Makkah Royal Clock Tower, “Jam Gadang” Tertinggi di Dunia ( Bag 26 )
Bagi yang belum baca Bag 1 s.d bag 25 klik dibawah ini;
Di Madinah dan Mekkah Tak Kelihatan Pengendara Sepeda Motor ( Bag 25)
Sambungan dari bag 25
Batang Kapeh, PIlarbangsanews.com, —
Kami sekarang sudah berada dihotel Royal Mayestik. Mutawif menginformasikan, bagi yang ingin makan silahkan, naik ke Lantai M, disana sudah tersedia menu makan malam.
Lantai M itu diperuntukkan khusus sebagai tempat makan atau restoran. Saat kami bergerak menuju lantai M, saya melihat banyak orang disana. Ada yang sudah selesai makan kemudian meninggal ruangan lantai M, ada yang baru datang sama seperti kami ingin makan malam.
Pada sisi ujung sebelah barat daya dari hotel itu ada ruangan khusus untuk sholat yang dapat menampung sekitar 40 orang jemaah. Mushala itu sering digunakan penghuni hotel untuk menunaikan sholat sunah atau sholat wajib kalau mereka tak sempat datang ke Masjidil Haram.
Papi Doli di Mushola Hotel Royal Mayestik bersama Ayah Siguntua
Setelah rombongan siap makan malam, masing masing kami mendapat informasi di kamar mana kami diinapkan.
Saya, papi Doli, Pak Amirudin Dt Rajo Intan dan Pak Rasyidin kembali ditempatkan satu kamar. Kunci kamar sudah berada dalam genggaman tangan Papi Doli. Kamar yang kami tempati di Lantai 1 nomor 103. Kami naik lift menuju kesana.
Dilatai 1 itu sudah menumpuk bag (koper) masing masing kami. Tinggal pilih mana yang punya kita. Setelah dipilih bag itu dimasukkan ke kamar masing masing.
Kamar Royal Mayestik Hotel bintang 4 itu terlihat sangat bersih dan luas jika ditempati untuk 2 orang. Capasitasnya memang untuk dua orang tapi karena digunakan oleh jemaah Umrah, maka capasitasnya ditambah menjadi 4 orang menempati kamar tersebut tentu dengan masing masing memiliki tempat tidur.
Air ditoilet sangat lancar dan besar, ada fasiltas hairdryer juga disana. Tapi Haidrayer itu tidak saya gunakan. Karena rambut saya yang sudah ubanan telah dipangkas pendek. Walupun mandi keramas, dilap dengan menggunakan kain handuk saja cepat keringnya. Di hotel juga ada air panas untuk mandi kapan saja, jika air itu kita gunakan, kita tidak akan merasakan pengaruh dinginnya suhu diluar kamar hotel di kota Makkah.
Usai kami menyimpan bag pakaian di kamar hotel masing masing. Kami siap siap untuk melanjutkan ibadah Umrah yakni melakukan Tawaf dan Sai di Masjidil Haram.
Diluaran hotel menjelang ke Masjidil Haram. Papi Doli ngambil foto foto dengan latar belakang
Makkah Royal Clock Tower. Dalam Bahasa Indonesia arti dari Makkah Royal Clock Tower adalah Menara Jam Megah di Kota Mekkah.
Makkah Royal Clock Tower adalah salah satu bagian gedung dari hotel Makkah Royal Clock Tower – Fairmont Hotel dan termasuk dalam komplek Abraj al Bait. Letaknya berada di depan Masjidil Haram dengan ketinggian sebesar 601 m. Menara yang semula akan dibangun dengan ketinggian 743 meter ini merupakan bangunan menara jam terbesar di dunia, bahkan mengalahkan “Big Ben” di London. Bangunan ini juga bangunan kedua tertinggi di dunia setelah Burj Khalifa di Dubai.
Kalau Makkah punya Makkah Royal Clock Tower, kita di Sumbar juga memiliki “jam Gadang” bedanya dengan yang di Mekkah adalah bentuk arsitektur tapi sama sama bisa digunakan untuk mengetahui pukul berapa saat kita melihatnya.
Bergambar bersama mantan pacar dengan latar belakang “Jam Gadang” Makkah
Dikutip dari artikel media online Suarapalu.com, bentuk menara jam ini sangat mirip dengan menara jam raksasa Big Ben di London, tetapi ukurannya lebih besar 3 kali lipat. Jam pada menara tersebut pada malam hari akan berwarna hijau bisa dilihat dari jarak 17 km, sedangkan pada siang hari akan berwarna putih dan masih bisa dilihat dari jarak 12 km. Dua juta lampu LED dibawah jam dinyalakan lima kali sehari sebagai pertanda waktu shalat. Lampu ini bisa terlihat terangnya sampai 28 kilometer. Setiap bagian bawah dari semua sisi jam (ada 4 sisi) bertuliskan tulisan Arab yang bermakna kaligrafi, shalawat, dan kalimat dalam bahasa Arab. Dan, pada atap menara terdapat tulisan dalam bahasa Arab yang bertuliskan الله yang berartikan Allah, tuhan umat Islam.
“Jam Gadang” Mekkah di pagi hari
Komplek Abraj al Bait ini seluruhnya memiliki 3.000 kamar hotel dan apartemen ditambah 20 lantai pusat perbelanjaan dan tempat parkirnya sanggup menampung 1000 mobil. Pembangunan komplek Abraj al Bait ini dikerjakan oleh grup Bin Laden, perusahaan konstruksi terbesar di Arab Saudi. Tujuannya antara lain agar Makkah mampu menampung 10 juta jamaah haji. Saat ini Makkah hanya mampu menampung sekitar 3 juta jamaah.
Menara ini terdiri dari berbagai fasilitas, kata Dr Yaseen Al Mleaky, Direktur Museum Menara Jam Mekkah, yang mengundang sekelompok jurnalis asal Malaysia, sebagaimana dikutip Kantor Berita BERNAMA.
Salah satu fasilitas di menara yang memiliki empat wajah hijau di setiap sisi adalah Museum Menara Jam di empat lantai menara untuk menyediakan pengunjung dengan penjelasan tentang alam semesta dan konstruksi jam itu sendiri.
Ada juga balkon dengan pemandangan 360 derajat tepat di bawah permukaan jam. Pengunjung dapat melihat Masjid Suci dengan Ka’bah di tengah Kota Mekkah, merasa seperti burung bebas terbang tinggi di langit!
Namun saya belum mencobanya naik ke tower tersebut…..
Bersambung…..