Seni

Sang Pendendang Saluang Klasik Ernawati dari Luak Limopuluah Terima Anugerah Kebudayaan Pemprov Sumbar

Limapuluh Kota, PilarbangsaNews

Dari enam orang seniman dan budayawan Sumatera Barat yang mendapat Anugerah Kebudayaan dari Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan Provinsi, salah seorangnya adalah Ernawati, 65 tahun. Penyerahan anugerah itu telah dilaksanakan di Istana Gubernur, Senin (1/10/2024) malam lalu.

Ernawati yang ditetapkan sebagai salah seorang penerima dari kategori pelestari. Keenam seniman dan budayawan tersebut selain mendapatkan piagam, juga diiringi hadiah masing-masing Rp10 juta.

Siapa Ernawati? Dalam catatan PilarbangsaNews, Ernawati wanita kelahiran Jorong Coran, Nagari Sitanang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota adalah seorang pendendang saluang klasik.

Dia mengawali karir sebagai pendendang klasik ini semenjak usia remaja 16 tahun. Sampai saat ini, setelah hampir 50 tahun dia tetap konsisten dialur seni tradisi Minang saluang klasik tersebut. Malah, dia sampai diundang ke Jerman untuk melakoni seni tradisi ini.

Kaset dan piringan hitam yang telah diproduksi dan beredar tidak kurang dari 30 keping. Ia kerap berdua dengan Sawir St. Mudo (Alm) berdendang di kaset-kaset atau piring hitam rekaman tersebut.

Kepada PilarbangsaNews yang menghubunginya, Rabuc(2/10/2024) malam, “Si E” atau “Amai E” begitu panggilan akrabnya dikalangan Rang Pagurau, mengatakan rasa syukur dan terima kasih. “Syukur Alhamdulillah, terima kasih kepada Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan yang telah memberi kami Anugerah Kebudayaan ini,” sebutnya.

“Ditengah-tengah era modern ini bermacam macam seni pop hadir. Di saat itu pulalah kami tercambuk dan termotivasi untuk menghadirkan terus seni tradisi khususnya saluang dendang klasik ini. Memang butuh kesabaran dari terpaan banyak ujian,” papar Ernawati.

Saat ini Ernawati di Payakumbuh dan Limapuluh Kota tak henti-hentinya memotivasi pendendang yang masih berusia muda. Disamping itu, dia juga menunjukajari bagaimana mendendangkan lagu-lagu klasik bersama adab dan etikanya.

Penerima Anugerah Kebudayaan yang lain adalah H. Mansoer Daoed Dt. Palimo Kayo (maestro), Boestanoel Arifin Adam (Pencipta Pelopor, Pembaru), Prof. Mr. Mohammad Nasroen (Pelestari), Budi Dharma (Pembaru) dan Komunitas Sanggar Seni Nan Tumpah. (wba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *