Perjuangan Balita Nisa Salsabila Melawan Thalasemia (Kelainan Darah)
.
.
Ujian Cinta Pada Si Buah Hati
Anak adalah buah hati. Paubek jariah, palarai damam (pengobat letih, pereda sakit). Tapi bagaimana jika sang anak justru yang sakit dan selalu letih?
Nisa Salsabila, anak pasangan Dasril dan Anita Oktavia , warga Rimbo Barantai RT 02, RW 05 Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok, sekilas terlihat sama seperti anak sebayanya. Namun, balita berumur tiga tahun itu, harus menanggung beban penyakit mematikan. Di dalam darahnya, terkandung penyakit kelainan genetik. Thalasemia, telah terdeteksi di tubuhnya sejak berumur 2,5 tahun. Penyakit yang memaksanya secara teratur harus melakukan transfusi darah. Ya, secara teratur harus berurusan dengan jarum suntik berukuran besar.
Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan yang mana tubuh tidak memproduksi cukup hemoglobin sehingga mengakibatkan jumlah hemoglobin di dalam tubuh sedikit. Hemoglobin adalah protein pembentuk sel darah merah yang berguna untuk mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh. Saat tubuh kekurangan hemoglobin, sel darah merah tidak bisa berfungsi dengan baik dan hanya dapat hidup untuk waktu yang pendek. Karena sedikitnya sel darah merah sehat yang beredar ke seluruh tubuh, maka oksigen yang diantarkan ke seluruh tubuh tidak cukup dan mengakibatkan seseorang terkena anemia dengan gejala mudah merasa lelah, lemah, dan bahkan sesak napas. Orang dengan thalasemia dapat mengalami anemia ringan ataupun berat. Anemia berat dapat mengakibatkan kerusakan organ dan mengakibatkan kematian.
Meski begitu, di tengah himpitan biaya besar tersebut, keluarga kecil tersebut tetap mendapat keringanan. Untuk transfusi darah secara berkala, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menanggung biaya transfusi dan perawatan.
“Biaya transfusi dan perawatan ditanggung BPJS Kesehatan. Namun, untuk obat-obatan tidak ditanggung,” ujarnya.
Kondisi Nisa yang harus melakukan tranfusi darah seumur hidup dan biaya obat-obatan yang tidak sedikit, hampir membuat orang tua Nisa putus asa. Namun, dukungan dari kerabat, tetangga dan warga sekitar, membuat keluarga Dasril dan Anita tetap tegar. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Tanah Garam, Rusdi Saleh, bersama pemuda Tagarso (Tanah Garam Solok), selalu memberikan dukungan moral dan materil atas apa yang menimpa pasangan muda tersebut.
“Kita jangan berputus asa. Harus berusaha, sabar dan selalu berdoa untuk kesembuhan Nisa. Apa yang bisa kita bantu, marilah kita bantu,” papar Rusdi Saleh, saat mendatangi kediaman Nisa bersama pemuda, beberapa waktu lalu.
Hingga kini, untuk pengobatan thalasemia, cara yang paling baik adalah transfusi darah secara teratur dan pemberian suplemen folat. Saat menjalani transfusi darah, penderita akan menerima terapi chelation untuk mengeluarkan kelebihan zat besi di dalam tubuhnya. Transplantasi sumsum tulang juga efektif mengobati penyakit thalasemia, terutama pada anak-anak. (***)
Catt:
Bagi masyarakat yang ingin membantu memberikan dukungan moril dan materil, dapat menghubungi ibunda Nisa di nomor 085274585128. Atau ke rekening BRI Nomor: 5553-01-000993-52-8 a.n Anita Oktavia.
Laporan: RIJAL ISLAMY Solok