Pariaman

Badzikir dan Salawaik di Masjid Raya Sungai Pasak Pariaman, Terkumpul Infak Rp72 Juta

Pariaman, PilarbangsaNews

Badzikir (dikie) dan Basalawaik (salawat) merupakan tradisi yang hampir punah di wilayah Piaman. Di samping peminatnya yang mulai berkurang secara drastis, juga ahli dikie dan salawaik inipun sudah mulai jarang yang mewarisinya.

Entah takut atau malu mewarisi tugas sebagai “sampan” (pendamping ahli dikia) ataukah karena dicemooh atau bully pihak lain? Salah satunya, jika ada yang lewat bersepeda motor membawa lemang di motornya agak banyak, misal ada empat sampai enam batang, lalu orang-orang di lepau di Piaman yang melihat akan berkata: “Iko iyo agak ancak suaqgho e mah tukang dikie, banyak tabaok lamang dek eee”.

Lalu ketika ada yang disepeda motornya tergayut hanya lemang satu batang saja, lalu orang berbisik di lepau, “Iko baru sebagai sampan mah, ciek lamang e?”

Begitulah kondisi dan cerita lapau ketika melihat beberapa rombongan ahli (tukang) Dikie ini lewat di saat-saat masuknya bulan Rabiul Awal dan Rabiul Akhir atau lebih dikenal dan mashur di Piaman adalah Bulan Mauluik, dan Bulan Adiak Mauluik?

Hari Minggu (8/9/2024), Bulan Mauluik ini diperingati di Masjid Raya Sungai Pasak, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman.

Di tempat-tempat lain sudah mulai jarang dilaksanakan masyarakat acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan acara Badikia, Basalawat dan Malamang. Tetapi di Sungai Pasak tetap dan diperingati setiap tahunnya.

Masjid Raya Sungai Pasak, Kecamatan Pariaman Timur

Prosesinya dimulai dengan Rapat Kampuang dengan semua perangkat masyarakat yang ada di desa menentukan kapan dan tanggal berapa akan dilaksanakan. Kemudian ditentukan kapan Rang Siak Naiak, maksudnya adalah kapan tukang atau ahli Dikie dan Salawaik ini naik ke masjid dimana sudah disediakan tempatnya duduknya lengkap dengan dindiang Tabie dan Lapiak Kasuenya.

Lalu ditentukan siapa janangnya yang mengurus tempat duduk ini, makan dan minun kupinya selengkapnya. Kemudian di hari puncaknya, ditutup dengan Makan Bajamba serta malewakan wakaf, sedekah untuk pembangunan masjid.

Maka hari Minggu 8 September 2024 dilaksanakan acara Puncak Mauluik Nabi ini (Maulid Nabi) di Masjid Raya Sungai Pasak dengan dihadiri seluruh warga masyarakat yang ada di kampung terdiri dari warga mudiak, tangah, hilie, tanjung atau sekarang disebut Dusun Timur, Dusun Tengah, Dusun Barat dan Dusun Utara.

Semua dusun ini dikoordinir oleh “Urang Tuo” masing-masing bersama Kepala Dusunnya. Masing-masing rumah yang ada membawa sebatang lemang dan seperangkat “Jamba” yang sekarang ini lebih banyak dibawa dengan tadah Dulang.

Tampaknya pada acara puncaknya tidak seberapa yang dapat atau berkesempatan pulang dari rantau, hanya dari rantau yang dekat-dekat saja yang bisa hadir seperti dari Padang, Padang Panjang, Muaro Bungo saja.

Pada Puncak acara Makan Bajamba ini masyarakat berbaur dengan para undangan dan para orang sumando yang hadir makan bersama di tenda/pondok di pekarangan mesjid, dan di dalam mesjid bergabung dengan tukang ahli dikie serta anak-anak muda.

Bagi anak muda, remaja dan anak-anak, acara Makan Bajamba seperti ini merupakan kenikmatan tersendiri bagi mereka. Berebut mencari Jamba kesukaan mereka, yang suka telur itik, yang suka ayam goreng, yang suka ikan, maka mereka sudah mulai menandai lokasi Jamba. Inilah yang merupakan perekat hati dan ingatannya untuk mencintai kampung halamannya. Kemana mereka pergi merantau baik bekerja, berdagang berusaha atau sekolah, maka suasana Makan Bajamba Muluik Nabi ini takkan mereka lupakan sepanjang hidupnya.

Diakhir acara menjelang pukul 17.00 WIB sore, pengurus masjid menyampaikan ucapan terima kasih atas nama pengurus dan panitia kepada seluruh Undangan, Urang Sumando, Warga Masyarakat Kampung Sekeliling Sungai Pasak baik dari Sungai Rotan, Cubadak Mentawai, Air Santok, Pungguang Ladiang, Ampalu. Sikilie, Barangan, Koto Marapak, Batang Kabuang, Talago Sariak, Sungai Sirah, Jati, Cimparuah dan lain-lainnya.

Begitu juga terima kasih kepada warga perantau yang bisa hadir, ataupun yang hanya sempat berkirim amplop saja. Mudah-mudahan semua wakaf dan infak ini akan dipergunakan serta manfaatkan untuk kelanjutan dan pembenahan bangunan fisik mesjid. Insya Allah. “Dari seluruh infak dan wakaf Mauluik Nabi ini, Alhamdulillah infak dan wakaf yang terkumpul sebesar Rp72,62juta lebih,” kata Panitia setelah mengemas pembukuannya.

Sebelum panitia menggulung tikar dan membersihkan pondok/tenda maka mereka kedatangan undangan dari Rombongan Calon Walikota Pariaman 2024-2029 Yota Balad, yang sebelumnya dia adalah Sekretaris Daerah Kota Pariaman.

Alhamdulillah masih ada beberapa pengurus mesjid yang tinggal bersama Kepala Desa Sungai Pasak yang dapat melayani rombongan tamu ini. “Terima kasih atas kedatangan dan sumbangan nya,” kata pengurus masjid kepada Yota Balad ketika melepas kepergian rombongan (AjoIka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *