Wisata Bersih dan Asri di Desa Panglipuran Bali, Jurnalis Sumbar Terkesan!
Bali, PilarbangsaNews
Setelah berkunjung ke Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Bali, rombongan jurnalis Sumatera Barat yang tergabung dalam Perkumpulan Jurnalis Keterbukaan Informasi Publik (PJKIP) dan Jaringan Pemred Sumbar (JPS) melanjutkan perjalanan ke Desa Adat Panglipuran, Rabu, 6 November 2024. Rombongan disambut dengan keindahan desa yang telah dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Desa Adat Panglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini terkenal dengan kebersihan dan tata letaknya yang teratur, menjadikannya destinasi wisata unggulan.
Saat para jurnalis memasuki desa, tidak ada satupun sampah yang terlihat, bahkan puntung rokok pun tidak ada berserakan. Desa Panglipuran benar-benar menerapkan prinsip kebersihan lingkungan yang tinggi, yang sangat mendukung keberlanjutan wisata yang ramah lingkungan.
Selain lingkungan yang bersih, keramahan penduduk desa menjadi daya tarik tersendiri. Warga Panglipuran selalu menyambut wisatawan dengan senyuman dan tawaran makanan ringan serta oleh-oleh khas Bali. Pendekatan ramah tamah ini membuat para wisatawan merasa dihargai dan betah berada di desa tersebut. Pengunjung bisa merasakan kehangatan budaya Bali dan keramahan lokal yang masih asli.
Sebagai desa adat yang menjaga nilai-nilai leluhur, Desa Panglipuran dibangun dengan konsep Tri Mandala, yaitu tata ruang desa yang membagi wilayah menjadi tiga zona berdasarkan tingkat kesakralan. Pecalang setempat menjelaskan bahwa ketiga zona tersebut adalah Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.
- Utama Mandala: Terletak di wilayah paling utara dan merupakan tempat suci untuk beribadah serta lokasi para dewa. Zona ini menjadi pusat spiritual bagi penduduk setempat.
- Madya Mandala: Wilayah tengah yang berfungsi sebagai area pemukiman. Rumah-rumah di zona ini dibangun berjajar di sepanjang jalan utama, menciptakan nuansa desa yang teratur dan harmonis.
- Nista Mandala: Berada di bagian selatan, Nista Mandala adalah area pemakaman penduduk.
Setelah mengelilingi desa, rombongan jurnalis dipandu menuju hutan bambu yang mengelilingi Desa Panglipuran. Hutan bambu ini mencakup area seluas sekitar 45 hektare atau sekitar 40 persen dari luas keseluruhan desa. Menurut anggota kepolisian yang mendampingi, hutan bambu ini dilestarikan sebagai wujud nyata dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam serta melestarikan warisan leluhur.
Hutan bambu ini tidak hanya menambah keindahan desa tetapi juga berfungsi sebagai kawasan konservasi yang mendukung ekosistem lokal. Pengelolaan hutan bambu yang baik memperlihatkan komitmen masyarakat Desa Panglipuran dalam menjaga alam dan nilai tradisional yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
Perjalanan rombongan berakhir di sebuah kafe yang terletak di dalam hutan bambu. Disini, para jurnalis disuguhi hidangan makan siang oleh Kapolsek Bangli. Suasana alami di tengah pepohonan bambu memberikan pengalaman makan yang berbeda dan menenangkan.
Salah satu pelayan kafe, Kade Ayu, seorang gadis asli Bangli, menyajikan hidangan khas Bali dengan keramahan yang menambah kenyamanan bagi rombongan. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat lokal menghargai tamu yang datang dengan pelayanan yang penuh senyum dan kehangatan.
Ketua JPS, Adrian Tuswandi, menyampaikan apresiasinya kepada jajaran Polda Bali yang telah menerima kunjungan mereka dengan penuh keramahan. “Kami berterima kasih kepada Pak Kapolda, Wakapolda, Kabid Humas Polda Bali, dan Karolog Polda Bali Bapak Satake Bayu, atas sambutan hangat dan keramahan yang kami terima,” ungkap Adrian.
Kunjungan ke Desa Adat Panglipuran tidak hanya memberikan pengalaman wisata tetapi juga memperkuat hubungan antara Polda Bali dan jurnalis Sumatera Barat dalam mendukung keterbukaan informasi publik.
Keterlibatan para jurnalis dalam meliput desa ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya dan kebersihan lingkungan, serta mempromosikan Desa Panglipuran sebagai destinasi wisata unggulan di Bali. (Gilang)