Covid 19

Efek Corona, Peternak Ayam Limapuluh Kota Terancam Bangkrut

Limapuluh Kota, PilarbangsaNews–

Pandemi virus Corona yang telah berlangsung hampir tiga bulan meluluhlantakkan sendi-sendi perekomomian di daerah ini. Pelaku usaha ekonomi kecil hingga besar saat ini kembang kempis urat nadinya.

Salah satu sektor pelaku ekonomi yang terdampak dan terkapar adalah pengusaha ternak ayam petelur di Kabupaten Limapuluh Kota. Daerah paling timur Sumatera Barat ini merupakan penghasil telur ayam terbesar di provinsi ini.

Kondisi tersebut dibenarkan Ermizal (56 tahun) salah seorang pengusaha peternakan ayam petelur di Limapuluh Kota.

Saat berbincang dengan PilarbangsaNews di lokasi kandang ayamnya di Jorong Kubu Gadang, Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (29/5) siang, Ermizal menceritakan betapa pedihnya kondisi peternak ayam petelur di daerah ini akibat Virus Corona.

“Harga telur ayam selama bulan puasa satu butir mencapai titik nadir, hanya Rp850. Ini jauh dari harga normal yang Rp1.350 perbutir. Harga tersebut, jangankan beruntung, malah modalpun tidak pulang,” kata Ermizal dengan nada suara memelas.

Yang menjadi penyebab merananya peternak adalah karena daya beli terjun bebas. Pangsa pasar selama ini meliputi daerah Riau, Jambi, Bengkulu dan Jakarta disamping untuk wilayah Sumbar sendiri.Akibat Corona Covid-19, warung-warung harian besar dan kecil banyak yang tutup, begitupun warung nasi hingga rumah makan.

“PSBB juga membawa dampak besar, karena masyarakat terbatas untuk keluar rumah, sehingga kebutuhan telur di warung-warung jadi terjun ke titik terendah,” papar Ermizal yang memiliki ayam petelur hingga 10.000 ekor lebih itu.

Ditambahkannya, akibat kondisi menyedihkan ini, ada peternak ayam di Limapuluh Kota yang stok telurnya busuk segudang. Malah ada kabar yang mengatakan, satu kontainer telor busuk di tengah jalan saat dibawa ke Jakarta.

Banyaknya telur yang dibeli oleh berbagai elemen untuk bantuan sembako belakangan ini bisa membantu peternak? Ermizal menjawab, ada sedikit membantu, hanya saja konstribusi tersebut membantu paling tinggi hanya 30 persen.

“Untuk memulihkan kondisi in, peternak ayam petelur perlu waktu berbulan-bulan, meski harga telur sekarang sudah merangkak naik di atas Rp850 perbutir,” kata Ermizal. (wba).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *