Agam

UNP Kembangkan Eco Print Sebagai Peluang Bisnis Fashion Ramah Lingkungan di Matua Hilia

Agam, PilarbangsaNews

Nagari Matua Hilia, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, dikenal dengan keindahan alamnya serta potensi ekonomi yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Namun, meski memiliki potensi ekonomi besar, sebagian besar penduduknya, terutama ibu-ibu rumah tangga, masih berada dalam kategori ekonomi menengah ke bawah.

Dengan keterbatasan pendidikan dan akses pasar, banyak keluarga di Nagari Matua Hilia berupaya mencari cara untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Untuk menjawab tantangan ini, Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “PKM Pengembangan Eco Print sebagai Peluang Bisnis Fashion Ramah Lingkungan bagi Ibu-Ibu PKK di Nagari Matua Hilia”, Rabu 2 Oktober 2024.

Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK mengenai teknik eco print, sebuah metode cetak alami yang memanfaatkan bahan-bahan organik seperti daun dan bunga, serta berpotensi menjadi peluang usaha dalam industri fashion.

Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, yang diinisiasi oleh Universitas Negeri Padang (UNP).

Ketua tim pengabdian yaitu Rizki Syafril, SHI, M.Si, dosen UNP, bersama anggota pengabdian yang juga merupakan dosen UNP yaitu Sri Zulfia Novrita, S.Pd, M.Si dan Tri Kurniawati, S.Pd, M.Pd melaksanakan kegiatan tersebut yang juga diikuti oleh tiga mahasiswa UNP, yaitu Bintang Pratama Putra, Putri Maisuri dan Zahra Ayuni Yasmin.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Wali Nagari Matua Hilia Nofrizal. Dalam sambutannya, Wali Nagari menyampaikan apresiasi dan harapannya agar pelatihan ini dapat membuka peluang bisnis bagi para Ibu-Ibu PKK, sehingga mereka bisa memanfaatkan keterampilan eco print untuk menciptakan produk fashion yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.

“Kami berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan kreativitas dalam bisnis fashion yang ramah lingkungan,” ujar Wali Nagari Nofrizal.

Untuk memperkaya pelatihan, dihadirkan instruktur ahli eco print Zurmaini, yang juga merupakan seorang guru seni di SMP di Nagari Matua Hilia. Dengan pengalaman yang luas dalam bidang eco print, Zurmaini telah berhasil memasarkan hasil eco print ke berbagai pasar.

Dalam sesi pelatihan, Zurmaini menjelaskan secara rinci proses pembuatan eco print, mulai dari pemilihan bahan, teknik cetak, hingga cara memaksimalkan hasil yang berkualitas tinggi.

Tidak hanya memberikan penjelasan, Zurmaini juga langsung mempraktikkan pembuatan eco print dihadapan para peserta pelatihan. Program PKM Eco Print di Nagari Matua Hilia juga memiliki keunikan tersendiri, yang membedakannya dari produk eco print lainnya. Keunikan tersebut terletak pada penggunaan tumbuh-tumbuhan lokal yang banyak ditemui di Nagari Matua Hilia, terutama kacang, daun kacang, dan daun pepaya. Komoditas ini menjadi bahan utama dalam proses pencetakan motif eco print, menghasilkan corak yang khas dan unik yang merefleksikan kekayaan alam desa tersebut.

Penggunaan daun kacang dan daun pepaya, yang melimpah di Nagari Matua Hilia, tidak hanya memberikan sentuhan lokal yang kuat, tetapi juga membuat produk eco print ini lebih ramah lingkungan karena memanfaatkan sumber daya alami yang mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.

Hasil dari teknik ini menciptakan motif yang alami dan autentik,sekaligus mencerminkan identitas budaya dan potensi alam Nagari Matua Hilia. Para Ibu-Ibu PKK yang mengikuti pelatihan ini sangat antusias dan bersemangat. Mereka aktif terlibat dalam setiap tahapan proses pembuatan eco print, mulai dari menyiapkan bahan-bahan hingga mencetak motif pada kain.

Salah satu peserta, Yulia Nining Karmila, mengungkapkan harapannya agar keterampilan eco print yang didapat dari pelatihan ini bisa menjadi modal untuk memulai usaha sendiri.

“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini. Semoga apa yang kami pelajari bisa kami kembangkan dan menjadi peluang usaha yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat di Nagari Matua Hilia,” ungkap Yulia Nining Karmila.

Dari pelatihan ini, ibu-ibu PKK diharapkan mendapatkan keterampilan baru yang berkelanjutan. Keterampilan eco print yang mereka pelajari diharapkan mampu membuka peluang bisnis bagi mereka, khususnya dalam industri fashion ramah lingkungan yang saat ini sedang naik daun.

Selain itu, program ini juga menargetkan terciptanya produk eco print yang dapat dipasarkan secara lokal maupun di luar daerah. Program PKM ini diharapkan dapat menciptakan kelompok ibu-ibu PKK yang mandiri dalam memproduksi dan mengembangkan produk eco print, produk eco print yang siap dipasarkan dengan kualitas tinggi, baik secara lokal maupun internasional, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan melalui produk ramah lingkungan.

Program ini juga melibatkan pendampingan dan evaluasi intensif dari tim PKM untuk memastikan peserta memahami proses secara menyeluruh, serta membantu mereka dalam merencanakan pemasaran produk melalui platform digital dan e-commerce. Keberlanjutan program menjadi perhatian utama tim PKM. Pemerintah nagari juga berkomitmen untuk mendukung keberlangsungan usaha eco print melalui penyediaan fasilitas, pelatihan lanjutan, dan promosi produk.

Dalam jangka panjang, diharapkan akan terbentuk kelompok usaha eco print yang mandiri, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan dan ekonomi para ibu-ibu PKK, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian masyarakat Nagari Matua Hilia.

Program ini tidak hanya menghasilkan peningkatan keterampilan, tetapi juga peluang usaha baru yang berkelanjutan, sekaligus memperkenalkan produk ramah lingkungan yang unik dan bernilai jual tinggi. (tan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *