Erman Tolantang

Serangan Fajar..!?!?

HIKAYAT
DODON TEA dan UMAR GALIE
Oleh Ermanto Tolantang (Komunitas Sansai Film, Padang, Indonesia)

Episode 1 s.d episode 14 klik disini;

Umar Galie Marah, Kardus Suara Rusak (Episode 14)..

Episode (15)

Serangan Fajar

Atas keikhlasan dan kesediaan Emak Iyai, TPS pemilihan Kepala Kampung dilaksanakan di sebelah lepau Emak Iyai.

“Tidak usah disewa Pak Ketua TPS, Emak ikhlas. semoga menjadi amal ibadah bagi Emak di akhirat nanti. Itu saja harapan Emak. Lain tidak,” jelas dan harapan Emak Iyai pada beberapa hari lalu kepada Ketua TPS.

Pagi-pagi benar Emak Iyai telah menyiapkan telur ayam kampung yang agak lebih dari haro biasanya. Pikiran Emak sudah jauh melebihi pikiran Umar Galie apalagi pikiran Dodon Tea. Selain Buya Bahar, Umar Galie, Dodon Tea, dan Udin Kardus yang akan minum teh telur, tentulah pasti Panitia TPS, para saksi, dan pemilih akan ikut memesan teh telur. Sudahlah terbayang oleh Emak Iyai berapa gelas teh telur yang akan disiapkannya. Selain sebagai alasan pahala, keuntungan penjualan teh telur agaknya juga mendorong hati Emak agar TPS diletakkan di samping lepau ini.

Pagi ini panitia TPS sibuk membenahi tempat dan kursi. Buya Bahar sengaja benar langsung datang dari masjid setelah menunaikan salat subuh. Umar Galie, Dodon Tea, dan Udin Kaleru alias Udin Kardus serempak menyusul Buya Bahar memasuki lepau Emak Iyai.

“Emak, khusus pagi ini, biarlah Dodon yang membayar teh telur Buya dan sobat Dodon semuanya,” pinta Dodon Tea kepada Emak Iyai.

“Apa Dodon? Semuanya? Apakah Emak tidak salah dengar, Dodon?” tanya Emak Iyai setelah meletakkan beberapa gelas teh telur untuk panitia TPS.

“Benar, Emak. Pagi ini Dodon yang bayar. Ini tidak ada kaitannya dengan pemilihan kepala kampung sebentar lagi. Janganlah Emak, Buya, dan sobat semua penuh curiga begitu,” elak Dodon Tea. Namun Buya Bahar dan Umar Galie menaruh muka penuh curiga.

“Dodon, apakah kau dapat serangan Fajar?” bisik Umar ke telinga Dodon Tea.

“Iya. Benar sekali. Malam tadi aku dapat serangan Fajar,” jawab Dodon Tea sambil tertawa. Buya dan Umar Galie serta seisi lepau jadi kebingungan.

“Apa maksud kau Dodon?” tanya Emak Iyai heran.

“Maksudku, tadi malam aku dapat serangan Fajar. Anakku si Fajar yang baru pulang dari tanah Jawa sore kemarin telah memberiku Uang. Itu kan serangan Fajar namanya, bukan?” jelas Dodon Tea lagi. Penjelasan itu akhirnya meredakan kecurigaan Buya Bahar, Umar Galie dan Emak Iyai.

“Baiklah Dodon. Bagaimana dengan pilihanmu nanti, Dodon? Mungkinkah ada perubahan?” bujuk Umar Galie.

“Buya, Umar, Emak, dan Udin,” sapa Dodon Tea mulai membuka isi hatinya. “Tentang hal pilihan Dodon sebentar lagi, biarkanlah menjadi rahasia hidup Dodon sendiri. Rahasia ini akan Dodon bawa sampai mati. Marilah kita saling menghargai pilihan kita masing-masing. Siapapun calon Kepala Kampung yang terpilih sore nanti, mari kita terima dengan senang hati. Salam damai untuk semua kita,” ajak Dodon Tea. Semuanya mengangguk.

Dibawah ini sambungannya;

Episode 16

Bini DODON Tea Pecahkan Televisi, Hasil “KuikKon” Pilpung Tak Sesuai Fakta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *