Pegaruh Media Sosial Terhadap Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba (Bag 2)
Jika belum baca bag 1, klik link dibawah ini
Pegaruh Media Sosial Terhadap Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
Sambungan dari bag 1
3.Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku
Pada bagian ini terdapat 4 pertanyaan mengenai pengaruh media sosial terhadap perilaku siswa/i kelas X E.6 SMA Kartika 1-5 Padang dan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pertanyaan pertama, apakah Anda pernah merasa terpengaruh untuk mencoba hal-hal negatif setelah melihatnya di media sosial. Sebanyak 96% responden (24 orang) menjawab tidak pernah dan 4% responden (1 orang) menjawab ya beberapa kali. Berdasarkan survei pada pertanyaan kedua, sebanyak 64% responden (16 orang) menjawab tidak pernah melihat teman atau kenalannya terlibat dalam kenakalan remaja atau penyalahgunaan narkoba yang dipengaruhi media sosial, 24% responden menjawab ya beberapa kali melihat teman atau kenalannya terlibat dalam kenakalan remaja atau penyalahgunaan narkoba yang dipengaruhi media sosial, dan 12% responden (3 orang) menjawab ya sering melihat teman atau kenalannya yang terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan pertanyaan ketiga diperoleh data di atas, sebanyak 40% responden (10 orang) setuju media sosial dapat mempercepat terjadinya perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, 36% responden (9 orang) cukup setuju media sosial dapat mempercepat terjadinya perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, 20% responden (5 orang) sangat setuju media sosial dapat mempercepat terjadinya perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, dan 4% responden (1 orang) tidak setuju media sosial dapat mempercepat terjadinya perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan pertanyaan keempat, diperoleh data di atas yaitu 52% responden (13 orang) berpendapat bahwa media sosial cukup mempengaruhi cara dirinya berpikir atau bertindak dalam sehari-hari, 32% responden (8 orang) berpendapat bahwa media sosial sangat mempengaruhi cara dirinya berpikir atau bertindak dalam sehari-hari, dan 16% responden (4 orang) berpendapat bahwa media sosial tidak terlalu mempengaruhi cara dirinya berpikir atau bertindak dalam sehari-hari.
Pengaruh Media Sosial terhadap Penyalahgunaan Narkoba
Pada bagian ini terdapat 5 pertanyaan mengenai pengaruh media sosial terhadap penyalahgunaan narkoba pada siswa/i kelas X E.6 SMA Kartika 1-5 Padang dalam kehidupan sehari-hari,
Berdasarkan data dari hasil survei di atas, sebanyak 66,7% responden (16 orang) tidak pernah melihat konten yang mengajak atau mempromosikan penyalahgunaan narkoba di media sosial, 20,8% responden (5 orang) pernah beberapa kali melihat konten yang mengajak atau mempromosikan penyalahgunaan narkoba di media sosial, 12,5% responden (3 orang) sering melihat konten yang mengajak atau mempromosikan penyalahgunaan narkoba di media sosial. Berdasarkan data survei di atas, sebanyak 100% responden (25 orang) tidak pernah merasa terpengaruh setelah melihat konten terkait narkoba di media sosial.
Berdasarkan data di atas, 96% responden (24 orang) tidak mengetahui ada teman atau kenalannya yang mulai menggunakan narkoba setelah terpapar oleh konten di media sosial, sedangkan 4% responden (1 orang) mengetahui ada teman atau kenalannya yang mulai menggunakan narkoba setelah terpapar oleh konten di media sosial.
