KAMI HANYA SEKEDAR MENCOBA JADI PERAGAWAN DAN PERAGAWATI
Tak lama setelah foto diatas saya unggah di Facebook, masuk pesan lewat inbox. Berikut pesan inbox tersebut;
“Ayah YY, pakai busana Datuak, apa ingin jadi Datuak?,” Seorang anak ambo bertanya lewat inbox.
“Enggak,” jawab ambo
“Trus kenapa ayah pakai baju Datuk itu, pakai Saluak (topi Datuak) lengkap pakai keris dan tongkatnya?”
“Apakah tidak boleh kalau ayah dan ibu pakai baju adat itu? Kan hanya sekedar berfoto doank,” jawab ambo dan ambo lanjutkan lagi menjelaskan bahwa Jadi Datuak itu tidak mudah, sumpahnya berat. Setiap hari sepanjang waktu yang harus dipikirkan dan dijujung diatas kepalanya Saluak (topi Datuak), melambangkan bahwa seorang Datuak harus ikhlas bertanggung jawab terhadap persoalan kaumnya. Maju mundur anggota kaumnya tertelak dan sangat ditentukan oleh Datuak itu.
Gelar Datuk di Minang bukan gelar bangsawan atau gelar darah biru, tapi gelar tanggung jawab, seorang Datuk dia bisa berwibawa apabila didahulukan selangkah ditinggikan seranting oleh anak kemekannya, dia diangkat atas kesepakatan kaum nya…
Karena beratnya tugas Datuak atau tugas Ninik mamak itu, Makanya ambo tak sanggup.
Sumpah Datuak itu membuat ambo ngeri ; jika seorang Datuak tidak benar dan tidak adil dalam mengurus anak kemenakannya dia akan memikul sumpah Kaatas tak berpucuak, kebawah Tak Baurat, Ditangah tangah digirik Kumbang,” hidup bak karakap Diatas batu.
Ngeri kan sumpahnya. Makanya ayah tak sanggup menyandang gelar itu meskipun sebenarnya bisa jadi Datuak itu kalau ayah mau…. Tapi ayah gak mau, biarlah jadi Datuak kawe saja, dengan cara mengenakan busana, berfoto bak peragawan dan peragawati meski tidak melenggang lenggok diatas papan sempit (catwalk)
Anda kalau mau pakai busana ini sekadar berfoto silahkan datang ke Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi, bayar Rp 20.000 untuk sekali tampil berfoto sepuasnya….
Tapi ambo tak bayar diberi gratis, Yanti petugas di rumah gadang Bukittinggi ketika ambo bayar dia tak mau terima, papa peray alias gratis katanya… Mksh ananda Yanti… Nanti marah tu pak Kabag Pariwisata Bukittinggi nya karena menggratiskan papa.. ” biarlah lah pa,” kata Yanti…