Wartawan Asli Siguntur Ingin Ikut Lomba Menulis Pamalayu
Dharmasraya, Pilarbangsanews.com – Erman Ali, 40 tahun, warga Padang Roco, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung tiba tiba masuk ruang Kabag Humas di Kantor Bupati Dharmasraya. Dengan menenteng HP merek OPPO versi terbaru, wartawan media online berbasis di Riau itu langsung menunjukkan sebuah tulisan dalam HP nya. “Tulisan ini sudah saya kirim, mengapa tidak diterima,” kata Erman Ali bernada tinggi kepada Kabag Humas Budi Waluyo.
Kabag Humas Budi Waluyo yang ditanya tentu saja kelabakan memberikan keterangan. “Katanya ada lomba menulis, masa kita tidak bisa ikut,” kata Erman Ali masih dengan nada tinggi.
Budi kemudian mencoba mendinginkan situasi dengan menyilahkan duduk dan kemudian mendengarkan apa yang menyumbat perasaan wartawan yang mengaku asli dari kawasan sekitar Candi Padang Roco, Kabupaten Dharmasraya.
Erman tampaknya cukup kesal lantaran pendaftaran tulisannya yang tidak kunjung diterima melalui online. Padahal, Erman dalam sepekan belakangan sibuk membolak balik literatur berupa buku buku kuno yang sudah lusuh. Malah ia sudah mencari narasumber yang dia yakini paham benar dengan dengan Pamalayu. Sejumlah narasumber malah sempat dibooking untuk tidak memberi keterangan kepada orang yang ingin mencari info terkait Pamalayu.
Semangat Erman Ali ini ternyata didorong oleh keinginan untuk menjuarai lomba menulis sejarah Dharmasraya. Erman merasa malu besar jika lomba menulis itu sampai dimenangkan oleh orang lain, apalagi orang itu tidak tinggal di daerah ini. “Masa iya sejarah kita, orang lain pula yang tahu. Ya kita kita inilah mestinya,” kata Erman penuh semangat.
Kabag Humas Budi Waluyo tampak dengan sabar menunggu penjelasan Erman. Setelah puas mengekspresikan tulisannya yang belum juga diterima panitia, Budi kemudian mencoba memberikan penjelasan pelan pelan. Menurut Budi, setelah membaca tulisan Erman, dia berpendapat tulisannya sangat bagus, hanya saja untuk ikut lomba menulis karya jurnalistik masa kelihatannya masih belum memenuhi persyaratan. Sebab pesyaratan untuk bisa ikut lomba menulis karya jurnalistik, minimal jumlah katanya mencapai 5000 karakter dan maksimum 10 ribu karakter.
Mendengar jawaban itu, Erman tampak masih belum terima. Pasalnya, syarat yang diberikan panitia sulit dan tidak terjangkau olehnya. Cuma, berkat kepiawaian Budi memberi penjelasan Erman tampak bisa menerima kenyataan pahit tersebut. “Bialah saya perdalam tulisan saya ini, saya tambah nara sumber dan saya cari pula referensi lain yang mantap. Saya ingin jadi pememang,” kata Erman. (RS/RJL)