Kebebasan Demokrasi Jangan Kebablasan, Mestinya Tak Ada Lagi Perpecahan !
Pemilu selalu saja menyisakan berbagai persoalan di sana-sini. Sebagai manifestasi sistem demokrasi dalam mewujudkan kedaulatan rakyat, Gerakan Rakyat Cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (GERCIN NKRI) berharap dalam pemilu seluruh elemen masyarakat benar-benar mewujudkan cita-cita dan negara yang demokratis dengan bersendikan nilai kejujuran dan keadilan, proses tabayun, tasamuh (toleransi), serta ukhuwwah (persaudaraan) yang mengikatkan seluruh lapisan masyarakat, ujar Juru Bicara GERCIN NKRI D. Manurung dalam keterangan tertulisnya kepada awak media.
Pengejawantahan nilai-nilai agama sebagai bentuk dialektis dalam beragama menjadi sangat penting untuk dapat menciptakan persatuan dan keutuhan bangsa. Melihat kejadian yang terjadi di Solo, Wakapolresta Surakarta, AKBP Andy Rifai, menjelaskan bahwa penyekatan di batas kota dilakukan karena acara tersebut ilegal. Polisi telah meminta panitia mengajukan surat izin, namun tak diindahkan.
“Ini kan kegiatan ilegal, tidak ada izinnya. Harusnya kan sesuai UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan Peraturan Kapolri nomor 10 tahun 2012 tentang penggunaan jalan di luar fungsinya,” kata Andy.
Menurutnya, polisi juga sejak awal meminta panitia memindahkan lokasi tablig akbar ke Masjid Agung. Dengan demikian, acara tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain.
“Sejak awal kita pastikan itu kegiatan politik atau tablig akbar, acara agama. Kalau acara agama, kita sarankan ke Masjid Agung. Biar tidak mengganggu masyarakat umum,” kata dia. Menyikapi tindakan Polisi dengan memberikan kelonggaran mereka untuk tetap berkegiatan seharusnya dapat dipahami secara komprehensif, ujar D.Manurung.
Menindaklanjuti toleransi yang telah diberikan oleh Polresta Surakarta, Jubir Gercin NKRI mengapresiasi penuh pihak kepolisian yang telah bertugas sesuai fungsi dan tugasnya yang diatur dalam Undang-undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, jelas D.Manurung.
D.manurung menegaskan bagi para pihak yang berkepentingan hendaknya menahan diri dari “menjual” agama dengan cara-cara yang tidak elegan demi memenuhi hasrat dan kepentingan politiknya.
Mereka yang menjadikan agama hanya sebatas komoditas politik agar mengintrospeksi diri dan berupaya untuk memperbaiki kesalahan pemahaman serta mis-interpretasi ajaran agama, tegas D.Manurung.
“Dengan demikian, agama akan menjadi benteng pertahanan yang berfungsi sebagai pengawas jalannya pemilu yang jujur dan adil sesuai dengan prinsip demokrasi yang free and fair”, kata D.Manurung.
Pemilu merupakan bentuk manifestasi demokrasi yang bertujuan untuk memilih secara langsung kepala negara, kepala daerah ataupun perwakilan di parlemen. GERCIN NKRI melihat pelaksanaan pemilu yang kerap menyisakan berbagai konflik yang mengemuka di masyarakat seperti berbagai macam isu yang mengemuka adalah isu agama yang kembali menjadi primadona dalam ajang pesta demokrasi seperti halnya pada pemilihan presiden tahun ini dan saling lempar isu dan informasi yang melibatkan unsur agama demi melegitimasi kepentingan pribadi dan golongan baik secara daring (Online) maupun luring (Offline), kata D.Manurung.
GERCIN NKRI meminta kepada seluruh komponen anak bangsa agar dialektika beragama melalui pengejawantahan nilai dan ajaran agama dilakukan secara benar agar instrumen penting dalam proses berdemokrasi di Indonesia yang berketuhanan dapat membangun dan menjaga keutuhan bangsa dalam bingkai negara Pancasila, tegas D.Manurung.
Kebebasan dalam demokrasi yang diberikan kepada rakyat untuk dapat mengekspresikan segala hal baik berupa pendapat, ekspresi dan sebagainya tetap diperlukan adanya batasan-batasan yang dinilai mampu mengeliminir tindakan-tindakan kebebasan yang kebablasan. GERCIN NRKI meminta kepada seluruh Rakyat Indonesia untuk menahan diri dan tidak melakukan kecurangan seperti kampanye hitam (black campaign) manipulasi politik, money politics, penyiaran berita bohong, penyebaran fitnah termasuk berita hoaks guna memenangkan sebuah kompetesi, ajak D.Manurung.
GERCIN NKRI berharap masyarakat rukun, damai dan sejahtera agar dapat mewujudkan negara yang sejahtera yang berlandaskan kepada nilai-nilai ketuhanan dengan semangat persatuan bangsa mari bersama kita dorong dan pacu agar tidak ada lagi perpecahan atas nama agama mengingat bahwa semua agama menentang adanya kekerasan, perseturuan, dan perpecahan, jelas Juru Bicara GERCIN NKRI D.Manurung mengakhiri penjelasannya.