Lamang Angek Angek Dimakan Jo Durian.. Mmmmm. Uenaaaak.
.
.
PILARBANGSANEWS. COM. BATANG KAPEH,–
Malamang artinya membuat Lemang. Biasanya tradisi membuat Lemang ini dilakukan ibu ibu di Sumatera Barat saat menyambut Hari Islam, seperti Maulidan, Israk dan Mikraj, menyambut bulan puasa dan lebaran idul Fitri maupun Hari Raya Haji.
Lemang terbuat dari beras ketan di Pesisir Selatan disebut Sipuluik ( singkatan dari sebutan beras Pulut). Untuk menyediakan beras Pulut ini bapak bapak petani dizaman saya kecil, bapak tani sengaja mabaokkan sipuluik dilahan pertanian sawah mereka. Mabaokkan itu istilah dari menanami sawah dengan benih Pulut ini.
Setiap turun kesawah bapak bapak di Pesisir Selatan, sengaja menanam benih Pulut ini sebagai persiapan bagi istrinya untuk melamang. Sehingga ketika ibu ibunya melamang, istri pak tani tadi tak susah lagi membeli beras ketan untuk dibuat jadi lemang.
Sawah yang ditanami dengan benih Pulut setiap tahunnya selalu diperuntukkan bagi tanaman benih Pulut. Sebab ada sebuah kepercayaan di Pesisir Selatan, khusus di Batang Kapeh apabila sawah ditanami dengan benih Pulut, nanti ketika ditanami dengan benih padi hasilnya akan berkurang. Begitu kepercayaan bapak bapak tani. Apakah benar saya juga tidak mengerti jika ditinjau dari aspek ilmiah teknologi pertanian.
Pada hari Senin (16/4) lalu bersempena dengan menyambut hari besar Islam Israk dan Mikraj Nabi SAW, di Pantai Sago dilaksanakan kegiatan malamang ini. Ibu ibu di pantai Sago memasak lemang sekaligus dalam rangka tanda ucapan terima kasih kepada Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni telah membangun berbagai fasilitas dipantai itu sehingga pantai tersebut kini menjadi distinasi pariwisata di Pesisir Selatan.
Ibu ibu di Sago mengundang Bupati makan lamang jo durian, duduk baselo diatas tikar.
“Nde….. Lamaknyo Lei lamang buatan ibu ibu di Sago ini,” kata Bupati dalam dialek daerah yang artinya ” duh… Enaknya lagi lemang buatan ibu ibu di Sago ini.
Selain Bupati nampak juga hadir makan lamang durian itu Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Ferry Herlambang SIK MH. “Saya makan lamang suka banget apalagi jika dimakan bersama durian. Mmmmmmm, enak. Tapi gak bisa banyak makannya,” kata Kapolres.
“Kenapa?”
“Takut kekenyangan,” ujarnya.
“Kalau ambo juo termasuk garang makan lamang tambah durian ini, tapi takutnya berat bisa nambah beberapa kilogram saat musim durian,” kata Ketua TP-PKK Pessel, Lisda Hendrajoni, tadi Lisda kelihatan hanya makan durian seincek (sebiji isinya saja).
Makan lamang ibu ibu Sago ini memang terasa nikmat karena Lemang angek angek (baru siap dibangkit masak) lalu dibuka dihidangkan kepada tamu yang datang.
“Lemang dimakan dengan rendang ooo, lamak bana ko a,” tambah Lisda Hendrajoni yang pada Pemilu Legislatif akan ikut nyaleg bergabung bersama partai Nasdem.
Judul diatas “Lamang Angek Angek Dimakan Jo Durian.. Mmmmm. Uenaaaak.” artinya ” Lemang baru masak (panas) dimakan dengan durian. Mmmmmm, enak” (YY)
Foto Egy Pratama Humas Pemda Pessel