Teman-teman Banyak Nyuruh Maju di Pilkada Pessel, Jasman Rizal; “Indak Jo Pitih?”
Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com,– Jasman Rizal seorang birokrat, putra Nagari Palangai, Kecamatan Ranah Pesisir ini namanya juga disebut sebut sebagai calon Bupati/wakil Bupati 2020-2025.
Memulai karier sebagai PNS/ASN di Aia Bangih Pasaman, lalu setelah melanjutkan pendidikan S1 di Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta bertugas di Kota Solok selama 16 tahun dan pindah ke Kabupaten Solok 6 tahun. Puluhan jabatan dan Organisasi kerja telah dijalaninya. Mulai dari Lurah, Camat, Dispenda, Perindag, Penanaman Modal, Koperasi, Lingkungan Hidup dan Kebersihan, dinas PU, KB dan Kependudukan, Capil, Kesbangpol, Damkar, Kebudayaan dan Pariwisata, Perhubungan, Satpol PP dan lain-lain, sampai sekarang berkutat di Biro Humas Provinsi Sumatera Barat
Sebagai Kepala Biro Humas Pemprov Sumatera Barat, salah satu tugasnya adalah meluruskan berita berita miring tentng hasil kinerja pemerintah provinsi.
Jika ada wartawan yang menulis di media tentang Gubernur IP yang suka jalan jalan keluar negeri, dia harus bisa menjelaskan dengan bahasa yang jelas bahwa kepergian Gubernur itu bukan tak bermanfaat bagi kemajuan daerah. Tugas Jasman lah menjelaskan bahwa dengan kunjungan ke luar negeri itu investasi yang masuk ke Sumbar meningkat dari tahun ke tahun.
Intinya yang kasek kasek, bisa licin dibuatnya, yang kabur bisa dijadikannya terang oleh Jasman.
Setiap hari di ruangan kerja boleh dikatakan dipenuhi wartawan, mungkin karena setiap hari kongkow kongkow bersama wartawan, sehingga namanya pernah diberitakan sebagai birokrat yang bakal meramaikan pesta demokrasi pilkada di Pesisir Selatan tahun 2020.
“Bana, mah uda, kawan kawan banyak nan menyuruh maju, tapi untuk maju tu indak ba pitih? Biaya politik itu gadang mah, uda ? ” kata Jasman dalam bahasa daerah yang artinya, benar dia banyak teman-temannya yang menyuruh maju, tapi apakah bisa maju maju saja, sementara untuk maju diperlukan dana yang besar.
Paling kurang sekarang Rp 10 Milyar bisa ludes jika kita ikut pilkada. “Dari mana duit sebanyak itu saya dapatkan, kanda, ” sambungnya dengan nada bertanya.
“Lha kok banyak benar, untuk apa saja dana yang Rp10M itu? ”
“Nde yei…, macam tak tahu me uda ko e, ” Jawabnya Jasman dengan bahasa logat Pelangai, artinya “aduh.., uda ini, seperti tidak tahu saja. ”
Besarnya dana yang harus disiapkan oleh para calon, membuat mereka yang ingin berpacu dalam pilkada, jadi mikir mikir dulu.
Sebab berebut dalam suksesi kepimpinan di daerah, identik dengan main judi, faktor keberuntungan tak bisa diabaikan.
Jasman mengerti dengan tipikal pemilih kita saat ini, makanya dia tak mau mencoba bermain untung untungan itu.
Apalagi usia Jasman untuk pensiun di ASN masih 9 tahun lagi. Masih lama masa yang akan dijalaninya. Dia ingin fokus di birokrat saja.
“Lebih baik saya mendukung siapapun yang akan jadi Bupati besok. Siapapun itu adalah yang terbaik. Biarlah saya di Rumah Bagonjong saja” ujar Jasman sambil tertawa.
Ketika diminta komentarnya terkait kemajuan Pessel selama Hendrajoni jadi bupati, Jasman menyebut cukup signifikan perubahan terjadi di Pesisir Selatan.
Saya dengar jalan Kambang Muaro Labuh sudah keluar izin prinsipnya dari kementrian terkait. Ini prestasi kinerja Hendrajoni yang monumental selama dia menjabat sebagai Bupati.
“Di Nan lain tak lalu, tibo di pak Hendrajoni bisa. Dia dapat izin untuk membuka jalan Kambang Muaro Labuah, keberhasilan itu dapat dijadikan legacy yang monumental bagi kepemimpinan pak Hendrajoni, ” katanya. (****)
Foto unggulan di atas, Jasman bersama si ganteng si bungsu Adam dan foto yang satu lagi bersama penulis
Baca juga;
Politisi Gagal di Pileg Akan Ramaikan Pilbup Pesisir Selatan 2019?