.

Penghormatan Prajurit Pampers Kepada Prabowo. Salahkah?

“Kode keras nih…
Dapat penghormatan dari Pampers
Semoga para prajurit ini tidak dimarahi oleh komandannya.”

Demikian coptian yang ditulis oleh Letjen (purn) Suryo Prabowo, seorang mantan prajurit yang pernah jadi kasad, di akun Facebooknya.

Suryo Prabowo, mengunggah foto diatas 9 jam yang lalu, sudah mendapat 19 ribu like dari para Facebooker dan dibagikan sebanyak 11 ribu kali dan dikomentari oleh 1,7 ribu Facebooker.

Trus yang menjadi pertanyaan; Mungkinkah prajurit yang tengah bertugas di Istana, tindakan memberikan hormat kepada Prabowo akan dimarahi komandannya?

Saya yakin tidak, karena sang komandan maupun presiden Jokowi yang dijaga oleh Pampers itu, nanti akan menjadi mantan, jika dia marah kepada sang prajurit tunggu saja nanti ketika tidak menjabat lagi tak akan didapat penghormatan itu.

Para prajurit yang memberikan hormat kepada Prabowo bisa jadi karena Prabowo adalah mantan tentara dengan pangkat terakhir Letjen (purn).

Katakanlah Prabowo bukan seorang mantan tentara, hanya sebagai calon presiden. Lalu kemudian apakah sang komandan boleh marah? Seperti sindiran Letjen Suryo Prabowo itu?

Mungkin anda akan menjawab; Dia kan hanya baru calon presiden? Jadi belum pantas diberikan penghormatan kepadanya.

Terus kalau hanya baru calon presiden, apakah tidak dibenarkan seorang prajurit memberikan hormat kepadanya?

“Tidak ada UU yang melarang dan juga tidak ada UU yang memaksa Paspamres harus memberikan penghormatan kepada calon presiden.

Dengan tidak adanya UU yang melarang, maka komandan prajurit tentu tidak boleh pula memarahi anak buahnya kalau mereka memberikan penghormatan kepada calon presiden.

Bagi prajurit yang memberikan penghormatan itu, dalam bahasa filosofi Minang, tindakan mereka sama dengan mengurangi sio-sio dan melebihi ancak ancak. Artinya mengurangi aturan pekerjaan akan menjadi sia sia dan melebihi aturan suatu tindakan yang tidak bagus.

Di zaman now bekerjalah secara profesional…… Meskipun anda dimungkinkan masih mendapat teguran dari atasan anda karena terkadang ada komandan yang mengharapkan anda bekerja tidak profesional tapi menurut keinginan seleranya ……jika anda menemukan hal seperti itu… Sebaiknya tidak diikuti, jika memang anda diangkat berdasarkan prestasi bukan lantaran koneksi dan pilihan kasih…. (YY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *