Catatan Ringan; Ikut Bersama Tim Jum’at Baroqah Polresta Pekanbaru (Bag 6)
Jika belum baca Bag 1 s.d Bag 5 klik disini;
Catatan Ringan; Ikut Bersama Tim Jum’at Baroqah Polresta Pekanbaru ( Bag:5)
Sambungan dari Bag 5..
Di Kelurahan Merintih Pandak, Kecamatan Rumbai Pasisir, wartawan Riau1.com, yang saya sebut orangnya ramah dan suka membagi senyum itu, mewawancarai Wakapolresta AKBP Edy Sumardi SIK, terkait program Jum’at Baroqah yang tengah dilaksanakan. Wawancara itu direkam oleh Ifat dengan kameranya. Saya tidak tahu nama panjang Ifat sebab saya tak pernah nanya, nama sapaannya ini saya tahu dari Pak Waka Edy Sumardi dan juga dari anak angkat saya Ari Okta M.
Saat wawancara berlangsung saya berdiri agak menjauh, saya tidak mendengar kalimat per kalimat pertanyaan Ifat dan jawaban AKBP Edy. Saya fokus dengan wawancara saya bersama seorang lelaki paruh baya yang mengaku rumahnya bersebelahan dinding dengan rumah yang jadi sasaran Jumat Baroqah (JB).
Duh…, saya lupa mencatat nama lelaki itu, dan tidak pula saya biasa merekam rekam saat wawancara, itu kelemahan saya sehingga saya lupa dengan nama lelaki paruh baya yang saya wawancarai.
“Bapak tinggal dimana?” tanya saya.
“Tu disana pak yang dibelakang rumah bang Dajon Butar Butar ini,” jawabnya.
“Ow…, jadi nama bapak yang sedang dikunjungi pak polisi ini namanya Dajon Butar Butar?”
“Iya kami memanggil disini, begitu,” jawabnya.
“Apa pekerjaan bapak?”
“Tukang, tapi sekarang saya sudah lama tidak kerja, saya baru sehat dari sakit?”
“Anak jumlahnya berapa?”
“4 orang.”
“Kalau tidak kerja dari mana dapat uang untuk memenuhi kebutuhan harian?”
“Anak saya yang bantu,”
“Anak-anak bapak sudah bekerja semua?”
“Sudah.”
“Jadi ndak ada lagi yang menjadi tanggungan bapak?”
“Ndak ada lagi pak,” jawabnya.
“Itu bang Dajon Butar Butar kan dikasih bantuan beras, telor, mie dan. Minyak goreng sama pak wakapolres dan FPI, apa bapak merasa pantas bang Dajon itu dapat bantuan?”
“Pantas pak, sebab Bang Dajon itu kini lagi tak kerja dan sakit, anaknya masih kecil kecil 4 orang,” kata Lelaki itu menjelaskan.
“Kalau begitu, bapak tak cemburu kalau Bang Dajon di bantu dan bapak tidak?”
“Tidak pak, saya tidak cemburu,” katanya, saya pun berpikir bahwa tepat sasaran bantuan ini, karena pemilihan Orang yang akan dibantu hasil seleksi yang berkerja sama dengan Babinsa setempat.
“Tapi, kalau nanti bang Dajon membagi reskinya ke bapak sedikit apa bapak mau?”
“Mau lah pak, kan tak ada do’a untuk nolak reski,” kata sambil pergi karena dia dipanggil oleh seorang wanita sebaya dengannya, saya perkirakan wanita itu adalah istrinya. Dia dipanggil mungkin dia mendapat rezki pula sedikit dari bang Dan Butar Butar.
ooOoo
Saya lihat wawancara wartawan Ifat bersama wakapolresta AKBP Edy telah usai, saya mendekat ikut foro foto bareng..
Usai foto bareng pak Waka mengingatkan wartawan Ifat, untuk mewawancarai Ketua FPI Riau Muhammad Al Husnie.
“Eksen….., mulailah Ifat meminta komentar Husnie terkait Jum’at Baroqah.
Apa komentar Ketua FPI Riau terkait Jum’at Baroqah? Sebagian sudah saya tulis dalam berita dibawah ini..
Jumat Baroqah Polresta Pekanbaru Ke Merantih Pandak Rumbai Pesisir, Dan Dukungan FPI Pekanbaru
Untuk lengkapnya silahkan tonton ini vidionya.
Sesi wawancara telah selesai kami berpamitan untuk kembali…
Ditengah perjalanan menjelang Darmaga Kayu untuk menaiki motor Pompong, saya berbisik pada Pak Waka Edy…
” Pantaslah…. FPI membatalkan acara deklarasi #GantiPresiden2019 di Pekanbaru, soalnya ustad Husnie sangat mesra hubungan dengan pak Waka, ” kata saya pada AKBP Edy.
“Ih….uda ini macam macam aja yang dikatakannya,” jawab pak Waka.
Duet Kapolres Kombespol Susanto dan Wakapolresta AKBP Edy Sumardi, boleh dibilang harmonis dan kompak…
Kombespol Susanto SIK, SH MH, sebagai orang nomor satu di Mapolresta Pakanbaru, dia pintar meminige.. Dia bukan hanya sebagai komandan bagi AKBP Edy tapi sebagai Abang sekaligus sebagai menejer.
Kombespol Susanto memberikan kebebasan kepada Edy untuk berinteraksi, berimprovisasi dan berekspresi bagaimana agar Polrsata Pekanbaru sukses dalam melaksanakan kegiatan sosial masyarakat terutama program Jum’at Baroqah.
Mantap kali lah…, lelaki yang selalu botak berpangkat Kombespol yang satu ini (Susanto-Pen). Semoga cepat cepat dibahu tanda 3 melati yang masih disandangnya itu bertukar menjadi bintang satu…
Dan AKBP Edy pun saya lihat punya talent dan memang performa dan bakatnya disitu, pandai dan ramah dalam bergaul sekalipun bersama orang orang kecil seperti pada penulis sendiri, nan banamo Yuharzi Yunus urang Batang Kapeh Pesisir Selatan, Sumbar… Tapi masa kecil saya pernah lama tinggal di Pekanbaru lho….