Tiga Setengah Jam Bareng Artis, Pergi Pulang Bandung Plus Kulineran Sate Hadori
Catatan Ilham Bintang, Wartawan Senior
Berangkat ke Bandung teng pukul 9 pagi. Tiba kembali di Jakarta pukul 12.30. Ini bukan sulap. Bukan hipnotis. Ini trip uji coba perjalanan Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung (KCJB), Selasa (19/9/2023).
Malah, perjalanan lebih cepat setengah jam dari prediksi semula Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, ketika mengundang saya lewat WhatsApp (WA), Jumat (15/9/2023) lalu.
Durasi perjalanan itu sudah termasuk istirahat satu jam kulineran di Warung Sate Hadori di Tegal Alur, yang menunya sate dan sop serta gulai kambingnya terkenal maknyuss.
Trip uji coba ini mengesankan karena sekaligus menjadi momen reuni dengan kawan berbagai komunitas yang diundang khusus oleh Menhub Budi Karya Sumadi hari itu.
Suasana semakin riuh dengan kehadiran artis legend Indonesia. Mereka: Widyawati, Roy Marten, Anna Maria, Yenni Rahman, Ninik L Karim, Dwiki Dharmawan dan Ita Purnamasari, Yessy Gusman, Zairin Zain, Hengky Tornando, Ita Mustafa, Indra Bekti, Muhammad Farhan, Aida Mustafa, Ida Royani, Dwi Yan, Tri Budiman, dan beberapa lagi. Anda bisa membayangkanlah serunya joke-joke Roy Marten yang memantik gelak tawa.
Ilham Bintang (kiri) selfie bersama Menhub Budi Karya Sumadi dan artis legendaris di atas KCJB
Penumpang umum pun memanfaatkan momen itu untuk berfoto-foto dengan para artis idolanya. Mereka mengagumi keanggunan Widyawati, kelincahan yang masih tampak pada Ida Royani yang sudah berusia 71 tahun.
Ada juga grup “Komengsong” –WAG komunitas lintas profesi, dari politisi, menteri, diplomat hingga para Pemred– yang banyak public figurenya. Budi Karya Sumadi sendiri merupakan pentolan Komengsong. Lalu, Tantowi Yahya, Saleh Husin, Elfien Guntoro, Husain Abdullah, Budiman Tanuredjo, Timbo Siahaan, Akhmad Khusaini, dan Airin Rachmi Diany. Wartawan senior Marah Sakti Siregar dan Dahlan Iskan juga turut dalam trip ini.
Semangat naik kereta cepat
Kebanyakan undangan sudah tiba di Stasiun Halim sejak pukul 8 pagi untuk keberangkatan pukul 9 pagi. Menunjukkan semangat tinggi terhadap kereta cepat yang sudah dimiliki di Indonesia. Lepas dari pelbagai masalah yang melilit KCJB itu. Seperti biayanya yang membengkak dan harus pula ditalangi dengan jaminan APBN. Tentu terlepas pula dari perhitungan sulitnya pengembalian investasi demikian besar yang telah digelontorkan. Tidak ada pembahasan itu. Di dalam hati penumpang pun mungkin tidak terbersit. Yang penting hari itu happy. Mungkin tepat istilah Tantowi Yahya, “yang penting punya dulu deh”.
Ada beberapa undangan yang baru tiba detik-detik menjelang keberangkatan kereta karena nyasar di akses masuk Stasiun Halim yang masih dalam proses pengerjaan. Peta (map) yang dikirim via link untuk tujuan ke stasiun itu rupanya belum diupdate. Namun, tidak ada informasi ada undangan yang tertinggal kereta.
Beroperasi resmi 1 Oktober
Uji coba KCJB untuk masyarakat dibuka sejak hari Selasa ini hingga 30 September. Mulai 1 Oktober kereta cepat pertama di Indonesia itu akan resmi beroperasi. “Kami menargetkan pada masa normal nanti 30 ribu penumpang perhari,” kata Budi Karya Sumadi yang duduk bersebelahan dengan saya di atas kereta feeder Padalarang – Bandung.
Saat masa uji coba ada dua perjalanan pergi pulang dari Jakarta ke Bandung dan jumlah sama dari Bandung ke Jakarta. Total 8 perjalanan. Setiap perjalanan terdiri atas 8 gerbong yang mengangkut total 500 penumpang secara gratis. “Rencana ke depan kereta akan berangkat setiap jam untuk mencapai target 30 ribu penumpang,” kata Menhub.
Kulineran Sate Hadori Tegal Alur
Dua tahap
Perjalanan ke Bandung dua tahap. Tahap I menggunakan KCJB dari Stasiun Halim ke Padalarang, ditempuh dalam 26 menit. Penumpang turun di sini kemudian berpindah ke KA reguler sebagai “feeder” untuk perjalanan Padalarang – Bandung (Tegalluar). Perjalanan itu ditempuh sekitar 15 menit.
“Seram nggak yah naik kereta cepat itu?” tanya artis Yessy Gusman sehari sebelumnya. Saya jawab pendek. “Saya belum pernah coba yang di Tanah Air. Mestinya aman,” balas saya di WhatsApp.
“Kayak Shinkansen di Jepang yah? ” tanyanya lagi. “Yup,” saya jawab.
Kereta cepat Jepang, Shinkansen, yang disebut Yessy, memang jaminan keamanan dan kenyamanan kereta api cepat di dunia. Sudah beberapa kali saya tumpangi. Shinkansen sendiri beroperasi di Jepang sejak tahun 1964. Sampai hampir 60 tahun usianya, Shinkansen belum pernah mengalami kecelakaan. Saya pertama kali menaikinya di tahun 1985.
KCJB terasakan serupa itu, cepat, halus, dan nyaman. Jangan melihat angka kecepatannya yang 250 km/jam tadi yang terpampang di layar penunjuk kecepatan. Bisa mengkerut sendiri. Kecepatan KCJB bisa mencapai 350 km/jam.
Artis-artis legendaris mejeng disamping KCJB
Saya memperhatikan penumpang kiri kanan saat kereta berpacu dengan kecepatan tinggi. Untunglah pada umumnya asyik bercengkrama dan berfoto- foto. Tidak ada yang menampakkan wajah cemas. Semua tampak sumringah. Tahu-tahu kereta yang sangat stabil itu sudah tiba di tempat tujuan.
Apakah kecepatan maksimumnya pernah dicoba? “Kecepatan maksimum sering diuji coba sewaktu tanpa penumpang umum,” ujar Budi Karya Sumadi.
Waktu ditumpangi presiden minggu lalu?
“Belum dimaksimalkan,” sahut Budi lagi.
Menurut Menhub, harga tiket perjalanan KCJB dari Stasiun Halim -Padalarang dibanderol Rp250.000 sekali jalan. Menhub akan mengusahakan paket tiket sampai Bandung (Tegalluar) seharga Rp270.000.
Sebagai tuan rumah, Menhub tampak sibuk dalam perjalanan uji coba KCJB. Ia berjalan dari satu gerbong ke gerbong lain menyapa para penumpang. Sesekali ia merekam komunitas yang ingin menyampaikan testimoni. Dia yang memimpin langsung. “Kereta cepat Jakarta Bandung wuizzz”. Wuizzz itu adalah manifestasi kecepatannya. Semoga wuizzz juga pengembalian investasinya. (*)