Berdasarkan data di atas, 60% responden (15 orang) tidak merasa bahwa media sosial membuat mereka lebih terbuka terhadap informasi atau ajakan terkait penyalahgunaan narkoba, 28% responden (7 orang) beberapa kali merasa bahwa media sosial membuat mereka lebih terbuka terhadap informasi atau ajakan terkait penyalahgunaan narkoba, dan 12% responden (3 orang) sering merasa bahwa media sosial membuat mereka lebih terbuka terhadap informasi atau ajakan terkait penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan data di atas, 56% responden (14 orang) setuju bahwa penyalahgunaan narkoba dapat meningkat karena konten yang ada di media sosial, 24% responden (6 orang) tidak setuju bahwa penyalahgunaan narkoba dapat meningkat karena adanya konten yang ada di media sosial, 16% responden (4 orang) cukup setuju bahwa penyalahgunaan narkoba dapat meningkat karena adanya konten yang ada di media sosial, 4% responden (1 orang) sangat tidak setuju bahwa penyalahgunaan narkoba dapat meningkat karena adanya konten yang ada di media sosial.
Pengetahuan tentang Perilaku Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
Pada bagian ini terdapat 3 pertanyaan mengenai pengetahuan tentang perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba pada siswa/i kelas X E.6 SMA Kartika 1-5 Padang dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan survei pada data di atas, sebanyak 92% responden (23 orang) mengetahui apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja, sedangkan 8% responden (2 orang) tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja.
Berdasarkan survei pada data di atas, 83,3% responden (20 orang) berpendapat bahwa tawuran merupakan bentuk kenakalan remaja, 70,8% responden (17 orang) berpendapat bahwa merokok merupakan bentuk kenakalan remaja, 45,8% responden (11 orang) berpendapat bahwa minum alkohol merupakan bentuk kenakalan remaja, 45,8% responden (11 orang) berpendapat bahwa menggunakan narkoba merupakan bentuk kenakalan remaja, dan 33,3% responden (8 orang) berpendapat bahwa perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan lainnya merupakan bentuk kenakalan remaja.
Berdasarkan data di atas, 76% responden (19 orang) berpendapat bahwa narkoba adalah zat yang dapat menyebabkan ketergantungan, 36% responden (9 orang) berpendapat bahwa narkoba sering dikaitkan dengan kegiatan ilegal, dan 12% responden (3 orang) berpendapat bahwa narkoba adalah zat yang digunakan untuk tujuan medis.
Sikap tentang Perilaku Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
Pada bagian ini terdapat 5 pertanyaan mengenai sikap tentang perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba pada siswa/i kelas X E.6 SMA Kartika 1-5 Padang dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data di atas, 84% responden (21 orang) berpendapat bahwa kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba yang terjadi di kalangan remaja merupakan masalah yang sangat serius dan berbahaya, 12% responden (3 orang) berpendapat bahwa kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba yang terjadi di kalangan remaja merupakan masalah yang cukup serius tetapi masih dapat dihindari, dan 4% responden (1 orang) berpendapat bahwa kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba yang terjadi di kalangan remaja bukana suatu masalah.
Berdasarkan data di atas, 50% responden (12 orang) berpendapat bahwa media sosial berpengaruh untuk meningkatkan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, 37,5% responden (9 orang) berpendapat bahwa media sosial berpengaruh untuk mengurangi kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, dan 12,5% responden (3 orang) berpendapat bahwa media sosial tidak berpengaruh dalam meningkatkan atau mengurangi kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan data di atas, 96% responden (24 orang) sama sekali tidak mendukung remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, dan 4% responden (1 orang) tidak mendukung tetapi bisa memaklumi remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan data di atas, 72% responden (18 orang) berpendapat bahwa kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba dapat dicegah, sedangkan 28% responden (7 orang) berpendapat bahwa kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba mungkin dapat dicegah.
