Catatan Perjalanan Umroh

Sering Bohong Pada Istri, Dapat Ganjaran di Tanah Suci (Bag; 38)

Selama berada di Tanah Suci Haramain berbagai kejadian nyata dialami oleh jemaah. Haramain sebutan untuk kota Mekkah dan Madinah.

Ketika di Madinah, ada seorang jemaah kami yang dirampas oleh petugas CS (Cleaning Service). Ceritanya berawal saat Sang bapak membawa dompet.

Waktu itu si bapak baru saja menukar uang rupiah dengan mata uang riyal sebanyak Rp 5 juta.

Ketika dia kembali ke hotel di tengah jalan tiba tiba dihampiri oleh 3 orang petugas  CS. Salah seorang diantaranya mencoba merebutnya dompek si bapak. Sedang yang dua orang lagi berusaha menghalangi langkah si bapak jemaah.

Setelah  berhasil merebut dompet berisi uang riyal itu mereka langsung melarikan diri.

Salah seorang bertanya ke si bapak yang duitnya dirampok itu, apakah ketika di tanah air si bapak dan si ibu jarang bersedekah atau ber wakaf.

Diakui oleh suami istri tersebut,  memang mereka jarang dan tak pernah bersedekah.

Akhirnya kedua suami istri  ini merelakan uang mereka yang dirampas itu. Untung masih ada bekal rupiah yang tersimpan belum ditukar dijadikan riyal persiapan belanja di Mekkah nantinya.

oooOooo

Kemudian ada lagi cerita seorang bapak yang tersesat dan tak menemukan lagi jalan dimana teman temannya menunggu.

Saat itu, kita sebut saja nama beliau pak Karim, nama samaran, ingin buang air kecil di WC bekas rumah Abu Jahal.

Setelah selesai buang air kecil, pak Karim tidak lagi menemukan  jalan dimana istri dan teman temannya menunggu.

Waktu itu sekitar pukul 20;15 waktu Arab Saudi. Pak Karim kembali kedalam masjid dan terus ke pelataran Ka’bah. Dia tak ingat lagi dimana titik lokasi istrinya dan teman-temannya menunggu.

Di depan bangunan yang menjadi kiblat kaum muslimin dunia itu, Karim memanjatkan do’a. Dia minta ampun atas kesalahan yang sering dia lakukan di tanah air.

BOHONG PADA ISTRI

Menurut Pak Karim, kata Om Vorzil, dia sering berdusta pada istrinya.

Pak Karim di tanah air adalah seorang ulama di kampungnya. Dia sering dipanggil warga mendoa selamatan. Istri  pak Karim tahu bahwa suaminya sering dipanggil warga bila ada upacara selamatan.

Pak Karim selain ulama, untuk menopang kehidupannya juga sebagai petani. Dia punya kebun kopi di kampung.

Untuk mengolah kebun kopinya pak Karim dan ibu Karim lah yang mengerjakan berdua. Anak anak mereka sudah tidak ada lagi di rumah, sudah memiliki kelurga masing masing.

Pak Karim akhir akhir ini sering malas ke kebun. Dia sering berbohong pada istrinya kalau sang istri mengajak pergi ke kebun.

“Ibu saja pergi dulu,. Nanti saya menyusul kalau sempat. Hari ini di kampung sebelah ada orang mengundang untuk berdo’a, ” kata Pak Karim pada Bu Karim.

Bu Karim tak akan protes lagi kalau memang ada orang yang memintak untuk  membacakan do’a.

Berbohong itu bukan sekali dua kali, tapi telah sering dilakukan Pak Karim.

Pak Karim mnyadari dosa ini mungkin yang telah membuat dirinya lupa dimana istrinya menunggu.

Pak Karim baru ingat jalan kembali  ke hotel setelah menunaikan sholat Subuh. Dan sebelum sholat subuh pak Karim berdo’a dan minta ampun kepada Allah SWT atas kebohongan itu.

Dia berjanji nanti setelah sampai di hotel dia akan ceritakan kepada istrinya kenapa sampai tersesat sekalipun untuk minta maaf.

Rupanya berbohong kepada istri ternyata kita menerima ganjaran juga dari Allah SWT. Agar dosa ini bisa dihapus, selain minta ampun kepada Allah SWT, juga kita dituntut harus minta maaf kepada orang yang dibohongin itu. Seperti yang dialami pak Karim…

Bersambung…..

Catatan; diatas bukan foto pak Karim, tapi foto Om Vorzil salah seorang Kabid di salah satu dinas di Pemkab Pesisir Selatan berfoto bersama seorang penjaga mesium Makkah.

Baca juga;

Gagal Bertemu Habib Rizieq (37)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *