.Catatan Perjalanan Umroh

Penerbangan Umroh Dari BIM ke Bandara Madinah (Bag 4)

Yang belum baca bag 1 s.d bag 3, klik dibawah ini ;

Lengan Si Bebeb Bisa Mengurangi Dinginnya AC Pesawat (Bag 3) Oleh: Yuharzi Yunus

Sambungan dari bag 3…

Batang Kapeh, Pilarbangsanews.com, — Setelah terbang selama kurang dari 9 jam, 20 menit pesawat akan landing, senior awak kabin melalui pengeras suara mengumumkan, agar para penumpang memasang ikat pinggang sabuk pengaman masing masing. Para penumpang yang masih saja berkeliaran masuk keluar Toilet diminta untuk tidak menggunakan toilet saat pesawat akan landing atau diminta untuk menahan buang air kecilnya sampai pesawat mendarat selamat dan berhenti.

Entah tidak tahu dengan faktor keselamatan atau memang didesak keinginan buang air kecil yang lagi tak terbendung, bapak dan para ibu ibu yang mayoristas berusia sepuh itu masih saja ada yang nyelonong ke Toilet.

“Pak…., pak… Jangan… Kembali ketempat duduk dulu, tahan dan tutup kran kencingnya, ” kata Utiah Kapeh ikut-ikutan mengingatkan seorang kakek 75 tahun yang berdiri dan jalan menuju toilet saat pesawat landing.

Mendengar suara Utiah Kapeh agak keras, si kakek yang sasak Kajambannya (terdesak buang air kecil itu) mengurungkan niatnya. Dia kembali duduk di tempat duduknya semula yang berjarak 3 kursi di belakang tempat duduk Utiah Kapeh. Selama penerbangan dari BIM menuju Madinah, kalau tak salah sudah ada 8 kali si kakek keluar masuk toilet.

Bagi penumpang pesawat udara yang penerbangannya menghabiskan waktu 8 sampai 12 jam seperti penerbangan Umrah dan Haji, Tam Arang dan Utiah Kapeh, perlu mengingatkan kapan saatnya kita tidak dapat menggunakan toilet? Diantaranya adalah saat waktu lepas landas, kemudian saat mendarat, dan disaat pesawat mengalami turbulensi.

Sementara waktu terbaik menggunakan toilet adalah saat penumpang lain tertidur atau lagi tidak ada antrian panjang didepan toilet.

Sedangkan waktu yang terburuk untuk menggunakan toilet setelah layanan makan dikeluarkan karena antrean panjang dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Hindari pula menggunakan toilet saat kru kabin menyajikan hidangan, karena lorong pesawat sangat sempit sehingga tidak cukup untuk dua orang lewat bersamaan apalagi jika menggunakan gerobak makan.

Seinor kru kabin mengumumkan pesawat akan landing, Tam Arang melirik ke Ayah YY yang duduk ada 2 baris di depannya.

Si ayah sedari tadi dia memandang keluar. Lewat pintu jendela. Apa yang dia perhatikan?

Tak ada hutan merimba, tak tampak daun daun kayu yang menghijau. Bukit bukit tanpa pohon lebih tepat disebut sebagai bukit hutan batu.

Bukit berbatu. Ada batunya yang pecah pecah kecil seperti kubus dan segitiga, segi empat berbagai ukuran mulai dari sebesar kalereng sampai ke yang sebesar besarnya. Batu batu itu nampak mengkilat habis tersiram oli yang diterpa sinar Matahari.

Wilayah Madinah dan Makkah dua daerah di Arab Saudi, yang kini diperintah Raja Salman itu, tak akan pernah sepi dari pengunjung. Kedua kota Tanah Suci ini sampai kiamat akan selalu ramai dikunjungi umat islam yang ingin menunaikan ibadah Umrah dan Haji.

