.

Kapolres Solok Kota AKBP Dony Setiawan Dimutasi Banyak Yang Kaget

PILARBANGSANEWS. COM. BATANG KAPEH,–
Dibawah ini adalah salah satu Judul berita dari media Online patronnews.co.id ;

“Gerbong Mutasi Bergulir ke Tingkat Perwira Menengah di Polda Sumbar. Polres Solok Kota Berganti Pimpinan?”.

Membaca judul berita itu selintas membuat diri saya bertanya tanya, apakah katarak dimata saya telah bertambah tebal? Sehingga saya tak melihat ada nama AKBP Dony Setiawan kini menjabat Kapolres Solok Kota dalam daftar perwira yang dimutasi itu.

E setelah berita itu saya baca dengan teliti, tidak ada yang salah pada kornea mata saya, meskipun mata saya saat ini sudah harus dilakukan tindakan opraratif karena tebal dilapsi lemak katarak, tapi masih terang dan cukup jelas melihat daftar nama perwira yang dimutasi itu.

Lalu kenapa saya sempat kaget, membaca judul berita diatas? Alasannya judul itu ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam berita itu, jika hanya dilihat dari aspek judulnya tanpa dibaca isi beritanya.

Jawabnya iya dan tidak.

Biasanya seorang pejabat dilingkungan organisasi Polri dimutasi itu ada disebabkan beberapa alasan, antara lain; pertama karena berprestasi maka yang bersangkutan diberi jabatan baru yang lebih baik tetapi dengan tantangan yang lebih hebat pula dan kedua seorang yang dimutasi begitu cepat juga ada akibat kealfaannya melakukan sebuah tindakan yang kurang sejalan dengan kebijakan pimpinan.

Nah…, karena penasaran membaca judul berita membuat saya tertarik untuk membaca isi berita. Ow…. Ternyata Dony tidak pindah, sebab pimpinan tentu telah mengetahui sepak terjang Dony,

Dony Setiawan mulai memimpin Polres Solok Kota selama 9 bulan. Yakni terhitung 6 Juni 2017 menggantikan AKBP Susmelawaty Rosya. Ditunjuknya Dony Setiawan didahului dengan “insiden” dugaan persekusi Dokter Fiera Lovita (dr. Lola).

Begitu ditunjuk sebagai Kapolres Solok Kota, Dony Setiawan langsung melakukan sejumlah gebrakan dengan merangkul seluruh pihak. Lulusan Akpol tahun 2000 tersebut, langsung diterima di Wilkum Polres Solok Kota dan menjadi idola baru masyarakat. Berbagai kegiatan yang membuat dekat kepolisian dengan masyarakat dan Forkopimda dilakukan Pamen Polri kelahiran Palembang tahun 1977.

Bukti dia dekat dengan masyarakat termasuk masyarakat adat di Kota Solok, Dony Setiawan dianugerahi gelar adat kehormatan oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Datuak Pandeka Rajo Mudo. Gelar ini merupakan gelar pertama dan satu-satunya yang diterima oleh seorang Kapolres di Wilkum Polres Solok Kota. Apalagi, gelar itu diterima oleh Dony, jangankan ditanya masalah adat, bahasa Minang pun Deny baru paham dengan kata Uda dan Uni serta ciek kalau menyebut angka satu.

Pemberian gelar Sangsako kepada seorang pejabat publik bukanlah sesuatu yang mudah. Harus melalui pertimbangan yang matang dan kajian mendalam. Dony Setiawan akhirnya diputuskan pantas menerima gelar tersebut. Yakni dengan
Gelar Datuak Pandeka Rajo Mudo yang disandang Dony Setiawan, tidak bisa disandang oleh sembarang orang. Gelar tersebut hanya bisa diberikan kepada orang yang benar-benar mampu, berani, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian itu berdasarkan bukti nyata atas keberhasilan yang telah dilakukan oleh seseorang yang akan memakai gelar tersebut. Datuak Pandeka Rajo Mudo memang masih muda, namun keberhasilannya dalam memberikan kenyamanan, keamanan, serta menyatukan masyarakat Kota Solok, membuatnya pantas dan layak menyandang gelar tersebut,” ujar Yanuardi Dt Tanali, Ketua KAN Kota Solok.

Seiring bergulirnya waktu, kedekatan Dony Setiawan dengan seluruh elemen masyarakat makin “menjadi-jadi”, termasuk dengan Forkopimda. Bahkan Pisah Sambut Dandim 0309 Solok dari Letkol (INF) Irwan Harjatmono ke Letkol (ARH) Priyo Iswahyudi dilangsungkan di Mapolres Solok Kota. Hal itu kemudian membuat aparat Polres Solok Kota dan aparat Kodim 0309 Solok menjadi dekat dan saling bekerja sama dalam setiap kegiatan. Berkah yang sama juga diterima oleh Forkopimda lain, seperti kejaksaan, Polisi Militer, Kemenag Kota Solok dan Kemenag Kabupaten Solok, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, DPRD Kota Solok, serta Pemko Solok dan Pemkab Solok.

“Kodim dan Polres adalah abang-adek. Tak ada seorang pun yang boleh mengganggu persaudaraan kami,” ujar Dandim 0309 Solok, Letkol ARH Priyo Iswahyudi.

Walikota Solok Zul Elfian menaiki becak motor (betor) pengangkut sampah saat aksi bersih memungut sampah se-Kota Solok di Mapolres Solok Kota.

Di samping hubungan baik dengan eksekutif, legislatif dan yudikatif, pilar keempat demokrasi, insan pers, juga dirangkul. Di samping pemberitaan dan aktivitas jurnalistik, sejumlah kegiatan kemasyarakatan digagas oleh Forum Komunitas Wartawan Solok (F-Kuwas) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Solok. Seperti misalnya Aksi Bersih Memungut Sampah se-Kota Solok dan Lomba Mancing “Basisentak” berhadiah mobil dalam rangka Ulang Tahun Kota Solok ke-47. Hal itu juga didukung oleh latar belakang Dony yang sebelumnya juga dekat dengan wartawan-wartawan nasional saat bertugas di Mabes Polri. Serta kedekatan Wakapolres Kompol Sumintak dengan wartawan-wartawan Kota Padang saat menjadi Kapolsek Padang Barat dan Kabag Ops Polresta Padang.

Kemitraan Polres Solok Kota dengan insan pers di Kota Solok dan Kabupaten Solok) sangat terasa. Polisi kini menjadi mitra dalam tugas-tugas jurnalistik kami,” ungkap Roni Natase, Ketua F-Kuwas.

Kegembiraan personel Polres Solok Kota usai pengungkapan 90 kilogram ganja asal Aceh, akhir Desember 2017.

Di internal Polres Solok Kota, sejumlah prestasi ditorehkan Polres Solok Kota. Salah satunya adalah penangkapan ganja 90 kilogram dari Aceh pada akhir Desember 2017 lalu. Lalu pembangunan Command Center dan Videotron Polres Solok Kota. “Sentuhan” Dony Setiawan dan Wakapolres Sumintak, membuat personel Polres Solok Kota, terjun ke masyarakat melebihi tugas yang seharusnya. Hal ini terlihat dari para Bhabin Kamtibmas yang melakukan terobosan-terobosan baru, yang membuat nama institusi polisi menjadi harum. Seperti misalnya Bhabin Kamtibmas Indudur Bripka Mai Hendri yang membangun rumah Kakek Samuni dengan uang sendiri, Bripka Edwardo yang membangun rumah warga miskin korban kebakaran di Tanah Garam Kota Solok, perputakaan keliling dengan mobil pribadi, dan puluhan kiprah Bhabin Kamtibmas lain yang di masyarakat yang tidak ingin diekspos media massa.

Bahkan, dalam sebuah giat dengan masyarakat, seorang Kasat dan Kapolsek pun turun tangan dan rela berkotor-kotor. Seperti misalnya Kapolsek X Koto Diateh Iptu Hendri yang mencari dan menandu korban tanah longsor di Nagari Sibarambang, Kabupaten Solok beberapa waktu lalu.

“Kapolres seperti beliau hanya ada 1 dari 1.000 Kapolres. Beliau adalah berkah bagi masyarakat di Wilkum Polres Solok Kota dan berkah juga bagi kami para anggota. Jika beliau dimutasi, kami hanya bisa berharap dapat pengganti yang sepadan. Kami sadar, beliau ‘terlalu pintar’ dan ‘terlalu hebat’ untuk bertugas di sini. Beliau pantas untuk jabatan yang lebih tinggi. Kami cuma berharap beliau bisa di sini lebih lama lagi,” ungkap seorang personel Command Center, yang diamini personel SPK.

Semua keberhasilan AKBP Deny Setiawan yang ditulis oleh seorang wartawan di Kota Solok yang bernama Rizal Islami, ini memang sebuah pujian, tapi dibalik itu yang diharapkan adalah bagaimana Deny bisa selalu eksis dengan inovasi-inovasi baru yang muaranya adalah demi Kamtibmas dan penenggakan hukum benar benar berjalan sebagai mana yang diharapakan..

Bravo untuk AKBP Deny Setiawan… Ingat…, Pujian sering menjadi racun bagi meraih kesuksesan berikutnya.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *