Uni Nova Sangat Bahagia Bisa Bareng Umrah Bersama Papa dan Udanya (Bag 22)

Bagi yang belum baca bag 1 s.d bag 21 klik dibawah ini;

Bu Uti di Tanah Suci, Selain Doa Selamat Dunia Akhirat, Juga Do’akan Suami dan Anaknya ( Bag 21)

Sambungan dari bag 21…

Batang Kapeh, PilarbangsaNews.com, —
Lain cerita bu Uti beda lagi kisah Uni Nova, seorang perawat gigi di Puskesmas Pasar Kuok, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Uni Nova telah berkali kali masuk dalam catatan ini pada bagian terdahulu. Ibu beranak satu ini sangat gembira bisa melaksanakan ibadah Umrah bersama Papa dan Uda kandangnya.

Papa Uni Nova bernama Darmawis pensiunan kepala SD di Kabupaten Kerinci, Jambi. Saat ini berumur 84 tahun. Pada tahun 1996 Papa Uni Nova telah pernah ke Baitullah menunaikan ibadah haji 23 tahun lalu.

Ada rasa bahagia yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata ketika saya bisa bersama papa dan uda ke Tanah Suci.

Uni Nova menemukan berbagai kejadian kejadian yang mencemaskan, tapi karena cepat cepat meminta pertolongan Allah SWT, semua masalah jadi tuntas teratasi.

Apa saja contohnya masalah yang mencemaskan itu Uni Nova?

Pertama ketika sehari menjelang mau berangkat dari Padang ke Madinah. Papa badannya demam menggigil, tapi besoknya pada dini hari Minggu tanggal 1/12/2019 itu, papa sehat sehinga kami berangkat dalam kondisi papa tidak demam.

Kedua ketika rombongan kami sampai di Bandara Madinah. Saat turun dari pesawat. Ketika hendak melewati pintu pemeriksaan paspor dan visa. Papa entah dimana, ditanya ke Yopi salah seorang agen perjalanan travel kami, jawabnya juga tak tahu. Ditanya ke uwan yang menulis catatan ini, beliau juga angkat bahu.

Aduh… Dima beliau tercecernya tadi?

Uni Nova benar benar cemas saat itu apalagi semua rombongan sudah berada pada loket pemeriksaan tak ada lagi anggota rombongan tersisa kelihatan menyusul dibelakang.

Sementara Uda Ujang dan papa belum juga kelihatan. Dimana mereka tersesat?

Pada waktu itu papa didorong da ujang pakai kursi roda, ada ustad Solsofad, dan Nova naik lift. Petugas di bandara mengarahkan kami menaiki lif khusus untuk penderita disabilitas atau jemaah yang mengunakan kursi roda.

Akhirnya ustad solsomad tidak boleh masuk ke lif.
Tinggal kami berempat dalam lif dengan petugas bandara, pas sampai dilantai tempat pemeriksaan paspor ternyata itu bukan jalur disabilitas, Nova telah duluan keluar dari lif, tinggal papa Uda Ujang dan petugas dalam lif tapi turunnya entah dimana. Tapi Alhamdulillah hampir setengah jam kemudian baru papa dan da Ujang muncul.

Kemudain ketika berada di Mekkah, waktu itu kami pulang sholat shubuh. Dilihat papa tidak berada di Kamar.

Kamipun sibuk mencari beliau. Akhirnya ketemu ternyata beliau sedang membeli sesuatu dijalan.

Untuk apa papa beli barang barang itu?

“Untuk oleh oleh kawen den di kampung, ” kata beliau singkat.

Belajar dari pengalaman perjalan Umrah itu, Uni Nova kini bertambah istiqomah. Dan meyakini semua peristiwa yang dialami atas kehendak Allah. Tak akan bergerak sesuatu tanpa izinnya Allah SWT.

Memperbanyak istighfar, menyebut dan mengagungkan namaNya, berdoa, bersyukur adalah sesuatu yang niscaya kita indahkan selama di Tanah Suci.

“Mari kita dijadikan umroh itu sebagai umrah yang mabrur dengan niat ibadah serta ikhlas dan sabar, ” kata Uni Nova yang menyatakan masih berkeinginan datang lagi ke Kota suci Madinah dan Mekkah al mukarramah… In sha Allah..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *