PON 2024 Agak Laen!
Oleh: Arief Kamil, Wartawan Olahraga
PON 2024 memang berbeda. Sebelumnya pesta olahraga terakbar di Indonesia ini berlangsung pada satu provinsi. Terakhir di Papua pada 2021 lalu.
Namun pada PON ke-XXI, dua provinsi bertindak sebagai tuan rumah, Aceh dan Sumatera Utara. PON 2024 kali ini agak laen, terutama di wilayah Sumatera Utara. Sengaja ditulis dengan kata “laen” meskipun bentuk kata bakunya “lain”. Ini memang merujuk pengucapan logat Medan.
Meski panitia besar sudah berusaha semaksimal mungkin menjadikan multi iven kali ini berkesan bagi kontestan, tapi tetap saja pelaksanaannya terkesan dipaksakan.
Selama penulis mengikuti gelaran PON sejak 2012. Baik sebagai jurnalis maupun official, host PON kali ini bisa dikatakan kualitasnya di bawah Riau, Jawa Barat bahkan Papua.
Indikasinya terlihat dari pembangunan venue, geza serta semarak pelaksanaan. Di Kota Medan dan sekitarnya, minim sekali terlihat gebyar PON, padahal ini ajang multi iven olahraga terakbar di Indonesia. Spanduk terkait PON bisa di hitung dan hanya terlihat di pusat kota. Petunjuk venue pun tak ada sehingga menyulitkan para tamu.
Selain itu ada beberapa sarana olahraga yang sudah uzur. Ini seperti venue Cabor Silat di Gedung Veteran Diporasu. Agak laennya lagi, lokasi venue terletak di tengah-tengah pasar. Bau ikan asin dan hasil bumi tercium sekali.
Sayangnya lagi, beberapa sarana olahraga yang sudah lama berdiri, nyaris tidak mendapat sentuhan renovasi. Yang lebih mengindikasikan Sumatera Utara tidak siap, beberapa venue masih dikerjakan di saat pelaksanaan PON, terutama di Sport Center Deli Serdang.
Tatkala pertandingan sudah di mulai beberapa alat berat terlihat masih bekerja. Situasi yang sama juga terlihat di venue Arung Jeram.
Situasi yang kurang nyaman juga dirasakan oleh para jurnalis. Di beberapa lokasi pertandingan mereka terkendala masalah jaringan internet. Jaringan yang lelet ini membuat wartawan kesulitan mengopload berita di website atau pun mengirim berita ke redaksi.
Jika dibanding PON terakhir di Papua 2021, pelaksanaan di Bumi Cenderawasih jauh lebih siap. Meski pelaksanaan alek olahraga saat itu masih dalam situasi Covid-19 serta isu masalah keamanan, tapi dari sisi pembangunan venue, jaringan internet dan gebyar PON sangat luar biasa.
PON Papua menang terasa berkesan, pelayanan sangat baik, venue Cabor rata-rata dibangun baru.
Pertanyaannya sekarang, apakah PON di bumi Andalas, Aceh dan Sumut mampu menyaingi kesuksesan PON Papua? Kita lihat saja. (*)