Nasib Anton. Tiga Tahun Tak Ada Kabar, Ditemukan Tak Berdaya di Depan RS Awal Bros Pekanbaru
Limapuluh Kota, PilarbangsaNews
Haru biru menyelimuti bangsal perawatan pada salah satu ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Achmad Darwis Suliki Minggu (7/6) siang, ketika pasangan suami istri, Jusar – Mastiman melihat putranya Anton (30) terbaring dalam kondisi tubuh kurus dan lemas.
Warga Jorong Kampuang Tangah, Nagari Talang Maur, Kecamatan Mungka itu, tidak membayangkan putra keenam dari sepuluh bersaudara itu akan bernasib seperti ini. “Dari empat tahun ia meninggalkan kampung, tiga tahun Anton tidak ada kabar beritanya. Entah kemana dia pergi, tak tau rimbanya. Tahu-tahu, kami mendapatkan kenyataan ini,” kata Jusar seperti dikutip wakil bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan yang dihubungi PilarbangsaNews, Minggu (76) malam.
Cerita awalnya, Anton ditemukan tergeletak tak berdaya di depan Rumah Sakit Awal Bros, Jalan Soebrantas, Pekanbaru, seperti beredar luas di media sosial.
Relawan dari perantau Mungka dan pengurus paguyuban Gonjong Limo Pekanbaru dan Provinsi Riau dan pituonyo seperti H. Zahirman Zabir, SH MH pun mengetahui hal ini dan langsung mengambil langkah penyelamatan sembari berkoordinasi dengan kampung (Limapuluh Kota).
Bersamaan dengan itu, informasi tersebut juga masuk ke WhatsApp Wakil Bupati Ferizal Ridwan dan Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra. Kedua pejabat inipun juga saling berkoordinasi bagaimana cara memulangkan dan merawat Anton.
Kesepakatan pun diperoleh, dimana relawan, perantau Mungka dan pengurus Gonjong Limo mengantarkan Anton hingga ke batas provinsi di Tanjung Balik.
Di perbatasan provinsi itu, Wabup Buya Feri dan Ketua DPRD Deni Asra serta relawan sudah menunggu. Akhirnya, pukul 01.30 WIB dini hari Minggu (7/6) rombongan pengantar dari Pekanbaru tiba di perbatasan dan menyerahkan Anton ke Buya Feri dan Deni Asra.
“Anton kami bawa dini hari ke Puskesmas Rimbo Data untuk diperiksa. Ternyata suhu tubuhnya mencapai 38,6 derjat Celsius dan tekanan darahnya 130. Karena kondisi pisiknya amat lemah, jangankan berdiri untuk duduk saja tidak bisa, maka diputuskan dirawat sementara dulu di Puskesmas Rimbo Data,” terang Buya Feri.
Pagi harinya, lanjut Buya Feri, Anton dibawa untuk perawatan selanjutnya sembari rapid test di Puskesmas Pangkalan yang merupakan Puskesmas rujukan, oleh Kepala Puskesmasnya, dr. Frengky.
“Alhamdulillah, pagi itu suhu tubuh Anton sudah turun, dan sudah bisa minum dan makan walau tak banyak. Infuspun hampir habis satu kantong. Seterusnya Anton dibawa ke RS Achmad Darwis untuk mendapatkan perawatan selanjutnya,” ujar Buya Feri.
Pukul 11.45 WIB hari Minggu (7/6) Anton telah bisa bertemu ayah dan ibu serta adik adiknya. Sudah hampir empat tahun mereka tak bertemu, tiga tahun tak ada kontak apalagi bertemu. Mereka tidak mengetahui dimana keberadaan Anton.
“Kami bersama Ketua DPRD Deni Asra telah menitipkan ke pihak rumah sakit untuk pelayanan kesehatan serta menyerahkan kepada pihak keluarga,” kata Buya Feri sembari menyebutkan bahwa segala biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawabnya bersama dengan Deni Asra. (wba).