.

Jubir AKB; Waspada Virus, Jangan Anggap Enteng Penyakit Tak Menular

Padang, PilarbangsaNews

Covid-19 bukanlah satu-satunya penyakit yang dihadapi Indonesia. Masih ada penyakit menular lainnya seperti demam berdarah dengue, rabies, malaria, avian influenza h5n1, hepatitis yang juga butuh penanganan serius dari dokter dan ahli kesehatan masyarakat lainnya.

Resiko penyakit tidak menular seperti jantung, kanker, diabetes, tuberculosis masih menjadi penyakit yang mematikan bagi masyarakat Indonesia. Bukan saja penyakit-penyakit ini sangat serius, pengobatannya mahal dan mereka mengakibatkan hilangnya hari produktif para pasiennya dan juga keluarga yang merawat mereka.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menggelar dialog dengan Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), dengan tema “Awasi Penyakit Tidak Menular untuk Tetap Produktif dan Aman Covid-19” pada Senin (9/11) mulai pukul 15.30 WIB.

Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan bahwa dalam laporan Kementrian Kesehatan, kasus meninggal karena Covid-19 mencatat penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung.

“Penyebab kematian terbanyak dalam penyakit tidak menular adalah penyakit jantung yaitu sebesar 36,9% dan penyakit kanker dengan persentase 9,7%. Dalam pembiayaan kesehatan terbesar juga penyakit jantung yaitu sebesar Rp10,5 triliun, sementara penyakit kanker sebesar Rp3,4 triliun,” ujar dr. Reisa.

“Penyakit Tidak Menular (PTM) bukanlah masalah yang enteng, membutuhkan dokter spesialis yang tentunya handal dan berkonsentrasi penuh,” sambung dr. Reisa.

Anggota Junior Doctors Indonesia, dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP(K)., M.Kes., FIHA., FICA, FAsCC, menyampaikan bahwa masyarakat yang kekurangan aktifitas fisik karena berada di rumah saja akan berisiko terkena penyakit jantung.

“Orang yang kebanyakan di rumah, biasanya duduk terus (istirahat) atau begadang karena rapat virtual, penyakit jantung bisa menyerang golongan masyarakat tersebut,” ujar dr. Vito.

“Karena Covid masyarakat takut ke rumah sakit, padahal kena penyakit jantung. Kalau tidak segera diperiksa, nanti bisa-bisa penyakitnya menumpuk,” sambung beliau.

Dokter Vito menyampaikan bahwa bergerak adalah solusi mencegah penyakit jantung dan juga penyakit tidak menular lainnya seperti obesitas, diabetes dan hipertensi.

“Dengan bergerak imunitas meningkat. Karena imunitas terdiri dari sel-sel kekebalan tubuh, sirkulasi lancar apabila bergerak dan pompa jantung akan lebih baik juga. Artinya kita benar-benar menjaga tubuh kita secara keseluruhan kuat untuk mengahadapi penyakit dan tercegah dari penyakit jantung juga,” jelas dr. Vito.

Dokter yang tergabung dalam Junior Doctors Indonesia ini juga menyampaikan bahwa selain aktifitas fisik, asupan juga memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.

“Pola makan juga penting. Terkadang kita kalau makan asalkan kenyang. Makanan tidak perlu yang mahal. Tahu tempe sudah mencukupi kebutuhan protein,” ujar dr. Vito.

“Kalau misalnya olahraga bersama keluarga dengan menjaga jarak aman dan memakai masker maka itu bisa menjadi sebuah quality time bersama keluarga,” tutup dr. Vito.

Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru ini disiarkan secara langsung dan terbuka melalui kanal Youtube FMB9ID_IKP, Youtube Kemkominfo TV dan Live Instagram @lawancovid19_id. (Gian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *