Bir Ali Kawasan Tempat Dimulainya Miqat dan Ihram (Bag 23)

Bagi yang belum baca bag 1 s.d bag 22 klik dibawah ini ;

Uni Nova Sangat Bahagia Bisa Bareng Umrah Bersama Papa dan Udanya (Bag 22)

Sambungan dari bag 22..

Batang Kapeh, PilarbangsaNews.com, —

Pada bagian ini saya tulis untuk anda cerita tentang tempat miqat dan ihram Masjid di Bir Ali.

Bir Ali atau Abar Ali adalah sebuah kawasan, disana terdapat komplek Masjid tempat mengawali miqat dan ihram bagi yang datang dari kota Madinah. Kawasan ini selain disebut kawasan Bir Ali atau Abar Ali, juga ada yang menyebut Dzul Hulaifah dan Masjid Syajarah.

Bir Ali atau Abar Ali bila
dialihbahasakan artinya sungai-sungai Ali. Di zaman Imam Ali kawasan ini merupakan sebuah kawasan yang pada umumnya terselimuti oleh pohon kurma. Berjarak 8 KM sebelah selatan kota Madinah. Di sana terdapat sumur yang digali oleh Imam Ali as untuk keperluan peziarah Ka’bah.

Kini sumur sumur itu sudah tidak nampak lagi karena sudah terpakai bagi perluasan komplek masjid.

Menurut informasi dari beberapa pekerja di Masjid Miqat, salah satu sumur ada di luar kawasan masjid. letaknya sekitar 1 kilometer dari masjid ini. Namun beberapa sumur menjadi sumber air untuk masjid ini.

Sementara itu pemberian nama Masjid Syajarah karena Nabi Muhammad SAW pada waktu melakukan perjalanan Umrah tahun ke-6 H bernaung di samping sebuah pohon ada yang menyebutnya pohon sejenis akasia. Rasullah mengenakan pakaian ihram di sana. Namun pada tahun 6 H ini nabi gagal melaksanakan Umrah karena kaum musrik Quraisy menghadang rombongan tidak membolehkan masuk ke kota Mekkah. Pada tahun ini lahirlah peristiwa penandatanganan perjanjian Hudaibiyah.

Kemudian pada tahun ke-7 H, Rasullah melakukan Umrah Qadha dan juga pada tahun ke-10 untuk melakukan Haji Wada’ Nabi bernaung di dekat pohon itu mengenakan baju ihram. Didekat pohon (Syajarah) tersebut kemudian dibangun masjid.

Masjid tersebut sekarang terletak dalam komplek dengan pekarangan yang cukup luas. Panjang masjid terbentang dari selatan ke utara sepanjang 25 meter, dari timur hingga barat juga sepanjang 25 meter. Pada tahun-tahun terakhir masjid ini dibangun dengan sangat indah seluas 88 ribu Meter persegi. Terlihat bangunan megah seperti benteng kokoh berbentuk persegi yang memiliki menara menjulang tinggi.

Bangunan ini menghadap bukit berbatu cadas juga berpasir, dipisahkan oleh jalan utama selebar 8 mobil berjajar. Memiliki fasilitas parkiran yang mampu memuat ratusan kendaraan besar dan kecil.

Di dalam komplek pekarangan yang cukup luas itu, saya melihat banyak ditumbuhi pohon kurma sebagai pelindung dalam areal pekarangan Masjid.

Ketika memasukkan pintu gerbang komplek Masjid. Pada lorong jalan masuk komplek disebalah kanan terdapat toko menjual barang souvenir. Saya tidak masuk ke toko itu, hanya memperhatikan dari jauh karena memang tak ada yang ingin dibeli. Jarak posisi saya jalan dengan toko itu ada sekitar 5 sampai 6 meter.

Saya melangkah mengikuti rombongan. Hanya beberapa meter dari gerbang masuk komplek, belok kekiri ada dua bangunan yang saya lihat, pertama bangunan mesjid dan kedua bangunan untuk bersuci ( toilet). Antara bangunan toilet dengan Masjid terpisah.

Toilet terlihat sangat luas dan bersih. Tempat cangkung untuk buang hajat selalu dijaga keberhasilan oleh petugas kebanyakan berasal dari Pakistan dan Bangladesh.

Petugas kebersihanya ramah ramah suka menyapa. Apalagi mereka tahu kalau kita adalah jamaah yang berasal dari Indonesia.

Orang kita selain ramah suka membagi reski, bersedekah. Kadang kadang para pekerja itu tak segan segan meminta dengan kalimat ada rupiah? Kalau sudah bertanya ada rupiah Iru tandanya mereka ingin mendapat tip dari kita.

Setelah kami masuk komplek, masing masing jemaah memasuki Toilet yang terletak disebalah kiri. Para jemaah pria masuk ke toilet khusus untuk jemaah pria dan wanita masuk ke toilet khusus wanita. Bersuci sekaligus mengambil wudhuk untuk menunaikan sholat jamak zhuhur dan Ashar yang belum tak sempat kami tunai saat akan berangkat tadi.

Foto Mantan Pacar Saya

Menurut berbagai sumber, di masjid ini memiliki 512 toilet dan 566 dibagi menjadi beberapa pintu utama toilet, diantaranya diperuntukkan khusus pria, wanita dan juga bagi jemaah yang memiliki keukarangan fisik.

Setelah bersuci dan mengambil wudhuk, jemaah rombongan kami melaksanakan shalat dzuhur dan jamak Ashar di dalam masjid dialasi oleh karpet berwana merah. Karpet yang warna dan motifnya sama dengan yang terbentang di masjid Nabawi di Madinah. Ruangan masjid, dihiasi puluhan pilar kokoh. Masing-masing pilar terdapat lekukan berbentuk jendela untuk meletakan mushaf Alquran.

Usai melaksankan sholat Zuhur dan jamak Ashar yang diimami oleh ustadz Solsofad Masing masing kami mulai memasang niat ihram dan sholat sunah dua rakaat.

Selesai foto foto, kami bersiap siap keluar komplek masjid menuju bus yang membawa rombongan ke kota suci Mekkah untuk menunaikan ibadah Umrah di Mesjidil Haram.

Bersambung……

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *