Darmizal: Abdi Slank Punya Potensi Tanpa Perlu Kehilangan Jati Diri
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom merombak susunan direksi dan komisaris perseroan lewat rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar Jumat (28/5/2021).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam kesempatan tersebut menunjuk Bambang Brodjonegoro, Mantan Menteri Bappenas sebagai Komisaris Utama perseroan menggantikan Rhenald Kasali.
Tak hanya itu, RUPS emiten berkode saham TLKM itu juga mengangkat Abdi Negara Nurdin atau dikenal dengan Abdi Slank sebagai komisaris independen. Ada juga Isa Rachmatarwata yang sebelumnya menjabat Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan. Abdi Slank kemudian jadi ‘bulan-bulanan’. Banyak pihak meragukan potensi dan profesionalitas Abdi Slank. Seakan-akan, Abdi Slank kehilangan jati dirinya ditengah tengah BOC dan BOD Telkom.
Saham Telkom anjlok dipasar modal sebesar 3,25% dihari yang sama. Pasar merespons negatif, khususnya terkait Abdi Slank yang ditunjuk sebagai Komisaris Independent.
Penunjukkan Bambang Brodjonegoro dan Abdi Slank, semestinya memberikan respons pasar positif bagi Telkom. Abdi Slank sesungguhnya memiliki kemampuan untuk mendorong makin berkembangnya Digital Business Telkom, khususnya terkait content media dan edutainment. Target pasar terbesarnya tentu jutaan kaum muda/milenial yang diantaranya adalah slankers atau pendukung Slank. Logika sederhana saya, masuknya Abdi Slank ke Telkom, mestinya memberikan respon pasar positif dan Abdi tak perlu kehilangan jati diri. Justru ciri khas Slank itu lah yang harus dikapitalisasi oleh Telkom sehingga memberikan kontribusi positif kepada pasar.
Lantas, kenapa pasar merespons negatif dan saham Telkom anjlok 3,25%? Tentu saja ini bukan kesalahan pemegang saham. Telkom pada hari itu sepertinya gagal meyakinkan pasar atas keunggulan keunggulan yang dimiliki Abdi Slank. Telkom sepertinya gagal menjelaskan kepada publik tentang strategi pengembangan pasar dan urgensi masuknya Abdi Slank sebagai Komisaris Independent.
Arya Sinulingga yang juga duduk di Komisaris, akhirnya perlu bersusah payah menjelaskan ke publik tentang alasan penunjukkan Abdi Slank. Tentu ini bukan tugas Arya untuk menjelaskan ke publik. Itu adalah PR bagi Telkom sendiri. Sekali lagi, ini menunjukkan lemahnya public relations didalam Telkom sendiri.
Sebagai perusahaan go public, tentu kita mengharapkan Telkom memiliki public relations yang kuat. Oleh karena itu, Telkom hendaknya memperkuat sektor public relations. Dengan demikian, kejadian saham anjlok atau respons negatif dari pasar tidak berulang lagi di BUMN ini.
Jakarta, 1 Juni 2021
HM Darmizal MS
Ketua Umum ReJo (Relawan Jokowi)