Catatan Kecil Lisda Hendrajoni “In National Library Building Singapore”
Singapura, Pilarnangsanews.com,– Pustaka Singapura diakui memang lebih maju dibandingkan Pustaka yang ada di Tanah Air.
Disana bangunannya saja 16 Lantai, jumlah buku buku lengkap, pustaka menunggunakan sistem digital semua.
Saya berkesempatan untuk studi banding kesana bersama rekan rekan pustakawan tanah air, seusai kami melaksanakan Rakernas IPI di Batam.
Gedung Perpustakaan Nasional (National Library Building) terletak di antara Bugis Junction dan Bras Basah Complex di Victoria Street.
Bangunan bertingkat 16 ini memiliki sebuah perpustakaan peminjaman umum, perpustakaan referensi, dan Pusat Drama (Drama Centre). Pameran sejarah dan budaya Singapore sering diadakan di gedung ini, dan sebagian besar darinya gratis bagi publik; cakupan pameran ini seperti fotografi, silsilah keluarga, kartografi, sejarah perang dan banyak disiplin ilmu lainnya.
Banyak sekali kegiatan-kegiatan Untuk melatih membangun kebiasaan membaca sejak dini, Dewan Perpustakaan Nasional Singapura atau National Library Board (NLB) Singapore mencanangkan program Read at School bagi anak-anak usia 7 hingga 12 tahun.
Read at School bagi anak anak usia 7 hingga 12 tahun ini program kegiatannya memotivasi dan memfasilitasi agar anak anak punya minat baca yang besar menggunakan perpustakaan sekolahnya.
Kepala NLB Singapura Tan Husim menjelaskan pencanangan program tersebut adalah untuk mengakomodir kebutuhan generasi milenial, karena generasi milenial merupakan orang-orang yang berpikir cepat dan selalu berkembang.
Di National Library Board Singapore, yang menarik adalah dikunjungi oleh mereka yang sudah berumur tua.
Orang yang sudah berumur tua dan telah pensiun dari pekerjaan, masih memiliki minat yang tinggi untuk selalu membaca, sebab dengan membaca, otak masih berfungsi sehingga sebagai salah satu upaya memperlambat datangnya ke pikunanan.