Pak Sugiono Tukang Parkir di Jalan Sekolah Rumbai…
Rumbai Pekanbaru, PilarbangsaNews.com,–
Lebih kurang setahun delapan bulan yang lalu penulis bertemu dengan pak Sugiono, seorang yang berprofesi sebagai tukang parkir didaerah pertokoan Jalan Sekolah Kota Rumbai Pekanbaru. Semula saya mengira dia lupa dengan saya, ternyata rupanya tidak. Pertemuan penulis dengan pak Sugiono ini berlangsumg pada hari Senin (20/5/2024).
“Assalamualaikum ww, Pak,” sapa saya begitu sepeda motor yang saya kendarai parkir di depan sebuah Toko, yang arealnya masuk wilayah penguasaan parkir pak Sugiono.
“Wa Alaikumsalam WW,” jawabnya sambil dia menatap wajah saya.
“Lupa bapak dengan saya,” tanya saya dalam bahasa Minang.
“Tidak… Tidak pak. Bapak yang buat koran itu ya,” ucapnya. Kata “buat koran” yang dimaksud oleh Pak Sugiono mungkin sebutan lain bagi yangberprofesi sebagai Wartawan. Rupanya bagi pak Sugiono “buat koran” dengan “wartawan” itu sama artinya.
“Ya Betul,” jawab saya mengikuti jalan pikiran pak Sugiono.
“Onde pak…. Banyak kawan kawan awak yang me WA awak, yang mangatokan awak masuk koran. ( Onde bahasa Minang : menyatakan rasa kaget) Koran yang dimaksud pak Sugiono adalah portal berita media Online PilarbangsaNews.com. satahun lalu penulis pernah menulis tentang Pak Sugiono ini. Berikut ini artikelnya.;
Sugiono Tukang Parkir di Rumbai, 3 Dari 4 Orang Putranya Sarjana
Meskipun artikel itu setahun telah berlalu dipublikasikan di media PilarbangsaNews.com, pak Sugiono mengaku baru tahu beberapa pekan belakangan.
“Aden baru tahu pula, ado berita itu, kata Pak Sugiono, sambil membuka androidnya untuk memperlihatkan kepada penulis bahwa teman temannya banyak yang memberitahukan bahwa ada artikel tentang dia
Sambil mencari cari pesan WA (WhatsApp) masuk dari teman temannya , Pak Sugiono mengatakan anaknya yang bungsu kini sudah kuliah.
“Anak den nan Bungsu dia ingin pula seperti abang abangnya. Ingin kuliah. Sekarang dia sudah kuliah 2 semeter di sebuah perguruan tinggi di Pekanbaru,” ucap Tukamg Parkir yang rajin ibadah Sholat berjemaah ini.
Setahun yang lalu anak bungsu pak Sugiono ini tamat SMA bekerja sebagai instalator listrik pada sebuah perusahaan jasa pemasangan instalasi listrik, kini dia masuk perguruan tinggi mengikuti jejak 3 orang abang abang yang telah jadi sarjana.
Ada semacam kebanggaan dan kepuasan bhatin bagi Pak Sugiono melihat keberhasilan anak anak mengecap pendidikan tinggi dan telah menyadang gelar sarjana dan bisa bekerja dengan pendapat gaji yang layak tidak mengikuti jejak ayah mereka. Sebagai tukang parkir secara logika sulit untuk membiayai pendidikan anak anaknya. “Tapi itulah kebesaran Allah SWT. Yang tak mungkin dan tak masuk logika bagi manusia, akan jadi mungkin jika Allah berkehendak memberikan hidayahNya,” kata Pak Sugiono…
“Okey lah pak ambo ka mambali cat untuk rumah dulu,” ucap saya mohon diri pada Pak Sugiono.
“Bapak membangun terus ya,” katanya
“Bukan saya membangun pak, tapi anak,” jawan saya.
Dan pak Sugionopun kembali beraktifitas mengatur dan melayani orang yang parkir kederaan di areal pakirnya
Ketika penulis sudah selesai membeli cat, penulis merogoh kantong dan mengeluarkan dompet untuk mencari recehan untuk bayar parkir.
“Bawa aja lah pak. Ndak usah bayar,” kata Pak Sugiono
“Biarlah saya bayar,”
“Ndak usah pak,” kata Pak Sugiono
“Jadi gratis ya parkir saya,” ujar penulis.
“Iya pak. Lanjutlah pak,” katanya. Dia memberi parkir gratis kepada penulis mungkin sebagai tanda ucapan terima kasihnya telah menulis dan mempublikasi cerita singkat suka dan duka pak Sugiono.
Motor saya stater. Penulis mengucapkan Assalamualikum WW dan berlalu meninggal Pak Sugiono…. (****)