Berdasarkan data di atas, 44% responden (11 orang) berpendapat bahwa akan tetap berteman dan membimbingnya agar berubah jika temannya terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, 28% responden (7 orang) berpendapat bahwa akan menjauhi dan tidak akan berteman lagi jika temannya terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, 12% responden (3 orang) berpendapat akan melaporkan ke orangtua atau pihak yang berwenang jika temannya terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, 12% responden (3 orang) berpendapat tidak akan ikut campur jika temannya terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, dan 4% responden (1 orang) tidak tahu harus berbuat bagaimana jika temannya terlibat dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
B. PEMBAHASAN
1. Biodata Diri
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden merupakan perempuan dengan persentase 88%, sedangkan laki-laki hanya 12%. Responden penelitian adalah siswa/i kelas X E.6 SMA Kartika 1-5 Padang yang memiliki rentang usia 15-16 tahun. Profil demografi ini penting karena dapat memengaruhi bagaimana mereka menggunakan media sosial dan jenis konten yang mereka akses. Selain itu, distribusi gender ini mencerminkan karakteristik populasi kelas yang mungkin berbeda dalam dinamika sosial dan persepsi terhadap media sosial.
2.Pengisian kuisioner
2. Penggunaan Media Sosial Siswa/i kelas 10 SMA Kartika 1-5 Padang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas X E.6 SMA Kartika 1-5 Padang menggunakan media sosial setiap hari. Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari siswa sebagai generasi Z. Platform yang paling banyak digunakan oleh para siswa adalah TikTok, dengan persentase mencapai 80%. TikTok diminati karena menawarkan format video pendek yang kreatif dan menghibur. Selain itu, algoritma TikTok yang mampu menyesuaikan konten berdasarkan minat pengguna membuat platform ini semakin populer di kalangan remaja. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk menonton, membuat, serta membagikan video dengan berbagai tema seperti hiburan, pendidikan, hingga gaya hidup.
Hal ini menunjukkan bahwa TikTok menjadi media sosial pilihan utama yang relevan dengan preferensi siswa masa kini.
Selain TikTok, platform lain seperti Instagram dan YouTube juga digunakan oleh siswa, meskipun dengan persentase yang lebih rendah.
Instagram digunakan untuk berbagi momen melalui foto dan video, sementara YouTube sering dimanfaatkan untuk menonton video dengan durasi lebih panjang, seperti tutorial, vlog, atau konten edukatif.
Fenomena ini menunjukkan adanya diversifikasi dalam penggunaan media sosial sesuai dengan kebutuhan siswa. Setiap platform memiliki keunikan tersendiri yang melayani tujuan berbeda, mulai dari hiburan, komunikasi, hingga memperoleh informasi.
Dalam penelitian ini, diketahui bahwa rata-rata waktu penggunaan media sosial mencapai 3-4 jam per hari. Durasi ini dapat dikategorikan cukup tinggi jika dibandingkan dengan rekomendasi dari para ahli yang menyarankan waktu layar maksimal dua jam per hari untuk remaja.
Lamanya durasi penggunaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebutuhan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, mengikuti tren terkini, atau mengisi waktu luang. Selain itu, media sosial juga sering menjadi alat untuk mencari inspirasi dan informasi, terutama dalam mendukung aktivitas belajar atau hobi mereka.
Meskipun durasi penggunaan media sosial yang cukup intens, tidak ada siswa yang melaporkan mengikuti akun dengan konten negatif seperti yang mempromosikan narkoba, kekerasan, atau tindakan ilegal lainnya. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kesadaran yang baik di kalangan siswa terhadap dampak buruk dari konten negatif. Siswa cenderung lebih selektif dalam memilih konten yang mereka ikuti, seperti akun yang menyediakan hiburan ringan, inspirasi, atau pengetahuan yang relevan dengan minat mereka. Kesadaran ini juga bisa menjadi hasil dari pendidikan yang diberikan di lingkungan sekolah maupun keluarga terkait pentingnya menggunakan media sosial secara bijak.
Lebih jauh lagi, para siswa menyatakan bahwa mereka sering menggunakan media sosial untuk tetap terhubung dengan teman-teman mereka. Media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan tetapi juga alat komunikasi utama dalam kehidupan sosial remaja. Grup-grup obrolan, komentar di postingan, atau bahkan kolaborasi dalam membuat konten menjadi bagian dari cara mereka menjaga hubungan sosial.
Baca sambungan klik link dibawah ini;
Pegaruh Media Sosial Terhadap Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba (Tamat)