Gizi Indonesia di Pesisir Selatan, tidak hanya sekedar kegiatan seremonial. Tapi bagaimana momentum peringatan itu mengingatkan kita untuk melakukan aksi nyata dalam mengatasi persoalan gizi di Pesisir Selatan.

Saat mengadakan peringatan HGN (Hari Gizi Nasional) di Pesisir Selatan, Lisda Rawdha Hendrajoni juga melakukan aksi nyata dengan membawa 11 anak ke RSUD Dr Mohd Zein Painan, untuk dipulihkan asupan gizinya karena diduga menderita kekurangan gizi.

Baca berita terkait klik disini ;

7 Anak Gizi Buruk Di Pessel Sudah Dipulangkan

Munculnya kabar dari kampuang ini, Berbagai komentar muncul didalam Grup itu, yang intinya mereka sangat prihatin dan camas dengan kondisi yang terjadi dikampung halaman mereka, jika dibiarkan dan tak cepat ditanggulangi akan berakibat fatal terhadap generasi penerus di Pessel nanti.

Bagi anggota yang memiliki kepedulian sosial tinggi, spontan mengajak dusanak dusanak anggota grup WhatsApp tersebut, untuk turun bersama sama membantu Pemda Pessel untuk mengatasi masalah gizi buruk ini.

Namun kini para perantau di grup WhatsApp itu telah merasa lega setelah munculnya berita 11 anak yang dirawat di RSUD Dr Mohd Zein itu, 7 sudah diperbolehkan pulang tinggal 4 orang yang harus segera dirujuk untuk mendapatkan perawatan lanjutan karena berdasarkan hasil diagnosa dokter ke 4 anak itu tumbuh kembangnya terganggu lantaran ada yang disebabkan menderita TBC Paru dan jantung bocor bawaan dalam kandungan.

TIDAK SAMA DI ETIOPIA

Masih terkait perbincangan grup WhatsApp perantau Pessel, Kabid Kesmas Kantor Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Yuni Andra SKM, menulis; Bapak ibuk group FKP (Forum Komunikasi Perantau- Pesisir Selatan), jangan bayangkan anak gizi buruk kita sama dengan anak gizi buruk di Etiopia atau di Papua. Anak gizi buruk kita masih cantik dan ganteng, kami serius menangini mereka karena kami ingin semua anak di Pessel nanti dewasa jadi orang orang hebat seperti bapak ibuk anggota group ini, ada 45 ribuan balita kita sekarang yang akan menjadi aset bangsa, berikut beberapa fhoto anak masalah gizi tersebut. ( Yuni Andra melampirkan beberapa foto).

Pesan Yuni Andra direspon oleh Yan Anas ; Pak Yuni Andra. Masalahnyo alah salasai. Infokan ka kami apo nan mungkin paralu mandapek perhatian dusanak.

Respon Yan Anas ini dikomen oleh Urang Batang Kapeh yang sering disapa Yu sekali sekali YY, oleh Yan Anas ;

“A Iko nan paralu dan ditunggu mah da yan,” tulis urang Batang Kapeh.

Kembali Yan Anas berkomentar; Yo pak YY. Sejarah Nagari awak sajak merdeka sampai dengan kiro kiro tahun 2011 masih dalam status daerah tertinggal (under develop ) country. Wajar kl pemda belum mampu secara tuntas menyelesaikan segala aspek masalah dlm sekejap. Itulah gunanya kito2 dirantau. Mari berbuat. Bantu pem. dan anak nagari bersama2. Sy mhn maaf pak YY, kdg2 banyak yg ngomong ttp giliran mau membantu, lihatlah, walaupun disindir tetap aja ogah2an. Mari fight. Bersama kita bisa.

Pessel Maju….. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *