EkonomiMakassar

4.125 Ekor Ayam Untuk Warga Miskin Mati Dalam Penerbangan Jakarta-Makassar

JAKARTA, PILARBANGSA NEWS.COM – Warga Rumah Tangga miskin di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), harus berputih mata karena bantuan ayam untuk mereka tak jadi mereka terima akibat ayam ayam itu mati dalam perjalan setelah sampai di bandara Hasanuddin Makassar.

Sedikitnya 4.125 ekor anak ayam kampung Day Old Cicken (DOC) mati dalam penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Makassar yang menggunakan pesawat Lion Air JT 0778.

Rencananya ayam tersebut akan disebarkan untuk Rumah Tangga Miskin (RTM) di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ketua umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain kepada wartawan mengatakan, anak ayam tersebut dikirim dari Bogor ke Makassar oleh PT Putra Perkasa Genetika.

Dijelaskan Zulkarnain, dari total pengiriman ayam hari ini sebanyak 5.000 ekor hanya 825 ekor yang hidup, yang mat lebih dari 4.000 ekor.

“Kejadiannya tadi siang dari Jakarta tiba di Makassar pukul 16.25 WIT,” jelasnya Selasa (13/11/2018).

Menurutnya, kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Namun, kata dia, tidak ada tanggung jawab dari Lion Air.

Dirinya mencontohkan, sekitar 2 minggu lalu ada juga pengiriman ke Makassar dengan menggunakan pesawat yang sama.

“Sejak 2 minggu lalu sudah sekitar 1.200 ekor yang mati. Hari ini ada 4.125 ekor yang mati,” kata Zulkarnain.

Selama ini, tegas Zulkarnaen, pihak Lion Air pun lepas tanggung jawab atas kejadian tersebut (pengiriman anak ayam yang mati).

“Kita menuntut tanggung jawab Lion Air karena anak ayam tersebut dikirim untuk peternak-peternak kecil di pedesaan,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pengiriman anak ayam tersebut merupakan program pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) untuk membantu mengentaskan kemiskinan sedikitnya 16.000 Rumah Tangga Miskin (RTM) melalui bantuan ternak ayam lokal di Sulsel.

Dirinya mengkhawatirkan program Kementan ke Sulsel tersebut susah terwujud lantaran pihak maskapai lepas tangan atas peristiwa ini.

“Program tersebut kemungkinan besar bisa tidak terwujud karena peternak pembibit takut melakukan pengiriman akibat peristiwa tersebut,” pungkasnya.

Sampai berita ini kami tayangkan, belum diketahui sebab sebab kematian unggas tersebut. Redaksi Pilarbangsanews.com menunggu konfirmasi dari pihak Lion Air untuk menjelaskannya. (Tamto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *