Ahli Geografi Unitas Ungkap Penyebab Gempa di Pasaman Barat
Padang, PilarbangsaNews
Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) diguncang gempa dengan kekuatan yang cukup besar dengan magnitudo 5,2 dan 6,2. Gempa itu menyebabkan jalan-jalan retak dan rusak, bangunan-bangunan roboh dan porak poranda, bahkan menimbulkan korban manusia.
Mengenai terjadinya gempa bumi tersebut, Kepala Puslitbang Geopark dan Lingkungan Hidup Universitas Taman Siswa (UNITAS) Padang yang juga Ahli Geografi, Osronita menjelaskan via WhatsApp, Jum’at (25/2/2022), terjadinya gempa bumi ketika dua lempeng bumi tiba-tiba bergeser (strike slip). Permukaan tempat kedua lempeng bergeser disebut patahan.
Lokasi pusat gempa di bawah permukaan bumi disebut hiposentrum, sedangkan lokasi tepat di atas hiposenteum disebut episentrum. “Terkait gempa yang terjadi di Pasaman Barat, dari keilmuan geografi lebih melihat kepada kompleksitas, artinya kita tidak saja melihat gempa bumi secara spasial atau keruangan tapi juga aspek ke lingkungannya,” kata Osronita.
Perlu pemahaman secara holistik dalam melihat setiap persoalan yang terjadi artinya bahwa satu bencana terjadi bisa saja akan muncul bencana lainnya (secondary hazard) perlu kewaspadaan agar tetap bisa terhindar dari bencana.
“Gempa yang tidak bisa diprediksi ini bisa menghancurkan bangunan dan jalan. Ditambah dengan kualitas bangunan tidak tahan terhadap gempa dan ini justru bisa mengakibatkan kerusakan yang parah,” jelasnya.
Selain itu juga munculnya aktivitas alam lainya seperti semburan lumpur, liquifaksi, tanah longsor, runtuhan dsb. “Kita berharap masyarakat selalu waspada dalam menghadapi kemungkinan munculnya bencana lain setelah terjadinya gempa bumi seperti aktivitas vulkanik mengingat Pasaman Barat dilalui oleh salah satu patahan Sumatera Segmen Angkola yang juga berdekatan dengan gunung api, artinya ini tenaga tektonik akan berpengaruh terhadap aktifitas vulkanik,” ungkapnya.
Selain itu terkait dengan geopark, Osronita menyampaikan, Pasbar sebagai salah satu embrio geopark di Sumbar yaitu Geopark Talamau, Gempa bumi yg terjadi saat ini dengan dikuti oleh fenomena alam lainnya menjadi bagian dari “Geohazard” yang nantinya akan membuka peluang bagi periset nasional atau internasional untuk mempelajari keunikan Geologi Pasbar.
Menyikapi banyaknya korban akibat gempa itu, sesuai data yang didapat dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, ada 7 (tujuh) orang meninggal dunia, 3 (tiga) orang dari Kabupaten Pasaman Barat dan 4 (empat) orang di Kabupaten Kabupaten Pasaman. Sementara korban luka-luka mencapai 85 orang.
Prodi Geografi UNITAS Padang langsung melakukan aksi penggalangan dana Gempa Bumi Pasaman dan Pasaman Barat tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Geografi (HIMAGEO)
“Kami bergerak cepat dalam dalam upaya penggalangan dana untuk bantuan korban bencana alam gempa bumi Pasaman dan Pasaman Barat yang akan diserahkan dalam waktu dekat untuk membantu para korban gempa bumi,” tambahnya yang juga sebagai Kaprodi Geografi. (Nov)