Dharmasraya

SMAN 1 Pulau Punjung Baralek Gadang “Maanta Nasi Jujuang”

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMAN 1 Pulau Punjung

Oleh : Nelda Yetti, SPd

Dharmasraya, PilarbangsaNews- SMAN 1 Pulau Punjung, untuk Tahun Ajaran 2022/2023, adalah sebagai Sekolah Penggerak Tingkat Nasional Angkatan ke 2, yang melaksanan Kurikulum Merdeka.
Sebagai sekolah Penggerak Tingkat Nasional salah satu programnya adalah melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang disingkat dengan P5.

Dalam pelaksanaan P5, SMAN 1 Pulau Punjung untuk Tahun Ajaran 2022/2023 mengambil tiga Projek yaitu : Kearifan Lokal, Gaya Hidup Berkelanjutan yang dilaksanakan di semester 1, dan Content creators, yang akan dilaksanakan pada semester 2 nantik.

Untuk projek 1, Kearifan Lokal, SMAN 1 Pulau Punjung, mengambil salah satu tradisi/adat yang sudah mulai hilang dalam kehidupan masyarakat di Sungai Dareh, karena SMAN 1 Pulau Punjung terletak di daerah Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya agar siswa SMAN 1 Pulau Punjung sebagai generasi penerus mengetahui dan mengenali kembali adat daerahnya yang sudah mulai pudar.

Dalam pelaksanaan Projek 1, SMAN 1 Pulau Punjung mengangkat budaya/tradisi Baralek Gadang Sungai Dareh dengan mengusung Tema ” Maanta Nasi Jujuang” Hal ini bertujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi lama yang syarat dengan nilai-nilai religius, sosial, gotong royong, silahturahmi dan tata krama serta saling menghormati.

Dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, SMAN 1 Pulau Punjung mendatangkan nara sumber dari tokoh adat Sungai Dareh baik dari kaum ibu/Rajo Sungai Dareh maupun Ninik mamak yang mengajarkan tentang petata petiti adat mulai dari maanta tando sampai maanta nasi jujuang dan berbagai makanan yang akan diantarkan pada waktu maanta nasi jujuang.

Pelaksanaan Projek 1 ini sudah dimulai dari bulan Juli sampai sampai hari ini Sabtu tanggal 17 September 2023. Pada praktek Pembuatan Isi nasi jujuang, pada tanggal 3 September 2022 dipraktekkan pembuatan godok barangkai dan godok tuai. Yang mana Godok barangkai mengandung
makna di nagari Sungai Dareh terdapat 4 Suku, Jini nan 4 dan 4 Jini.

4 Suku yaitu : Suku Melayu, Piliang, Caniago dan Patapang, Jini nan 4 yang terdiri dari : Penghulu, Monti, Malin dan Dubalang dan 4 Jini yang terdiri dari : Bilal, Khatib, Imam dan Malin.
Jadi makna Jini nan 4 dan 4 Jini disatukan dalam suatu masalah adat yang dinamakan dan dilambangkan dengan godok barangkai yaitu keselarasan antara kaum-kaum dalam nagari yaitu bersatu dalam menyelesaikan pesta adat.
Kemudian godok tuai, adonannya sama dengan godok barangkai yang dibuat seperti bulan sabit, yang mengandung makna bahwa dalam hidup nagari tidak boleh memakai ilmu sabit, marangkuh ka diri tidak mau berbagi.

Kepala SMA Negeri I Pulau Punjung, Nofsri Suriyana, S.Pd, M.M sangat memberikan dukungan terhadap kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih kepada Tim Projek 1 Kearifan Lokal, koordinator dan fasilitator, juga siswa-siswi yang sangat antusias dan serius mengikuti pembelajaran ini.

Beliau mengatakan kegiatan ini merupakan ajang mencari generasi pewaris budaya tradisi lewat generasi terdidik. Mengatasi hilangnya pewaris budaya. Kita lihat kenyataan di lapangan hanya yang tua yang mengerjakan sementara yang mudah lebih cendrung terlena dengan teknogi atau media sosial.

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk tahun ajaran 2022/2023 di SMAN 1 Pulau Punjung, diikuti oleh Kelas X Pase E.1 sampai Pase E.8 yang berjumlah 261 orang siswa, dengan tujuan agar siswa sebagai generasi penerus bangsa mengetahui tradisi dan mengenali kembali budaya leluhurnya yang syarat dengan nilai-nilai agama, budaya, sosial dan tata Krama di masyarakat.

Para siswa disajikan materi–materi yang berkaitan dengan baralek gadang tersebut seperti membuat masakan tradisi yang akan dihantarkan pada waktu Mananta Nasi Jujuang, belajar petata–petiti juga melaksanakan cara maanta nasi jujuang.

Masakan yang dibawa untuk maanta nasi jujuang menggunakan bintang tuo, bintang ketek yang berisi berbagai macam masakan tradisi seperti nasi, gulai cubadak, kalio ayam, randang dagiang, goreng ikan, dan makanan ringan seperti, pongek pisang, santan tangguli, puluik putih, puluik kuniang, goreng pisang, juga ditambah dengan beberapa rantang (tengkat) yang berisi makanan ringan seperti godok barangkai, godok tuai, silamak, puluik dan sebagainya, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 September 2022 yang merupakan puncak pelaksanaan projek 1, kearifan lokal, karena minggu depan akan dilanjutkan dengan projek ke 2, gaya hidup berkelanjutan.

Adat Maanta Nasi Jujuang adalah mengembalikan tando dari pihak laki-laki yang telah diberikan pada waktu maanta tando awal dimulai prosesi lamaran.

Setelah Maanta Nasi Jujuang dari pihak perempuan ke pihak laki-laki, pihak laki-laki akan membalas isi
bintang dengan berbagai macam peralatan rumah tangga seperti piring, gelas, teko, lemari dan lain sebagainya sesuai dengan kemampuan pihak laki-laki. (Rjl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *