Catatan ringan dari Rusunawa Painan (27) ; Tadi Saya Tes Swab, Suster Tertawa Geli…?
Rusunawa Painan, PilarbangsaNews, — Hari ini Sabtu tanggal (10/10/2020) pagi menjelang siang sekitar pukul 9:30 saya menjalani tes swab untuk ke 4 kalinya. Dengan rincian 1 kali uji swab di Puskesmas Pasar Kuok, 3 x di Rusunawa.
Ketika mengikuti uji swab pertama di Puskesmas Pasar Kuok, berjalan lancar. Maksud saya berjalan lancar itu adalah tak ada peristiwa yang perlu dibeberkan dalam catatan ini.
Di Puskesmas Pasar Kuok saya di swab oleh petugas yang berwajah cantik, bernama Yulfianti pada tanggal 24/9/2020.
Di Rusunawa saya mengikuti tes Swab pada hari Sabtu tanggal 29/9/2020.
Pada hari senin tanggal 2/10/2020, saya mendapat informasi bahwa hasil swab saya yg diambil di Puskesmas Pasar Kuok, nagatif.
Aduh gembira perasan waktu itu. Gembira karena tidak terpapar Covid-19 lewat istri. Padahal saat saya sakit demam panas tak mau makan selama 14 hari, saya dirawat oleh istri. Kami tetap tidur diatas satu ranjang. Istri saat itu diduga sudah terpapar Covid-19 lebih dahulu dari Uni Emi kakak kandung dari si bebeb.
Dan Uni Emi sendiri dari mana pula tertular Covid, yakni dari klaster Anakan yang telah diuraikan di episode awal dari catatan ringan dari Rusunawa Painan ini dulunya.
Hasil swab saya yang diambil di Puskesmas Pasar Kuok itu, negatif, diketahuinya pada hari Selasa (1/10/2020) atau 5 hari setelah saya menjadi warga Rusunawa Painan.
Diatas sudah saya tuliskan bahwa saya di swab pertama di Rusunawa Painan pada hari Sabtu tanggal 29/9/2020.
Ada peristiwa yang perlu pembaca ketahui. Sebulan duduk di bangku khusus, terlebih dahulu identitas dicatat oleh seorang petugas berbaju Asmat.
Setelah identitas dicatat saya di suruh duduk di kursi. Petugas pengambil swab didepan dengan dibatasi kaca.
Saya duduk di kursi, perawat pengambil Swab mulai bicara menerangkan apa yang akan dia lakukan pada saya.
“Pak…., ini ada benda berbetuk lidi, di kedua sisi ujung dilapasi dengan kapas, benda ini akan saya masukkan ke hidung dan ke mulut bapak. Saat masuk hidung bapak menelan ya beberapa kali, kemudian ketika saya masukkan ke mulut bapak sebut aaaaaaaa, ” ujar si perawat.
“Siap buk, ” ucap saya.
Saat benda berbentuk kapas itu masuk ke hidung saya, saya lakukan sesuai dengan perintah perawat. Pengambilan Swab lewat lobang hidung selesai. Sekarang dilanjutkan dengan memasukan pemeriksaan lewat tenggorokan.
Ketika perawat itu mulai memasukkan benda kemulut saya menekan lidah agar bisa melihatmu pangkal kerongkongan, Saya mulai menyebutkan aaaaaaaaa.
Belum lagi selesai aaaaaaa nya, e…., gigi jawi (gigi palsu) meluncur keluar. Apa yang terjadi pembaca? Sebutan aaaaaaaa, otomatis bertukar aaauuuuuuuuuu.
Perawat ketawa. Saya minta maaf atas ketidaknyaman ini.
“Maaf buk. Ibuk janjok (jijik) ?” tanya saya.
“Indak pak saya tidak jajok, ” Jawabnya sambil tertawa renyah.
Beda buk perawat dengan nyonya besar saya. Dia melihat saya membuka gigi palsu ini agak jajok. Tapi dia tidak jajok kalau lagi bercxxman jika lagi bermesxxxn berdua didalam kamar di pondok kami. Hahahahah.
Peristiwa diatas saat uji swab pertama.
Pada uji swab kedua, saya lebih waspada, saya buka gigi palsu saya lebih dahulu. Dan swab ke 3 tadi saya lebih waspada lagi dengan membuka gigi palsu.
Maaf buk permisi sebentar, saya mau buka gigi jawi saya dulu.
“Gigi jawi????” Si Suster mungkin dahinya menggerenyut karena kurang paham dan heran
“Ini buk a,” kata saya beraksi mengeluarkan gigi palsu dari mulut. Si suster ikut tertawa…
Bersambung.
Catatan foto unggulan dari artikel ini adalah foto sicantik Uwa, cucu saya lagi tes swab di Bukittinggi, dengan hasil negatif
Baca juga;
Catatan ringan dari Rusunawa Painan (26) ; Video call Bersama Suami Anak…