Kembali lewat bibirnya ayah YY menyebut kalimat talbiyah; Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk. Innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk. La syarika lak. Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Tak terasa mata ayah YY berkaca-kaca, dulunya dia sudah merasa pesimis tidak akan bisa menjejakkan kaki di tanah suci ini. Namun Allah SWT sangat berkuasa memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Kini ayah YY bersama ibu dan si bungsu Doli hadir memenuhi panggilan Allah; Labbaykallahumma labbayk.

Pesawat sudah berhenti. Pintu pesawat Air Bus berbadan lebar itu telah merapat dekat garbarata. Garbarata adalah jembatan penghubung untuk memfasilitasi penumpang menaiki dan keluar dari pesawat.

Begitu keluar dari kabin pesawat, Papi Doli langsung mengambil foto selfienya. Berikut hasil foto selfienya itu.

Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah ini adalah sebuah bandara yang dapat menerima kadatangan calon jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.

Dikutip dari media online liputan6.com, Bandara ini selesai di bangun dan direnovasi pada tahun 2015. Sejak selesai langsung digunakan menjadi tempat persinggahan perdana jemaah calon haji terutama dari Indonesia yang datang menunaikan haji masuk lewat Madinah.

Masuk ke dalam ruang bandara suasana sejuk terasa langsung menerpa kulit. Ratusan tiang penyangga berwarna putih yang didesain berbentuk mirip pohon kurma, lengkap dengan daunnya menopang atap bangunan ini. Seluruh ruangan utama bandara terintegrasi satu atap, sehingga mirip hanggar pesawat raksasa.

Bandara AMMA total luasnya mencapai 4 juta meter persegi. Pemerintah Arab Saudi menunjuk salah satu rekan swasta disana mengoperasikan bandara AMMA.

Lokasi bandara bisa ditempuh melewati jalanan yang lebar dengan waktu tempuh sekitar 45-60 menit dari kawasan Markaziah di dekat Masjid Nabawi.

Bandara yang dibangun dengan dana US$ 1,2 miliar ini berada di timur laut Kota Madinah al-Munawaroh. Persis di depan bandara, berdiri masjid megah berornamen modern yang mudah diakses.

Di sampingnya masih tersedia ruang terbuka yang cukup luas. Sedangkan tempat parkirnya mampu menampung 1.500 mobil pengunjung dan 200 mobil sewaan.

Untuk tahap pertama, Bandara AMAA Madinah mampu melayani 8 juta penumpang per tahun. Selanjutnya tahap kedua 18 juta dan fase ketiga atau terakhir diharapkan mampu melayani 40 juta penumpang.

Mengenai fasilitasnya, semuanya serba modern dan canggih. Terminal utama keberangkatan penumpang mempunyai luas 153.000 meter persegi, dengan 16 pintu keberangkatan yang tersambung dengan 32 garbarata (jembatan langsung ke badan pesawat). Sedangkan untuk proses boarding dilayani 64 loket, 24 loket untuk pelanggan dan 16 loket tambahan untuk boarding saat musim haji.

Didekat bandara ada bangun masjid yang indah. Tiap waktu shalat tiba, masjid ini dipadati oleh para pekerja atau pegawai bandara. Sesekali juga tampak para penumpang yang mampir dan shalat di sina.

Waktu buka masjid ini dibatasi, tak terbuka selama 24 jam.

Masjid akan ditutup pada pukul 10.30 WAS (malam) hingga pukul 03.45 WAS (dini hari).

Masjid ini dibangun sekitar 6 tahun lalu, bersamaan dengan renovasi Bandara Amir Muhammad bin Abdul Azis.

Tapi sayangnya saya dan rombongan jemaah tidak dibawa menunaikan sholat dzuhur disana.

Mutawif yang mendampingi kami bernama Ustadz Syamsuddin, mengaku berasal dari Sampang Madura.

Badannya tidak terlalu besar dan tinggi, bahkan terbilang kecil bagi rata rata tubuh para Arab. Namun kelincahan ustadz Syamsuddin membuat saya kagum. Dia sangat cekatan dibidangnya.

Baca disini sambungannya;

Gamis dan Cadar Langka, Wanita Arab Saudi Berbusana Jeans dan T-shirt ? ( Bag 5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *