.Pessel

Ada Tugu “Mungkuih” di Balai Selasa Ranah Pesisir Melengkapi Daerah Sejuta Pesona

PAINAN, PILARBANGSANEWS.COM–

MUNGKUIH adalah sejenis ikan kecil yang hidup di sungai atau air tawar Banyak terdapat di Sungai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan maupun di sungai di Sumatera Barat.

Nama ilmiah dari MUNGKUIH atau MUngkus adalah Schismatogobius risdawatiae. Nama belakang dari nama ilmiah ikan ini mengambil nama dosen biologi di Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan PGRI Sumatera Barat, Dra. Renny Risdawati.

Warga Kecamatan Ranpes ( Ranah Pesisir) di Kabupaten Pesisir Selatan, membangun Tugu Mungkuih di Pasar Balai Selasa.

Tokoh masyarakat setempat, Rizal MS (54), sekaligus penggagas ide tersebut mengatakan, Tugu Mungkuih sekarang di desain unik dengan lukisan Air Terjun Timbulun Tujuh Bidadari Sungai Liku, yang terdapat pada salah satu sisi tugu tersebut. Menurutnya, hal itu bakal menjadi daya tarik pengunjung ketika hendak berkunjung ke Pesisir Selatan daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.

“Dikarenakan daerah kita sangat kaya akan potensi wisata. Jadi, ide ini muncul dari Pak Camat agar Tugu Mungkuih ini lebih tercelak dengan desain Air Terjun Timbulun Tujuh Bidadari Sungai Liku pada salah satu sisinya,” ucapnya pada wartawan, Selasa (4/2).

Ia menyebutkan, Kecamatan Ranah Pesisir, memiliki Tiga aliran Sungai yang sangat potensial jika dikelola dan dikembangkan sebagai ikon wisata daerah setempat. Tiga aliran Sungai itu, kata dia, Batang Palangai Gadang, Palangai Kaciek, dan Sungai Liku.

“Namun, yang lebih menarik adalah Batang Sungai Liku, karena memiliki Air Terjun sebanyak Tujuh tingkat. Konon dari cerita rakyat, lokasi ini dulunya tempat pemandian Bidadari,” kata seniman yang juga pendiri Sanggar Nagari di Kampung Tanjung Gadang, Sungai Liku tersebut.

Lebih jauh diceritakan, Air Terjun Timbulun Tujuh Bidadari Sungai Liku, merupakan aset nagari warga Kampung Juo Banyak, Nagari Pelangai, yang hingga kini di huni sekitar puluhan KK. Namun, belum terkelola dengan baik. Terkait hal itu, ia selaku masyarakat setempat, sangat berharap sentuhan pemerintah melalui dinas terkait. Sebab, jika menggunakan dana nagari atau swadaya masyarakat tidak bakal terkelola dengan baik, lantaran membutuhkan anggaran yang sangat besar.

“Ya, sekarang akses kesana masih jalan tanah. Biasanya masyarakat menempuhnya untuk akses pergi ke ladang. Namun jika masuk musim panas, mobil dan motor bisa masuk kelokasi yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Simpang Sungai Liku, jalan lintas nasional,” ujar Rizal MS yang juga pernah mengenyam bangku pendidikan SMSR alumni 1984 Padang, Jurusan Seni Lukis.

Sementara itu, Camat Ranah Pesisir Zul Arsil menuturkan, berdirinya sebuah Tugu disuatu daerah, merupakan ikon yang nantinya bakal berpengaruh besar terhadap ciri khas suatu wilayah. Ide mendirikan Tugu Mungkuih di daerah setempat, sudah muncul sejak lama. Namun, baru direalisasikan oleh pemerintah kecamatan pada April 2017.

“Saat ini, Tugu Mungkuih kami desain ulang pada salah satu sisinya dengan Air Terjun Timbulun Tujuh Bidadari Sungai Liku. Sebelumnya, sempat berpolemik karena pada salah satu sisi kami buat nama-nama pahlawan. Masyarakat banyak yang tidak setuju,” ucapnya.

Ia menjelaskan, Tugu Mungkuih yang dibangun di Balai Selasa, memiliki empat sisi yang melambangkan ikon daerah setempat, yakni logo Pemkab Pessel, kemudian filsafat yang menceritakan tentang keberadaan Kecamatan Ranah Pesisir, selanjutnya Nagari Sungai Tunu yang masuk dalam topografi Nagari Pelangai, terakhir yang terbaru Air Terjun Timbulun Tujuh Bidadari Sungai Liku.

“Sesuai hasil musyawarah kami sepakat mengganti nama-nama pahlawan sebelumnya dengan desain Air Terjun Timbulun Tujuh Bidadari Sungai Liku. Posisinya tetap di lokasi yang sangat strategis, yakni pada pertigaan jalan lintas nasional Padang-Bengkulu, antara kantor Camat dan Polsek Balai Selasa,” tuturnya.

Menurutnya, Tugu Mungkuih didirikan tak sekadar simbol semata. Namun, lebih kepada filsafat yang menceritakan keberadaan sebuah nagari. Sehingga, secara tidak langsung mampu pula membawa pesan sesuai ciri khas daerah kepada kalayak ramai.

“Tugu Mungkuih ini juga disesuaikan dengan filosofi nagari. Pada lantai dasar dibangun melingkar sesuai pepatah minang Adat Salingka Nagari, selanjutnya pada posisi tiang dibentuk pula segi empat yang merupakan simbol daerah. Sehingga akan memunculkan kesan yang sangat elok di pandang mata,” katanya lagi.

Ia mengatakan, pembangunan tugu pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, merupakan intruksi langsung dari Bupati Hendrajoni. Bahkan, sebanyak 15 kecamatan yang tersebar di daerah itu, harus memiliki tugu sebagai ciri khas ikon daerah masing-masing.

“Jika tak ada aral melintang, rencananya Tugu Mungkuih ini bakal diresmikan oleh Bupati Hendrajoni. Dalam waktu dekat, pihak kami menggelar rapat bersama pihak terkait,” ucapnya. (h/kis)

Sumber Haluan.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *