.

Syafrizal; Bumnag Mesti Menangkap Peluang Pertashop Pedesaan

Bali, PilarbangsaNews

Kementerian Dalam Negeri dan Pertamina bekerjasama membangun Pertashop Pedesaan, yaitu depot penjualan BBM Pertamina mini. Ditargetkan ke depannya, di 7.196 kecamatan yang ada di Indonesia minimal akan didirikan satu unit Pertashop Pedesaan setiap kecamatan. Karena itulah Pertamina memberikan peluang kemitraan bisnis ini kepada Pemerintahan Desa di seluruh Indonesia.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sumbar Drs. H. Syafrizal, MM., yang langsung mengikuti Sosialisasi Pendirian Pertashop Pedesaan, di Sofitel Nusa Dua Beach Resort, Bali, pada Kamis (27/2).

“Kita di Sumbar harus menangkap peluang Pertashop Pedesaan ini dengan memberdayakan Bumnag atau Badan Usaha Milik Nagari kita yang ada,” kata Drs. H. Syafrizal, MM. merasa optimis dengan peluang bisnis ini.

Acara Sosialiasi Pertashop Pedesaan ini diikuti oleh Gubernur se Indonesia, Kepala Dinas PMD Provinsi se Indonesia, Bupati/Walikota dan Kepala Dinas PMD Kab/Kota percontohan Pertashop Pedesaan. Dalam acara ini tampil sebagai nara sumber Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri DR. Nata Irawan, SH.,M.Si dan Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid.

Menurut Syafrizal, dalam sosialisasi yang disampaikan Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid, Pertashop ini merupakan lembaga penyalur Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM, LPG dan juga pelumas yang di kawasan itu belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain.

Karena itu, Pertamina melalui Kemendagri membuka peluang usaha ini kepada Pemerintahan Desa, atau di Sumbar adalah Nagari. Sehingga keadilan energi dan program Pertamina berupa “Ovoo” yaitu One Village One Outlet dapat dijalankan, yaitu mendistribusikan energi secara merata hingga ke pedesaan.

Pertashop memiliki tiga kategori, yaitu Gold untuk penyaluran 400 liter BBM per hari, Platinum untuk penyaluran BBM sebesar 1.000 liter per hari dan Diamond untuk penyaluran BBM sebesar 3.000 liter per hari. Masing-masing kategori juga berbeda biaya investasinya yang berkisar antara Rp100 juta hingga Rp300 juta. Dalam hitungan bisnisnya, setiap liter BBM yang terjual Pertashop akan mendapat keuntungan Rp800.

Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri DR. Nata Irawan, SH.,M.Si mengatakan, Bumnag dan Bumdes mesti mengambil peluang bisnis Pertashop Pedesaan ini, untuk menambah pendapatan usaha. Selain itu tentunya untuk mewujudkan keadilan energi hingga ke pedesaan.

Untuk tahap pertama ini, Pertashop Pedesaan percontohan akan didirikan di Kabupaten/Kota terpilih di Indonesia. Di Provinsi Sumatera Barat ada dua daerah yang mendapat kesempatan pertama mendirikan Pertashop Pedesaan yaitu di Kabupaten 50 Kota dan Kota Sawahlunto. (gk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *