.Politik

Para Elit Silahkan Rujuk, Tapi Pemerintahan Ke Depan Harus Ada Oposisi

Jakarta, Pilarbangsanews.com, –– Para elit silahkan “rujuk” dan kembali merajut silaturahmi yang sempat kusut, namun harus diingat, pemerintah kedepan harus ada oposisi yang akan melakukan check and balances sebagai penyeimbang.

Hal itu dikatakan Anggota DPD-RI, Fahira Idris setelah dua tokoh nasional Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) bertemu beberapa waktu lalu, kemudian dilanjutkan pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri adalah hal yang baik.

Uni Fahira, begitu putri sulung politikus senior Fahmi Idris ini bila disapa, elite politik harus menyadari bahwa rakyat membutuhkan mitra untuk mengawasi jalannya pemerintahan.

Oleh karena itu, seintensif apapun saat ini pertemuan antarelite partai yang berseteru pada Pilpres 2019, kekuatan oposisi yang digerakkan partai politik mutlak diperlukan untuk mengawasi jalannya pemerintahan kedepan.

Wakil Ketua Komite I DPD RI Fahira Idris yang membidangi persoalan politik, hukum, dan HAM dalam rilisnya yang diterima Redaksi Pilarbangsanews.com, Sabtu (27/7) mengungkapkan kekhawatirannya akan terjadinya penumpukan kekuatan dalam peta perpolitikan Indonesia lima tahun ke depan.

Menurut Uni Fahira, karena, partai-partai yang seharusnya bertugas menjadi oposisi karena gagal menghantarkan capres/cawapresnya ke istana dikhawatirkan malah menjadi sekutu Presiden terpilih baik di eksekutif maupun di legislatif.

“Pertemuan antarelite bagi saya baik saja, tetapi harus diingat pemerintahan ke depan harus ada penyimbang berupa kekuatan oposisi yang digerakkan partai. Kekuasaan yang terlalu kuat tanpa kekuatan penyimbang cenderung akan mengeyampingkan rakyat. Jangan sampai hal ini terjadi,” tukasnya.

Fahira berharap partai politik pendukung Prabowo-Sandi rela berkorban menjalankan fungsinya sebagai kekuatan penyimbang. Jika melihat mayoritas kekuatan politik saat ini sudah berlabuh ke Presiden terpilih, maka jalan menjadi oposisi bagi partai pendukung Prabowo-Sandi bukan sekedar pilihan tetapi sudah menjadi kehendak sejarah.

“Jika ingin dikenal dan dikenang sebagai partai yang tangguh, konsisten menjalankan fungsi partai dalam sistem demokrasi, dan setia bersama rakyat, jadilah kekuatan penyimbang. Jadi penyambung lidah rakyat jika nanti kekuasaan melanggar hak-hak mereka” ujarnya

Sebagai informasi, pascapertemuan antara Prabawo Subianto dan Jokowi di Halte MRT Lebak Bulus (13/7), kemarin (24/7) Ketua Umum Partai Gerindra ini juga bertemu dengan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *