Pessel

Stok Pangan Dari Pessel Hanya Akan Jadi Ilusi Jika Irigasi Tak Diperbaiki

PILARBANGSANEWS.COM. PADANG,-– Swasembada pangan (beras) yang dicanangkan Presiden Jokowi sangat tergantung dari hasil panen petani di daerah daerah yang akan disumbangkan menjadi stok nasional.

Produksi padi petani Pessel diharapkan untuk satu kali MT (musim tanam) 317 ribu ton, akan menjadi sebuah ilusi (angan angan) tanpa dapat terealisasi mengingat dari 20.900 Ha lahan pertanian sawah beririgasi hanya 47 persen dalam kondisi baik selebihnya rusak berat akibat bendungan sudah termakan usia uzur dan bobol akibat dihondoh banjir. Padahal irigasi adalah urat nadi bagi terjaminnya indek pertanaman pada lahan pertanian sawah.

Kepala Dinas Prasarana dan Sumber Daya Air (PSDA) Doni Gusrizal kepada wartawan Haluan Okis Mardinsyah membenarkan kondisi iriasi di Pesisir Selatan kini sudah berada pada tingkat tidak dapat diandalkan.
Menurut Doni kondisi ini diperparah lagi akibat minimnya ketersediaan anggaran untuk peningkatan irigasi disejumlah daerah.

“Apalagi saat ini ada kebijakan pemerintah pusat bahwa pemberian kewenangan yang terbatas kepada Kabupetan dalam perawatan dan pembangunan irigasi. Pemerintah Daerah kabupaten hanya diberikan kewenangan mengelolah saluran irigasi 1000 hektare ke bawah, sementara apabila luas diatas itu menjadi kewenangan provinsi dan pusat,” ungkapnya kepada Haluan di Painan beberapa waktu yang lalu.

Dijelaskan, sepanjang tahun 2018, anggaran peningkatan untuk saluran irigasi hanya sebesar Rp16 miliar. Alokasi itu, kata dia, terdiri dari Rp9 miliar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kemudian ditambah Rp7 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Memurutnya, angka itu lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya. Kendati demikian, tahun ini Pessel juga mendapatkan alokasi dana hingga Rp36 Milyar untuk irigasi. Dana itu merupakan pinjaman Indonesia pada Jepang untuk peningkatan dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).

“Penurunan ini terjadi pada semua Organisasi Pemerintah Daerah akibat adanya pemotongan Dana Alokasi Khusus (DAU) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sehingga penurunanya mencapai 50 persen,” jelasnya.

Apa solusinya?

Selain kepekaan Pemda Sumbar mengatasi persoalan irigasi di Pessel, Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni, juga harus pandai-pandai menggaet dana Kementrian PUPR untuk rehabilitasi irigasi yang telah uzur dan tak berfungsi itu.

Saat ini ada dua bendungan irigasi yang rusak berat di Pesisir Selatan, masing masing Batang Jalamu di Kanagarian IV Koto Hilie dan Irigasi Talang Kamuniang di Air Haji.

Iragasi setengah tehnis Batang Jalamu rusak dua tahun lalu akibat dihondoh aie gabuak (sugai meluap). Irigasi ini mengairi 500 Ha lahan pertanian sawah di Kanagarian IV Koto Hilie Dan Koto Nan Duo.

Kemudian iragasi Talang Kemuniang selain bendungan bobol juga saluran sekunder banyak yang bocor, sehingga diatrubusi air tidak terkirim sampai masuk ke areal pertanian warga. (Okis/YY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *