Sosialisasi BKKBN di Bekasi, Wenny Haryanto: Ikuti 6 Langkah Ini agar Anak Tidak Stunting
Bekasi, PilarbangsaNews
Menjalankan fungsi pengawasannya sebagai anggota Komisi IX DPR RI, Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH kembali turun ke masyarakat menghadiri sosialisasi pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Selasa (19/10/2021) di Kelurahan Jakamulya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Wenny Haryanto menjadi salah seorang nara sumber dengan memaparkan materi tentang penanggulangan stunting. Dikatakan Wenny, stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang dialami anak dalam jangka waktu yang lama, sejak anak masih dalam kandungan hingga seribu hari pertama kehidupan.
“Ciri-ciri anak stunting itu adalah tubuhnya yang pendek lebih pendek dari rekan-rekan sebayanya, pertumbuhan giginya lambat, penurunan kemampuan memori belajar, pertumbuhan tubuhnya lambat, wajah lebih muda dari anak sebayanya, puberitasnya lambat, pada usia 8 sampai 10 tahun anak cenderung menjadi pendiam, menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya, karena kekurangan gizi kronis maka daya tahan tubuhnya menjadi lemah, rentan terhadap penyakit,” kata Wenny Haryanto saat menyampaiakn materinya dihadapan para peserta sosialisasi.
Ada beberapa langkah yang di sampaikan Wenny agar terhindar dari stunting, yang pertama ketika sedang hamil jangan lupa mengkonsumsi tablet penambah darah, yang kedua jangan lupa makan makanan yang nutrisinya seimbang atau 4 sehat 5 sempurna,yang ketiga ketika bayi sudah lahir lakukanlah imunisasi dasar yang lengkap, yang keempat berikan asi eksklusif selama enam bulan, yang kelima perilaku hidup sehat, yang keenam jangan lupakan untuk mengawasi pertumbuhannya.
“Satu dari dari lima anggota keluarga di Indonesia masih menggunakan jamban di luar rumah, dan satu dari tiga orang di Indonesia belum punya akses air bersih, artinya pada keluarga yang belum mempunyai akses air bersih, maka anak dan bayinya rentan terserang penyakit, jadinya anaknya bisa menjadi kurang gizi, maka dikhawatirkan akan stunting,” lanjut Wenny Haryanto.
Pelaksana Tugas Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN RI, I Made Yudhistira Dwipayana, S.Psi,M.Psi, menjelaskan bagaimana merencanakan keluarga dan merencanakan kelahiran anak. “Ada satu agenda prioritas yang mesti dilakukan pasangan yang akan menikah, yaitu mengecek status kesehatannya, apakah si calon suami si calon istri dalam kondisi sehat atau tidak, sudah siapkah mereka menikah secara fisik maupun secara psikis,” kata I made Yudhistira Dwipayana.
Kordinator Bidang KBKR BKKBN Provinsi Jawa Barat Ir. Pintauli R Siregar, MM, menjelaskan tugas penting Badan Kependudukan dan Keluarga Brencana Nasional (BKKBN) dalam meningkatkan kualitas penduduk juga kualitas keluarga Indonesia.
“Jadi kami ini sangat besar perjuangannya sampai dukungan berbagai mitra, legislative, tokoh agama, karena kami diberi tugas yang sangat luas, dimana BKKBN tahun ini diberi tanggu jawab menyelesaikan program stunting hingga menekan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024,” kata Pintauli Siregar.
Pintauli melanjutkan bahwa dengan cara sosialisasi yang dilakukan saat ini, mesti dimasifkan oleh semua pesserta yang hadir juga tokoh-tokoh masyarakat, agar program pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan juga untuk meningkatkan kualitas keluarga menjadi meningkat.
“Inilah harapan kami di BKKBN agar keluarga-keluarga disini bisa juga menjadi penyambung lidah kami dari pemerintah khususnya BKKBN untuk menyampaikan program yang sangat luar biasa ini,” tutupnya.
Acara sosialisasi ini diikuti dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, para peserta yang hadir, juga mendapatkan paket yang sudah disediakan penitia untuk dibawa pulang. (yah)