COVID19 PEMBUNUH PERADABAN DAN MELAHIRKAN PERADABAN BARU DUNIA
Oleh : Anton Permana
(Tanhana Dharma Mangrwa Institute)
Hari ini wabah covid19 ini tidak hanya membunuh manusia. Tetapi juga sudah telah membunuh ekonomi dunia. Membunuh usaha banyak manusia. Hingga membunuh demokrasi dan membunuh kebenaran.
Kalau dalam ilmu hukum dikenal istilah “Law is tools of social engineering”, dampak covid 19 didunia saat ini sudah bisa disebut menjadi “Covid is tool of changing civilization”. Ketika bagi masyarakat covid19 ini musibah, tapi tidak bagi para penguasa korup, politisi dan cukong. Covid19 menjadi alat korupsi, alat kekuasaan untuk melalukan agenda politik terselubung yang menguntungkan kelompoknya.
Banyak yang telah berhasil dirubah oleh wabah ini. Mulai dari prilaku ekonomi, prilaku budaya, prilaku bisnis, hingga prilaku pemerintahaan dan mungkin kedepan entah apalagi yang akan berubah pasca covid19 ini.
Tiba-tiba dunia tak berdaya oleh wabah yang tidak tampak ini. Dunia takluk dan mencekam. Ekonomi lumpuh. Bandar udara tutup. Dunia pariwisata hancur. Bursa saham rontok. Event-event dunia baik olah raga dan seni tewas. Tayangan TV seolah menghipnotis manusia akan sebuah makna ketakutan.
Manusia tiba-tiba berkurung seperti burung didalam rumah. Manusia tiba-tiba menjadi manusia digital. Lonjakan penggunaan internat melonjak berlipat-lipat. Semua serba on line. Seminar on line. Rapat on line. Beli makanan pun on line. Mensahkan UU pun bisa secara on line.
Tiba-tiba semua manusia bergantung kepada benda bernama HP dan dunia internet. Tak perlu lagi nongkrong di mall cafe. Tak ada lagi jadwal nonton film sinema bioskop. Tak ada lagi konser. Tak ada lagi shoping. Tak ada lagi belanja BBM dan uang entertaintmen bagi pebisnis. Semua telah berubah.
Banyak yang tidak siap dengan kondisi ini. Banyak yang stress karena pandemic ini. Proyek tender batal padahal sudah setor. Kontrak kerja batal padahal sudah bayar iklan dan keluarkan modal kerja. Berjualan tak ada pembelinya. Punya toko, mall dan pasar tutup. PHK dimana-mana. Banyak lagi kalau di sebutkan. Jual asetpun susah minta ampun.
Tapi ada juga yang justru wabah ini menjadi bangkit dan terbuka peluang usaha. Para pegiat UKM kuliner menjadi meningkat karena mall-mall dan resto pada tutup. Jualan produk on line meningkat, karena super mall dan gerai butik tutup. Konveksi, garmen, dapat job pembuatan APD karena pabrik industri banyak tutup.
Tiba-tiba banyak yang jadi seorang trader on line. Minimal menjual apa yang ada dirumah buat bertahan hidup dimasa pandemic. Entah lucu entah miris.
Semua ada positif dan negatifnya. Tergantung manusianya. Berani berimprovisasi dan cepat beradabtasi, atau terus sibuk mengutuk kegelapan tapi tidak menyalakan lilin yang ada ditangannya
Secara gropolitik global wabah pandemik juga memberikan babak baru bagi peradaban dunia.
Saat ini China Vs Amerika sedang berhadap-hadapan siaga tempur. Wabah pandemic yang dinasbihkan sebagai perang senjata biologi kimia antar negara adi kuasa ini, berujung kepada frustasi dan ketegangan menuju perang dunia.
Perang dagang tak membuahkan hasil. Perang senjata kimia sama-sama memaka korban. Tapi secara efek ekonomi dan sosial, harus di akui China menang selangkah dari Amerika. Apalagi saat ini, meletusnya kerusuhan massal berbasis rasial di Amerika mengancam stabilitas dan konsentrasi Amerika melawan China. Huru-hara dimana-mana.
Sedangkan China sedang pesta pora dari penjualan produk APD dan jamu coronanya. Beratus kontainer setiap hari bermuatan APD dari China menyasar negara-negara didunia.
Peradaban kapitalis terindikasi sudah mencapai titik puncaknya. Begitu juga dengan komunisme sosialis. Dua peradaban besar dunia saat ini saling cakar dan menaklukan.
Padahal dua peradaban ini sama saja jenis binatangnya. Satu ular satu buaya. Satu hantu, satunya lagi setan. Para pendukungnya ? Silahkan jawab sendiri.
Karena dua kutub peradaban ini terbukti hanya melahirkan ketidak adilan, penjarahan terhadap yang lemah, dan kerusakan dari segala arah.
Ratusan juta nyawa manusia telah dibantai akibat doktrin komunisme untuk berkuasa. Puluhan negara luluh lantak di bomb oleh negara kapitalisme pimpinan Amerika dan sekutunya.
Kemakmuran yang mereka kampanyekan hanyalah kemakmuran semu bagi para elitnya. Rakyat hanya objek semata. Yahudi lah para King Makernya. China dan Amerika pun hanya proxy dari sebuah agenda.
Saling serang menggunakan wabah covid19 boleh dikatakan sebagai awal perang dunia ketiga. Dimana dalam sejarah dunia, setiap perang dunia pasti akan melahirkan sebuah peradaban baru yang dibawa oleh siapa pemenangnya.
Perang dunia pertama dan kedua, telah melahirkan peradaban kapitalisme dibawah bendera “The New World Order”. Dimana merubah struktur peradaban dunia dari model imperium dan kekuasaan monarki raja menjadi model negara bangsa.
Menggeser kekuasaan spritual konservativ agama, menjadi sekulerisme. Merubah sistem perdagangan mata uang logam, menjadi kertas dan giral. Merubah skema perdagangan bertransaksi langsung (barter), menjadi virtual dan menggunakan sistem perbank kan. Merubah Monarki menjadi demokrasi. Dari otokrasi menjadi neokolonialisasi.
Kita tak tahu peradaban apa yang akan ditawarkan kepada penduduk dunia hari ini. Yang jelas, wabah covid19 ini telah berhasil membunuh separoh peradaban abad 21 ini yang dikendalikan kapitalisme dan komunisme.
Bagaimana selanjutnya, biar waktu yang menjawabnya. Ada yang memprediksi dunia kedepan hanya terdiri dari dua kelompok negara saja. Yaitu, “religion state” dan “coorporate state”. Karena sudah tak adalagi batasan teritorial negara seperti hari ini. Semua kembali kepada kelompok ideologi pemikirannya.
Dunia akan kembali terbelah menjadi dua. Kelompok manusia yang masih percaya Tuhan, dengan kelompok manusia yang berlepas diri dari Tuhan yaitu para pemuja kebebasan.
Siapa yang memenangkan perang ini. Bisa China ? Bisa Amerika ? Atau ada pihak ke tiga di antara keduanya yang tiba-tiba muncul memimpin dunia.
Karena saat ini ada juga dua negara raksasa yang sedang diam mengamati dunia, yaitu Turkey dan Rusia. Dimana secara sejarah, nenek moyang mereka juga pernah menjadi imperium terbesar dunia. Wallahu’alam…
Batam, 03 Juni 2020
*) Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis