.

Satu Orang Meninggal Dunia Tertimpa Reruntuhan Diding Rumahnya Saat Gempa Terjadi Di Solok

BATANG KAPEH, PILARBANGSANEWS. COM,–
Seorang lelaki dinyatakan meninggal dunia di Nagari Batang Barus Kabupaten Solok, akibat tertimpa runtuhan bangunan rumahnya saat gempa melanda di Solok dan beberapa wilayah di SUMBAR

Demikian kabar duka ini beredar di grup WhatsApp, namun ketika kami mencoba menghubungi Kapolres Arosuka AKBP Ferri Irawan, pesawat seluler Kapolres sepertinya tidak aktif. Diperkirakan Kapolres sedang berada dilapangan.

Korban yang meninggal itu diidentifikasi bernama Buyuang Jenggo umur 70 tahun. Informasi adanya korban meninggal akibat gempa yang terjadi diperoleh anggota Grup WhatsApp, dari staf Nagari Batang Barus, Kabupaten solok.

Sementara itu, gempa yang terjadi Sabtu, 21 Juli 2018, pukul 14.58.17 WIB, wilayah Kabupaten Solok adalah gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini memiliki kekuatan M=5,5 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,4. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,07 LS dan 100,55 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 15 km arah barat daya Kota Solok, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 14 km.

Gempabumi yang terjadi di Kabupaten Solok ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, merupakan jenis gempabumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Sumani. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar geser mendatar (Strike Slip).

Dampak gempabumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan antara lain di daerah Kota Padang dan Painan I-II SIG (II-V MMI). Sesuai dengan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Gunungtalang II SIG BMKG (V MMI), Kota Padang II SIG BMKG (III-IV MMI), Bukittinggi II SIG BMKG (III MMI), Padang Panjang dan Padang Pariaman I-II SIG BMKG (II-III MMI), dan Sawahlunto I SIG BMKG (II MMI). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami

“Hingga pukul 15.14 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” demikian relis
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, ST, Dipl. Seis, M.Sc. (YY/rjl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *